21. Marah

1.9K 234 83
                                    

Sesampai di rumah nya Amber mengamuk di kamar.

"Siapa aku untuk orang tua mu huh? Aku menantu nya atau bukan? Dia belum tahu siapa Amber?" Teriak nya membuat Irene terjengkit kaget, menunduk takut, Amber melempar benda apa saja yang berada di dekatnya.

Padahal usia pernikahan mereka belum genap sebulan, tapi Amber sudah mengamuk karena penolakan Yoong yang diberi nya mobil, meski akhir nya diterima dengan paksaan.

Selesai mengamuk, Irene lah yang membereskan kekacauan yang ditimbulkan sang suami, sambil menangis dia memunguti pecahan kaca cermin, botol parfum dan benda-benda yang dilempar Amber tadi, sementara pria itu tertidur pulas diatas ranjang nya.

Ceklek

Irene membuka pintu kamar nya sambil membawa pecahan kaca yang hendak dia buang.

Deg

Tatapan nya bertemu pandang dengan Rio yang baru pulang dari kampus nya malam itu, ada rasa sakit yang terbaca jelas di kedua mata mantan kekasih yang terpaksa dipisahkan itu, Rio hendak membuka pintu kamar nya yang berseberangan dengan kamar hyung nya, dan tak sengaja dia berpapasan dengan Irene yang keluar dengan wajah sembab nya, rasanya Rio ingin sekali memeluk wanita di depan nya itu, menghapus air matanya, dan menggantinya dengan senyuman di bibir, begitu juga dengan Irene, ingin sekali dia menjatuhkan dirinya ke dalam dada Rio yang hangat dan nyaman, menangis sejadi nya untuk sebentar karena dia tahu, bersama Rio, semua akan baik-baik saja, tapi itu hanya ada di angan mereka, Rio lah yang akhir nya lebih dulu memasuki kamar nya, dan Irene menutup mulutnya dengan tangan kiri nya, sambil berjalan menuju ke lantai bawah, sakit, hati nya sakit melihat Rio yang acuh, Rio sendiri buru-buru meninggalkan Irene karena dia tak tega, melihat air mata yang mengalir di wajah wanita tercinta nya itu.

Pagi nya, Irene hanya bisa menatap Rio dari balik jendela kamarnya dilantai atas, sambil menyiapkan baju ganti untuk Amber, Rio sekarang memang selalu berangkat ke kampus lebih pagi, dan pulang lebih malam untuk menghindari Irene dan Amber.

"Irene-ahh" panggil Amber yang baru keluar dari kamar mandi, dia berjalan mendekati Irene, lalu membelai pipi sang istri dengan punggung tangan kanan nya.

"Maafkan aku semalam ne" sesal nya, Irene tak menjawab, juga tak menatap wajah Amber.

"Ayo kita sarapan ke bawah" ajak nya menggandeng tangan kiri Irene menuju ruang makan.


Malam nya, Amber pulang dari kantor, jantung nya berdebar cepat karena ia berencana ingin mengajak sang istri bercinta, putra sulung Kim itu langsung menuju mini bar yang berada di dekat ruang makan, meneguk beberapa gelas minuman beralkohol saking gugup nya, setelah malam pertama di hotel, Amber memang belum berani meminta lagi pada sang istri, dan malam ini adalah saat yang tepat untuk nya.



Rio sendiri, hampir jam sepuluh malam baru pulang dari kampus nya, saat hendak memasuki kamar nya, dia mendengar suara dari kamar sang hyung.

"Irene-ahh. . . Aaakkkhhh. . . Ini nikmat sekali" desah Amber terdengar sampai ke telinga Rio, yang mematung di depan pintu kamar nya, rasanya dia ingin berteriak sekarang.

Brak

Rio menutup kasar pintu kamar nya, lalu menuju wastafel di kamar mandi, mengisinya dengan air sampai penuh, lalu menenggelamkan wajah nya, sambil berteriak kencang yang tak mungkin di dengar orang lain, karena teredam oleh air yang menelan suara nya, tak ada yang tahu, jika air mata Rio pun sebenarnya juga tak terbendung di dalam wastafel.


Siang nya, Tiffany datang ke kampus Rio, dia  rindu karena jarang bertemu, meski serumah dengan sang putra, memakai kacamata hitam nya, Tiffany berjalan diikuti  oleh Seo dan Seulgi dibelakang nya.

Siang nya, Tiffany datang ke kampus Rio, dia  rindu karena jarang bertemu, meski serumah dengan sang putra, memakai kacamata hitam nya, Tiffany berjalan diikuti  oleh Seo dan Seulgi dibelakang nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan kah itu Tiffany Kim, mommy nya Amber?" Bisik para mahasiswa di Seoul Nation University


"Istri pengusaha, dan konsultan fashion terkenal itu kan?" Bisik yang lain.

"Untuk apa dia kesini? Jangan bilang untuk mengadakan acara konsultasi gratis? Karena untuk sekali tanya jawab saja kabarnya butuh biaya yang banyak" timpal yang lain


"Iya, untuk apa dia kesini? Amber kan sudah lulus" kedatangan Tiffany membuat  mahasiswa yang lain menjadi sangat penasaran.

"Daebak, mommy nya Amber lebih cantik aslinya dari pada di youtube" puji seorang gadis.

"Rio-yaa" panggil Tiffany pada si bungsu yang hendak memasuki kantin, yang dipanggil terbelalak.

"Mommy" kaget Rio tak percaya.

"Mommy?" Beo mahasiswa yang kebetulan berada di dekat Rio dan Tiffany, mereka juga tak kalah shock mendengar Rio memanggil Tiffany dengan sebutan ibu, Rio gelagapan, dia segera berjalan cepat menuju sang mommy.

"Momm, kenapa kesini?" Bisik nya, Seulgi dan Seo terkekeh lucu dengan reaksi Rio.

"Mommy ingin mengajak mu makan siang, kamu begitu sulit mommy temui" sendu Tiffany, Rio merasa bersalah.

"Baiklah, baiklah, ayo kita pergi dari sini" Rio mengalah, menggandeng tangan sang mommy keluar area kampus, sekarang Tiffany yang terkikik gemas, Rio biasanya akan malu bertingkah manja jika diluar, tapi sekarang, dia malah menggandeng sang mommy di depan teman-teman nya.

"Sudah ku bilang kan, dia lebih keren dari Amber, dan apalagi ternyata mereka adalah saudara kandung" seloroh seorang mahasiswi melihat cara Rio memperlakukan mommy nya.

Mereka berempat pun menuju ke sebuah restaurant mewah, Rio sedang menikmati waghyu steak kesukaan nya, tapi sang mommy berulang kali menyuapi nya daging babi asap, hingga membuat Rio jadi memakan dua menu, Tiffany senang Rio bersedia makan banyak, tak sia-sia dia sampai harus menjemputnya ke kampus, karena sang mommy tak tahu, selama ini si bungsu makan dimana.

Setelah makan, Tiffany kembali mengantar Rio ke kampus nya, tapi kali ini hanya berada di dalam mobil, tak sampai keluar.

"Nanti biar Seugi hyung jemput ne?" Tawar Tifany.

"No momm, thanks, Rio masih bisa pulang sendiri" tolak si bungsu.

"Jangan malam-malam ne" pesan sang mommy.

"Tergantung dosen nya" balas Rio menggedikan kedua bahu nya, bercanda dengan sang mommy.

"Yak, akan mommy hubungi nanti dosen mu, dan mommy teror" ancam Tiffany pada Rio yang sudah turun dari mobil nya, yang diancam malah terpingkal.

"Rio, mommy belum mencium mu" teriak Tiffany dari jendela mobil nya yang terbuka, dia sengaja menjahili sang putra, yang langsung mendapat bermacam tatapan dari teman kampus nya, Rio memutar malas kedua matanya berjalan acuh menjauhi mobil sang mommy, sementara di dalam kendaraan nya, Tiffany tertawa puas berhasil menjahili putra nya, Seo dan Seulgi ikut terpingkal.


#TBC

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang