23. Affair

3K 238 114
                                    

Air mata Rio masih menetes dalam diam nya, duduk melamun sambil bersandar pada pintu yang masih sedikit Irene tahan dengan kaki nya, gadis itu terisak pilu diluar pintu, dan karena tak tega mendengar suara tangisan Irene yang menyesak kan, Rio pun menggeser tubuh nya, Irene tahu pintu kamar Rio yang sedikit bergerak, dan tanpa pikir panjang wanita itu segera merangkak masuk ke dalam kamar Rio.

Set

Dia langsung memeluk tubuh Rio dan naik atas pangkuan pria itu yang tak siap dengan reaksi Irene.

Bruk

Punggung Rio membentur pintu kamar nya sampai tertutup sempurna.

"Aku merindukan mu oppa, aku merindukan mu" gumam Irene seperti orang gila dengan air mata yang terus bercucuran, dia mendekap tubuh Rio erat-erat, seolah andai dia meregangkan sedikit saja pelukan nya, Rio akan menghilang.

Sang pemuda membalas pelukan Irene dengan melingkarkan kedua tangan nya dipinggang wanita yang berstatus kakak ipar nya itu, lalu menghirup aroma tubuh nya dalam-dalam untuk mengobati segala kerinduan yang terpendam selama ini, amarah Rio mereda begitu tangan Irene menyentuh nya tadi.

Dan Irene, dia mendekap kepala Rio, sambil terus menciumi nya, Rio mendongak, menatap wajah sembab Irene, mereka berbagi tatapan penuh kerinduan, berlahan tangan kanan Rio meraih tengkuk Irene dan menariknya ke bawah.

Cup

Mata Rio terpejam kala bibir nya menyapa bibir hangat Irene, wanita itu semakin menekan tubuh Rio ke pintu kamar, mereka saling melumat dan menghisap bibir bawah masing-masing bergantian, ciuman mereka berubah menuntut, butuh pelampiasan lebih, Rio membimbing Irene menuju ke atas ranjang nya tanpa melepas tautan bibir mereka, dan tanpa di komando pun keduanya mulai membuka baju masing-masing, Rio menindih tubuh Irene, istri dari hyung nya.

Dan pergumulan panas antara Irene dan Rio pun terjadi, rasa cinta yang masih besar, rindu yang menggunung, membuat mereka hilang akal, hingga nekad melakukan nya di kamar Rio.

"Aaakkhhh. . . Irene-ahh" erang Rio diakhir pergumulan nya.

"Oppa. . . Aakhh. . . " pekik Irene nikmat begitu dia mencapai orgasme nya, tubuh kedua nya lunglai diatas ranjang dengan nafas tak beraturan, Irene menyandarkan kepala nya di dada Rio, masih dengan tubuh telanjang nya, tangan kirinya bermain diatas perut six pack pria yang baru saja menyetubuhi nya itu.

"Oppa"

"Hm"

"Boleh aku meminta sesuatu pada mu?" Mohon Irene, dia lalu mengangkat kepala nya dan berpindah ke ceruk leher Rio, hidung nya sesekali mengendus kulit putih Rio yang aroma nya begitu memabuk kan bagi Irene.

"Apa?" Tanya Rio sambil mengusap punggung Irene.

"Mulai besok, jangan menghindar lagi untuk sarapan bersama, atau pun makan malam bersama, aku bertahan di rumah ini demi bisa bertemu oppa, tolong hadirlah di meja makan, agar aku bisa melihat wajah tampan lelaki ku, satu-satunya pria yang aku cintai selain appa, oppa bersediakan?" Tanya Irene harap-harap cemas.

"Baiklah jika itu yang kamu mau" jawab Rio diakhiri ciuman di kening Irene.

"Saranghae" bisik nya yang masih dapat Irene dengar dengan jelas sebelum wanita itu tertidur karena kelelahan.

Jam lima pagi, Irene mengendap-endap keluar dari kamar Rio dan menyelinap masuk ke dalam kamar sang suami, berbaring miring memunggungi Amber, sambil tersenyum sendiri, bahagia karena cinta nya telah kembali, sampai Amber bangun, Irene tak bisa tidur lagi, dia menyiapkan keperluan suami nya seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa.

Rio sendiri sudah tampil rapi seperti biasa sebelum ke kampus, dia turun dari lantai atas dan duduk disamping sang mommy.

"Morning momm, dadd" sapa Rio ceria

"Morning boy" balas Tiffany dengan senyum khas nya.

"Hm" Taeyeon hanya bergumam menjawab sapaan Rio, Tiffany kemudian menyiapkan sarapan untuk Rio.

"Makan yang banyak ne" pesan Tiffany menyodorkan sepiring nasi lengkap dengan sayur dan lauk nya pada Rio.

"Ne momm" jawab nya, Amber turun bersama sang istri, Irene tersenyum samar melihat Rio yang sedang makan dengan lahap nya, jantung nya berdebar cepat berjalan menuju ke meja makan, Rio memenuhi permintaan nya, membuatnya semakin mencintai putra bungsu Kim itu.

Irene duduk di depan Rio, dia melirik orang-orang di meja makan, termasuk suami nya sendiri, dirasa aman, Irene menggesekan kaki kanan nya di kaki kiri Rio, pemuda itu melirik nya, Irene tersenyum bagai orang kasmaran, selesai makan, Rio meneguk orange jus dengan tangan kanan nya, sementara tangan kiri nya turun ke bawah meja, membelai paha Irene sebagai balasan dari perbuatan sang wanita tadi, Irene nyaris tersedak, wajah nya memerah, dia kemudian menunduk untuk menyembunyikan nya agar tak ketahuan dari yang lain.

"Rio berangkat momm, dadd" pamit Rio mengakhiri aksi nya menggoda Irene, dia lalu meraih tas ransel nya dan berjalan keluar, tapi Rio masih sempat menoleh pada Irene sebelum dia benar-benar menghilang dari balik pintu.

"Rio berangkat momm, dadd" pamit Rio mengakhiri aksi nya menggoda Irene, dia lalu meraih tas ransel nya dan berjalan keluar, tapi Rio masih sempat menoleh pada Irene sebelum dia benar-benar menghilang dari balik pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi Rio-yaa" sapa Yuri.

"Pagi uncle, cuaca yang bagus bukan" sahut Rio girang, Yuri mengerutkan kening nya, merasa aneh dengan Rio pagi ini.

"Yaa, bagus untuk jogging" timpal Yuri asal, Rio terkekeh sambil menggeleng.

Dan mulai hari itu, setiap malam, ketika Amber sudah tertidur, Irene akan menyelinap ke dalam kamar Rio dan tidur bersama, tak jarang juga mereka bercinta beberapa kali dalam seminggu, dan Amber tak tahu tentang hal itu, karena Irene akan kembali ke kamar nya sebelum sang suami terbangun, Rio sendiri selalu ada setiap acara makan malam, pagi atau pun siang di hari minggu.

#TBC

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang