1. Kim Family

5.2K 267 126
                                    

Dengerin lagunya

  

|

  

  

||

  

  

|||








Kim Taeyeon, pria berusia nyaris setengah abad, pengusaha sukses dan memiliki keluarga yang nyaris sempurna, istri cantik, serta dua putra tampan yang berbeda sifat dan sikap, Kim Amber, berusia dua puluh lima tahun, putra pertama Taeyeon, pemuda berisik, manja, dan slengekan, dia adalah putra pertama Kim, dan Kim Limario, berusia dua puluh tiga tahun, pendiam, penuh kasih sayang dan bertanggung jawab, dia adalah putra kedua Kim, sekarang mereka berdua sama-sama berkuliah di Seoul National University.




"Morning momm, dadd" sapa Amber dengan gaya khas anak gaul nya pada kedua orang tua nya, lalu duduk dengan serampangan di hadapan Taeyeon dan mulai mengambil sarapan nya.




"Morning to son" balas Taeyeon



"Tidak menunggu dongsaeng mu Amb?" Tanya Tiffany, agar Amber memulai sarapan nya bersama Rio.



"Rio sudah disini momm" sahut si bungsu melempar senyum lebar nya.



"Selamat pagi dadd, momm, hyung" sapa nya sambil berjalan menuju ke meja makan.




"Selamat pagi boy" sambut Tiffany yang kemudian menyiapkan sarapan untuk si bungsu.




"Aku selesai momm, dadd, bye" pamit Amber, Rio mendongak menatap polos sang hyung, padahal Rio baru saja hendak menyuap sendokan pertama nasi goreng buatan sang mommy, tapi hyung nya sudah buru-buru untuk berangkat.




"Amber, tunggulah Rio sampai selesai makan terlebih dahulu" tahan Tiffany.




"Ayolah momm, Rio lama makan nya, dan ini sudah siang, Amber terlambat nanti" alasan nya.




"Its okey momm, Rose nanti yang akan menjemput Rio" hibur si bungsu.


"See?" Kesal Amber pada sang mommy, dia lalu berangkat ke kampus dengan mobil sport nya.




"Kamu berangkat dengan daddy ne?" Pinta Tiffany pada Rio yang masih sibuk menikmati sarapan nya, yang di tanya melirik ragu sang ayah yang tak memberi respon apa-apa, Rio kemudian tersenyum hangat pada sang mommy.



"Rose sudah dalam perjalanan kesini momm, tenang saja" ujar Rio, Tiffany mengangguk lega, setelah itu Rio berpamitan pada kedua orang tua nya, kemudian keluar dari rumah megah kedua orangtua nya.



"Pagi uncle" sapa Rio di ambang pintu, pada asisten sang ayah.



"Pagi tuan muda" balas Yuri membungkuk segan.



"Rio uncle, tak ada tuan muda di hadapan uncle" kekeh Rio, Yuri mengangguk.


"Mau ku antar?" Tawar nya pada Rio.


"Tidak perlu uncle, teman ku sudah di depan" tolak Rio, dengan ransel menggantung dibahu kanan nya, pemuda itu berjalan menuju halte bus terdekat.


Tiffany melirik sang suami yang sedari tadi hanya sibuk dengan ipad nya memeriksa setiap email yang masuk tentang urusan kantor.



"Oppa, kapan Rio akan mendapatkan mobilnya sendiri?" Tanya Tiffany kesal, karena Amber diberi mobil oleh sang suami sedangkan Rio tidak, dan Amber tak pernah mau memberi tumpangan pada dongsaeng nya itu.



"Nanti, belum waktu nya" jawab Taeyeon acuh, tanpa membuang tatapan nya dari layar ipad di tangan kiri nya itu.



"Ini adalah jawaban yang sama oppa berikan entah dari kapan, aku yang mendengar nya saja bosan, apa oppa tak bosan selalu mengucapkan kalimat itu?" Sindir Tiffany, dia kemudian beranjak keluar tanpa berpamitan pada sang suami karena kesal.



Tiffany sendiri memiliki usaha konsultan fashion online, dan memiliki beberapa pegawai di kantor nya, serta memiliki seorang asisten yang cakap bernama Seohyun.


"Selamat pagi unnie" sapa Seo yang sudah siap di depan rumah mewah sang boss.




"Pagi Seo, kita langsung berangkat saja" ajak Tiffany



"Ne unnie" Seo membuka kan pintu penumpang belakang untuk Tiffany, dan dia sendiri duduk di depan bersama sang supir.



Di halte, Rio nampak gelisah, karena bus belum juga datang, berkali-kali dia melihat jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan kiri nya, dan Tiffany terkejut melihat si bungsu ternyata masih di halte dan belum di jemput sahabatnya.



"Seul, putar arah, kita antar Rio dulu" perintah Tiffany pada Seulgi sang supir.



"Ne nyonya" jawab nya, tapi belum sempat Seulgi memutar kemudi nya, Rio sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil mewah berwarna hitam.



"Kenapa tak minta untuk di jemput?" Kesal Rose pada sang sahabat.



"Aku tak enak pada kekasihmu" jawab Rio terkekeh



"Pabo-yaa" kesal Rose, Rio sudah biasa mendengar omelan Rose, sahabat nya semenjak kecil, gadis asli Korea yang lahir di Australia itu, pindah ke komplek perumahan elite di dekat rumah Rio semenjak berusia enam tahun, dari sekolah dasar, sampai kuliah, mereka satu sekolah, itulah yang membuat mereka akrab bagaikan saudara kembar.



"Kita lanjut ke kantor" perintah Tiffany, dia lega Rio akhirnya di jemput oleh Rose.



Sementara di tempat lain

Nampak keluarga kecil yang begitu bahagia telah menyelesaikan sarapan mereka, yaitu keluarga Im, yang memiliki seorang putri tunggal yang cantik bernama Im Irene, yang begitu pandai, hingga mendapat beasiswa untuk berkuliah di Seoul National University, yang biaya nya tidaklah murah, sang ayah Im Yoong adalah seorang pegawai kantor biasa, dan Jessica Jung sang ibu, hanyalah seorang ibu rumah tangga, otomatis perekonomian keluarga itu hanya mengandalkan dari penghasilan sang ayah saja.



"Eomma, kami berangkat" pamit Irene pada sang ibu, sambil mencium pipi nya bergantian.


"Ne, oppa hati-hati, jaga putri kita" pesan Jessica, yaa, hari ini, adalah hari pertama Irene masuk kuliah, dengan di antar oleh sang ayah mengendarai motor nya, karena hanya itu yang mereka punya.



Sesampai di kampus, Irene membuka helm nya dan menyerahkan pada Yoong.


"Nanti appa jemput jam berapa?" Tanya Yoong menerima helm dari sang putri.



"Tak perlu appa, Joy akan memberiku tumpangan nanti, kami sudah janjian semalam" jawab Irene pada sang appa.




"Okey, masuklah" perintah Yoong.


"Sampai nanti appa" pamit Irene, menerima ciuman di kening dari sang appa.




"Ne, fighting" ujar Yoong menyemangati sang putri sambil mengepalkan tangan kanan nya ke udara, Irene terkikik lucu sambil menggeleng dengan tingkah sang ayah yang masih menatapnya sampai Irene benar-benar tak terlihat dari pintu gerbang kampus, gadis itu tak malu atau pun sungkan diantar dengan sepeda motor oleh sang ayah, dia justru merasa bangga dan bahagia dengan kehidupan sederhana keluarga nya.






#TBC







Aku ralat, up 2x seperti biasa jam 6 dan 9 malam ya.

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang