9. Officcial

1.7K 227 93
                                    

Rose dan Jisoo menatap reaksi Rio atas kedatangan Irene menuju ke meja tempat mereka biasa menghabiskan waktu makan siang di kantin kampus, pria itu terus tersenyum kagum, tanpa berkedip.

Jisoo dengan tengil nya, pindah ke depan Rio untuk menutupi pandangan pria itu ke arah Irene, kedua pria itu beradu tatap, Rio masih belum sadar.

Satu. . .


Dua. . .




"Yak, hyung" kesal Rio begitu ssdar bahwa wajah dan mata di depan nya bukan lah Irene tapi Jisoo, dia lantas memundurkan kepala nya, Rose terbahak.

"Kamu menatap Irene seolah dunia ini hanya ada dia dan kamu mengabaikan kami" kesal Jisoo


Blush

Wajah Rio langsung merona, dia menunduk malu.

"Dia datang" bisik Rose, Jisoo kembali ketempat duduknya semula.



"Hi Rene" sapa Rose pura-pura tak terjadi sesuatu, Rio hanya berani melirik gadis yang duduk di hadapan nya itu.

"Hi" balas Irene.

"Apa yang kamu bawa kali ini?" Tanya Rose tanpa sungkan, yang ditanya tersenyum, mengambil lunch box dari dalam tas nya.

"Cake red velvet" jawab nya lalu membuka kotak berisik cake bikinan Jessica.


"Woah, pasti enak" binar Rose, tanpa menunggu aba-aba, dia lalu mengambil nya, Jisoo pun juga dengan acuhnya ikut memakan nya, melihat Rio yang hanya diam saja, Irene pun mengambil sepotong dan menyodorkan nya pada Rio, pria itu menatap ragu, lalu. . .


Nyam

Rio menggigit suapan cake dari tangan Irene, gadis itu mengerjabkan kedua matanya karena kaget.

"Pabo-yaa, dia mengambilkan untuk mu, bukan menyuapi mu" seloroh Rose tanpa dosa, Rio terbelalak.


"Mianhae mianhae" gugup nya malu, Rio lalu mengambil cake ditangan Irene, gadis itu terkikik lucu dengan kepolosan Rio yang salah sangka, meski dalam hati sejujurnya gadis itu juga bersorak, Jisoo tertawa puas mengejek Rio yang hanya bisa melirik tajam, karena masih diserang rasa malu yang luar biasa.

Dan pulang nya, seperti biasa, Rose dan Rio mengantar pulang Irene terlebih dahulu, bagitu sampai, Irene membalikan tubuhnya hendak menutup pintu gerbang, tapi Rio masih menatapnya dari dalam mobil Rose, keduanya berbagi senyum simpul dan saling melambai malu-malu sebelum mobil milik Rose mulai berputar arah.


"Kamu menyukai nya?" Tanya Rose dalam perjalanan pulang nya dari mengantar Irene, yang di tanya mengangguk lirih.

"Kalau begitu, kata kan saja, minta dia untuk jadi kekasih mu" dorong Rose.

"Cara nya?" Tanya Rio tak mengerti.

"Ck, kamu laki-laki Rio, pikirkan sendiri, harusnya, naluri yang akan menuntun mu" nasihat Rose sedikit kesal, Rio terdiam, dia melamun memikirkan kata-kata Rose.

Sesampai nya di rumah, Rio melihat mobil sang mommy sudah terparkir, arti nya, Tiffany di rumah, dan Seulgi sang supir beserta Seo sang asisten sedang di dapur untuk sekedar beristirahat sampai menunggu jam kerja mereka habis, yaitu jam lima sore, jika Tiffany tak ada kepentingan lain, jika ada, tentu mereka pulang lewat dari jam itu dan dihitung lembur.


Seulgi sedang meminum kopi dan menikmati biskuit yang disiapkan oleh pembantu rumah tangga keluarga Kim, sedangkan Seo meminum teh nya, Rio menyusul duduk disamping Seulgi.

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang