2.7

3.3K 453 63
                                    

♛.

Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, Mashiho segera bangkit dari kasur dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah mandi, ia mencuci wajahnya di wastafel seraya bercermin lalu memakai pakaiannya.

Sebelum keluar dari kamar, Mashiho melirik Junkyu yang sedang tertidur pulas sesekali mendengkur, menandakan bahwa lelaki dewasa itu tertidur dengan sangat nyenyak. Bibir Mashiho terangkat membentuk senyuman, lalu keluar dari kamar berniat untuk membuatkan sarapan untuk mereka berdua.

Saat hendak memasak, Mashiho mengerinyit bingung karena stok bahan makanan di kulkas tinggal sedikit dan hampir kosong. Terakhir kali Mashiho berbelanja di supermarket saat bersama Junkyu dua atau tiga minggu yang lalu. Mungkin, nanti siang ia akan pergi berbelanja bahan makanan di supermarket bersama Asahi.

Menggunakan bahan seadanya, Mashiho memotong daging ayam serta sayuran dengan lihai dan rapih. Tentu saja semuanya berkat Junkyu yang mengajarinya bagaimana cara memasak. Kali ini Mashiho akan memasak ayam saus asam manis, yang merupakan makanan kesukaan Junkyu.

Tanpa sadar Junkyu sudah terduduk di atas kursi dengan setelan jas rapihnya, menatap punggung Mashiho yang sibuk memasak sarapan untuknya. Dari aroma masakannya, Junkyu dapat menebak apa yang sedang dimasak oleh kekasihnya itu. Setiap takaran bumbu yang Mashiho masukan di masakannya sangatlah pas, membuat masakannya terasa lebih enak.

Mematikan kompor, Mashiho menghidangkan masakannya di piring yang telah ia siapkan. Lalu ia berbalik kebelakang meletakan masakannya itu diatas meja dapur. Mashiho terkejut melihat Junkyu yang sudah rapih dengan setelan kantornya. Apa ia masak se—lama ini? kenapa tiba–tiba Junkyu sudah siap, padahal tadi lelaki itu sedang tertidur dan Mashiho sama sekali tidak membangunkannya.

Junkyu menarik lengan Mashiho untuk duduk disampingnya, yang ditarik hanya menurut. Mencoba menormalkan jantungnya yang berdetak kencang saat melihat bagaimana tampannya Kim Junkyu dengan penampilannya hari ini.

Mashiho tidak dapat mengalihkan pandangannya dari lelaki di sampingnya. Semakin hari dia terlihat semakin tampan. Dilihat dari sisi manapun dia terlihat tampan, bagaimana Mashiho tidak semakin jatuh cinta padanya?

Setelah bermenit–menit menghabiskan waktu untuk sarapan, Junkyu pun bangkit dari duduknya. Mashiho membantu memasangkan dasinya, sedikit berjinjit karena tinggi badan Junkyu yang memang lebih tinggi darinya. Jari–jari lentiknya bergerak merapihkan rambut yang lebih tua.

"Kakak berangkat dulu, hari ini janji bakal pulang cepat." ucap Junkyu kemudian mencium dahi Mashiho seraya memejamkan kedua maniknya. Mashiho mengangguk ragu, entah kenapa hari ini perasaanya tidak enak. Ia seperti merasa akan ada sesuatu yang terjadi.

Ia menatap Junkyu dengan senyuman kecil di bibirnya, memeluk tubuh besar kekasihnya itu dengan erat membuat Junkyu dengan senang hati membalas pelukannya. Mengusap surai hitam pekat itu dengan lembut. Menghirup aroma lemon kesukaan Junkyu di rambutnya. "Janji ya kakak pulang cepat. Mashiho tunggu kakak disini," bisik Mashiho lirih.

Tanpa membalas, Mashiho dapat merasakan Junkyu mengangguk atas ucapannya barusan. Lelaki Kim itu kembali mencium dahinya. Mengusap surai—nya, menghujani wajahnya dengan sebuah ciuman.

♛.

Mashiho baru saja selesai berbelanja di supermarket bersama Asahi. Kini mereka berdua sedang mampir ke sebuah cafe untuk mengobrol dan melepas rindu karena hampir 1 bulan mereka tidak saling bertemu—hanya saling mengabari melalui aplikasi pesan.

"Bagaimana kabar hubunganmu dengan Yoon Jaehyuk? Kalian baik–baik saja kan?" tanya Mashiho seraya memakan kue pie yang ia pesan tadi. Kurang lebih mereka sudah menghabiskan waktu bersama sejak siang tadi. Asahi menganggukkan kepalanya, "kami baru saja bertemu kemarin, Jaehyuk cukup sibuk akhir–akhir ini." Asahi mendesah kecil. Kenyataannya memang seperti itu, terkadang Jaehyuk sampai lupa mengabari Asahi selama satu minggu.

Mashiho tersenyum kecil, "Pasti Jaehyuk sangat sibuk. Eum—bukankah Jaehyuk yang akan meneruskan perusahaan Yoon? dia perlu banyak belajar untuk menjadi seorang penerus, Asahi. Kak Junkyu dulu juga seperti Jaehyuk, ayah Yunoh sering mengajarkan banyak hal pada Kak Junkyu sebelum ia masuk kuliah."

Mashiho mengusap bahu Asahi pelan, melemparkan senyum kepada sahabat dekatnya tersebut. Lelaki Hamada itu hanya mengangguk lalu menegak lemon tea yang Mashiho pesankan untuknya.

Lama berbincang, Mashiho pun pamit pulang pada Asahi. Tiba–tiba ia teringat kalau Junkyu akan pulang lebih awal. Maka dari itu, Mashiho berniat memasakkan sesuatu untuk Junkyu. Mashiho sangat bahagia saat Junkyu mengirimkan pesan padanya tadi bahwa lelaki itu sedang dalam perjalanan pulang.

Sesampainya di apartemen, Mashiho segera menyiapkan bahan–bahan makanan yang ia beli bersama Asahi tadi diatas meja. Memasak berbagai macam makanan yang akan ia makan nanti bersama Junkyu. Waktu berganti menjadi senja,

Mashiho masih setia terduduk di kursi makan, menatap jendela yang menampilkan matahari sebentar lagi akan tenggelam. Bibirnya mengerucut, Junkyu belum juga tiba di apartemen. Hal itu membuat Mashiho teramat sangat khawatir. Terakhir Junkyu mengabarinya lewat pesan bahwa ia sedang dalam perjalanan pulang.

Namun hingga sekarang, lelaki itu belum kunjung tiba. Berkali–kali Mashiho melirik ponselnya, menunggu kabar dari Junkyu. Nihil, tidak ada pesan masuk satupun. Ketika Mashiho hendak bangun untuk pergi ke kamar, ponselnya secara tiba–tiba berdering.

Itu panggilan dari Junkyu, dengan cepat Mashiho mengangkatnya. Yang ia dengar diseberang sana bukanlah suara Junkyu, melainkan orang lain.
"K—kak Jihoon? kenapa ponsel kak Junkyu ada sama kakak?" Mashiho bertanya takut. Ia mengigit bibirnya saat mendengar suara Jihoon yang terdengar sangat gelisah.

"Mashiho, Junkyu kecelakaan.."

♛.

♛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang