6. Rio

1.5K 228 51
                                    

"Eomma" adu Irene begitu sampai di rumah nya, Jessica terkejut sang putri tiba-tiba menangis hebat dipelukan nya dan pulang lebih cepat dari biasa nya.

Hampir sepuluh menit dan Irene masih sesenggukan dipangkuan sang ibu, Jessica sendiri belum berani bertanya pada sang putri, bahkan sampai gadis itu tertidur karena kelelahan menangis.


Selesai makan malam, Yoong dan sang istri pun menginterogasi sang putri, dan Irene pun menceritakan apa yang menimpa nya hari ini.

"Amber" gumam Yoong.



"Kim Amber?" Tanya Yoong, dan Irene mengangguk.



"Oppa kenal?" Tanya sang istri menyelidik


"Dia putra Kim Taeyeon, atasan ku" jawab Yoong menunduk karena tak bisa membantu sang putri.


"Sabar ne" hanya itu yang dia ucapkan pada Irene sambil membelai rambut nya.





Dan di rumah keluarga Kim, selesai makan malam, Rio kembali naik ke lantai atas menuju kamar nya, saat dia hendak membuka pintu kamar nya.



"Berikan maket milik Irene pada ku" ucap Amber dingin, Rio sedikit melirik ke belakang tempat sang hyung berdiri.




"Aku sudah membuang nya" singkat Rio yang kemudian memasuki kamar nya, tentu saja dia berbohong, karena setelah nya, Rio bergadang semalam suntuk untuk memperbaiki maket milik Irene.





Tiffany terheran melihat cahaya lampu masih menyala dari bawah pintu kamar si bungsu.




Tok. . . Tok. . . Tok. . .






"Rio-yaa" panggilnya dari luar.




"Ne momm" jawab Rio membuka pintu kamar nya.




"Kenapa belum tidur?" Tanya Tiffany.





"Tugas momm" jawab Rio, Tiffany mengangguk




"Jangan tidur malam-malam ne" pesan nya, Rio mengangguk patuh.



Keesokan hari nya.

Amber bertanya kesana kemari mencari keberadaan Irene, yang ternyata tidak masuk kuliah, ketika dia bertanya dimana alamat rumah gadis itu, dia hanya mendapat gelengan kepala sebagai jawaban nya.


Sore nya Rio pulang bersama Rose seperti biasa, begitu tiba di rumah, dia segera mandi, berganti baju, lalu membawa maket yang sudah jadi itu ke rumah Irene dengan menaiki bus umum, duduk sendiri dan meletak kan maket yang sudah diperbaikinya di bangku dekat jendela, Rio tersenyum sendiri, mengingat dia tak tahu kenapa sampai melakukan hal sejauh ini demi Irene, tapi jika bayangan gadis itu yang sedang menangis kembali terlintas di pikiran nya, itu membuat Rio rasanya tak rela dan ingin menjaga gadis itu.




Rio turun dari bus, berdiri dengan maket ditangan nya, dia mulai berjalan menuju rumah Irene yang berjarak sekitar 300 meter dari halte, tepat setelah tikungan pertama adalah rumah sang gadis, Rio tak ingin mengurungkan niat nya, karena dia sudah sampai sejauh ini.




Dia berdiri luar pagar rumah keluarga Im, ingin memencet bell, tapi dia juga ragu, bingung, karena Rio bukanlah tipe pria yang bisa berbasa basi.




Ceklek



Tiba-tiba pintu rumah itu terbuka, Rio sedikit gelagapan karena dia kaget dengan munculnya wanita yang dia tebak adalah ibu dari Irene, dan memang benar, itu adalah Jessica, yang mengerutkan kening nya menatap pria dengan tampilan sederhana menenteng maket dengan kedua tangan nya.

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang