18. Pernikahan Amber dan Irene

2K 222 83
                                    

Dengarkan lagu nya

  

  

|

  

  

||

  

  

|||

Beberapa hari ini Rio selalu menghindari Rose dan Jisoo, karena terlalu patah hati, dia lebih memilih mengambil banyak kelas agar kuliahnya cepat selesai dan pergi dari rumah orang tua nya untuk memulai karir nya sendiri.

"Rio-yaa" teriak Rose memanggil Rio yang baru datang ke kampus nya, gadis itu berlari mengejar sahabat nya, tapi gagal, Rio sudah menghilang di ujung koridor.

"Oppa, apa kamu tak curiga dengan Rio dan Irene?" Tanya Rose resah.

"Rio tiba-tiba menghindari kita, dan Irene menghilang entah kemana" cemas nya.

"Mungkin mereka sedang bertengkar Rosie" balas Jisoo santai.

"Tidak mungkin bertengkar sampai selama ini, sudah dua minggu oppa" khawatir Rose semakin menjadi.

Dan di rumah Taeyeon

Sang tuan besar telah membicarakan hari pernikahan putra sulung nya dengan putri salah satu pegawai nya, dan minggu depan adalah acara nya di ballroom hotel, Rio tak curiga dengan pernikahan mendadak hyung nya itu, sang daddy juga belum mengungkapkan siapa nama calon pengantin wanita nya.

Dan hari pernikahan pun tiba

Keluarga Kim telah berdandan rapi, dengan baju mewah dan anggun nya, yang sangat berkelas, menunjukan bahwa status sosial mereka memang berada di level paling atas, tak ada kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah keluarga Im, Jessica masuk ke ballroom dengan murung, menuju kursi tamu paling depan disamping kanan altar, dan samping kiri altar adalah untuk keluarga dari mempelai pria, Amber sudah berdiri di hadapan pendeta.

"Kamu yang bawakan ini untuk hyung mu" Taeyeon menyodorkan kotak cincin pada Rio yang menerima nya dengan gugup, karena baru pertama kali nya sang ayah mengajaknya berbicara.

Yoong sendirilah yang mengantar Irene menyusuri altar menuju ke tempat sang calon suami menunggu nya, saking senang nya diajak bicara oleh sang ayah, tangan Rio sampai bergetar hebat, dia bahkan tak fokus kala Amber dan Irene mulai mengucap janji, hanya Tiffany yang terkejut bukan main menatap Irene yang mengucap janji di depan pendeta.

"Rio" panggil Taeyeon untuk menyerahkan cincin pada hyung nya, dia pun maju ke samping Amber dan membuka kotak cincin nya, merasa penasaran, dia melirik si pengantin perempuan yang juga menatap nya.

Blarrr. . .

Kedua nya terkejut, kaki Rio melemah, tubuhnya bergetar hebat, hati nya tiba-tiba terasa seperti di himpit batu besar, sesak, begitu juga dengan Yoong dan Jessica yang terhenyak melihat Rio berada diantara Tiffany dan Taeyeon, Jessica langsung berpaling dan menangis dipelukan Yoong, melihat Rio yang sekarang lebih kurus, Yoong menatap nya dengan perasaan bersalah, Rio tersenyum palsu pada Irene yang juga mulai menangis, serta membungkuk hormat pada Yoong dan Jessica, tak ada yang tahu, bahwa tangis keluarga Im adalah tangis kesedihan, penyesalan, dan kesakitan, setahu mereka, itu adalah tangis haru kebahagiaan karena telah menikahkan putri nya dengan salah satu putra pengusaha terkenal.

Tiffany menatap sedih pada putra bungsunya, lalu meremas tangan kiri Rio untuk memberinya kekuatan, dan Amber berjalan keluar dari ballroom menuju kamar pengantin nya, begitu dia keluar, Yoong dan Jessica langsung menghampiri Rio dan memeluk nya erat-erat.

"Maafkan appa, maafkan appa, ini bukan yang appa inginkan, appa akan lebih memilih mu jika appa bisa" rancau Yoong menangis memeluk Rio merasa bersalah, Jessica ikut sesenggukan sambil memeluk Rio.

"Its okey appa, Rio bisa mengerti, Rio baik-baik saja" balas nya sambil mengusap-usap punggung Yoong dan Jessica untuk meredakan tangis nya.

Setelah Yoong dan Jessica pergi, Rio berjalan menuju ke toilet, sambil berkali-kali menghembuskan nafas gelisah nya, sampai di lorong toilet, suasana begitu sepi, langkah Rio mulai melambat, begitu berat, dia membuang nafas kesakitan nya berkali-kali sambil menyandarkan tubuh samping nya pada dinding.

Grep

Tiffany yang diam-diam mengikuti Rio pun langsung memeluk tubuh si bungsu yang hampir jatuh dari belakang.

"Ini mommy sayang, tidak apa-apa, keluarkan jika memendam nya membuatmu tersiksa" bisik Tiffany, tangis Rio pun langsung pecah.

"Ini sakit momm, ini sakit" adu nya sambil memukul-mukul dada kiri nya sendiri, Tiffany mengeratkan pelukan nya, Rio menyandarkan tubuh belakang nya pada sang ibu sambil menangis hebat.

Seo dan Seulgi pun ikut merasa sakit mendengar tangis dan nasib yang menimpa Rio, mereka merasa iba, terlahir dari orang tua kaya, ternyata tak menjamin kebahagiaan Rio, yang harus lebih banyak mengalah dan mengesampingkan ego nya.

Rio masih sesenggukan, Seulgi pun memapahnya menuju ke mobil milik Tiffany untuk dibawa pulang bersama Seo, sementara Tiffany menyusul setelah meminta ijin pada sang suami, mereka masih menemani Rio yang terbaring sambil melamun dikamar nya, Seo mengusap rambut Rio yang berantakan untuk merapikan nya, dan justru, perbuatan Seo malah membuat Rio terlelap karena merasa nyaman.

"Aku percaya, suatu saat kamu pasti bahagia Rio" tutur Seulgi sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh jangkung sang tuan muda.

Ceklek

Tiffany masuk, dia sudah berganti baju dengan piyama tidur sekarang.

"Semuanya baik-baik saja?" Tanya nya, Seo mengangguk.

"Kalian pulang lah, ini sudah malam" ujar Tiffany.

Sementara di hotel

Amber keluar menuju ke bar yang ada di hotel itu, untuk merayakan pernikahan nya bersama teman-teman nya, sedangkan Irene dia tinggal sendirian di kamar, gadis itu masih menangis dalam diam, membayangkan wajah Rio yang semakin tirus semenjak mereka terakhir bertemu hampir sebulan yang lalu.

Brak

Amber membanting pintu kamar nya, berjalan sempoyongan menuju ranjang, dia mabuk parah.

"Irene-ahh" panggilnya menggoda, dia lalu menarik tubuh sang istri dan menindih nya, Irene menutup mata nya, merasa jijik dan tak nyaman, tangan Amber pun mulai meremas kedua payudara Irene dari luar baju, belum lima menit memulai, Amber sudah terkulai lemas diatas tubuh sang istri.




"Irene-ahh" Amber terus menggumamkan nama sang istri, Irene mengernyit aneh dan tak nyaman, wanita itu merasa jijik sebenarnya karena sentuhan pria yang tak dicintainya.

"Ooouugghh. . . " desah Amber














#TBC

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang