Setelah bertemu Tiffany, Irene jadi merasa sedikit berani untuk berinteraksi dengan Rio, kecanggungan nya sedikit mencair.
"Oppa, aku ingin es krim" pinta Irene ketika mereka baru saja turun dari bus, dalam perjalanan pulang ke rumah sang gadis.
"Ayo kita beli" balas Rio menggandeng tangan kiri Irene menuju kedai es krim dekat persimpangan jalan yang menuju ke komplek rumah Irene, mereka berdua menikmati es krim dalam cone sambil melanjutkan perjalanan.
"Oppa mau mencoba milik ku?" Tanya Irene, Rio mengangguk, sang gadis pun menyodorkan cone es krim coklat nya pada Rio yang langsung menjilat nya, Irene terkekeh malu-malu senang, gantian Rio yang menyodorkan cone es krim vanilla nya pada Irene, dan gadis itu pun bersiap untuk menjilat nya juga, tapi Rio dengan jahil nya malah mengarahkan cone nya ke hidung sang pacar.
"Yak, oppa!" Teriak Irene kesal, karena ujung hidung nya jadi terkena es krim milik Rio, yang lari meninggalkan Irene sambil terbahak-bahak, sang gadis pun mengejar nya dengan wajah cemberut.
Bruk
Dia berhasil menangkap Rio dari belakang, lalu menggigit bahu kanan oppa nya itu.
"Aww. . . Awww. . . Irene-ahh" erang Rio kesakitan.
"Salah sendiri oppa menjahiliku, sekarang rasakan ini" balas Irene menggesekan hidung nya yang terkena es krim tadi ke pipi kanan Rio, pemuda itu semakin terpingkal karena geli, lelah bercanda keduanya duduk di trotoar depan rumah Irene, dibawah pohon besar, dengan memegang tisu basah ditangan kanan masing-masing, Rio menyeka hidung Irene yang terkena es krim tadi, dan Irene menyeka pipi kanan Rio yang sengaja dia nodai dengan es krim juga tadi, mereka tak sadar jika ada sepasang mata yang sedari tadi mengintai dari jendela ruang tamu rumah keluarga Im, siapa lagi jika bukan Yoong dan Jessica, orang tua Irene.
"Ternyata ini alasan Irene menolak ciuman ku jika sampai dikampus" gumam Yoong.
"Dia malu kalau ketahuan kekasih nya oppa" angguk Jessica menatap hangat sang putri yang masih menikmati waktunya dengan Rio bercanda di luar.
"Hari minggu besok bisa keluar kan?" Tanya Rio menatap gadis disamping kanan nya itu.
"Tentu, kita akan kemana?" Tanya Irene sambil memainkan jari tangan kanan Rio.
"Tidak tahu, hanya ingin menghabiskan waktu saja dengan mu, rasanya aku selalu rindu jika kita berjauhan" jawab Rio menatap intens kedua mata Irene, gadis itu terbahak, sampai mendongak untuk menutupi rasa malunya pada Rio, sang kekasih tersenyum memuja menatap wajah samping Irene.
"Sepertinya putri kita memang telah jatuh cinta" kekeh Jessica.
Keesokan hari nya, karena hari minggu, seluruh anggota keluarga Im berada di rumah, Irene tampak sedang berdandan sambil bersenandung ria, siap-siap untuk berkencan dengan Rio, merasa sudah pas dengan baju dan make up tipis nya, Irene keluar dari kamar.
"Pagi appa, eomma" sapa Irene pada kedua orang tua nya yang sedang menonton tv pagi itu.
"Mau kemana?" Tanya Yoong dingin, Irene kaget dengan reaksi sang appa, wajah nya berubah sendu.
"I-irene ingin. . . " gugup nya takut, sambil menunduk.
"Dirumah saja, hari minggu adalah waktunya untuk keluarga" potong Yoong dingin, dia lantas menyeruput kopi ditangan kanan nya, Irene menggigit bawah bibirnya menahan tangis, karena rencananya untuk keluar dengan Rio gagal, gadis itu lalu berlari masuk menuju kamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Cinta
Fanfictioncinta segitiga antara Irene, gadis cantik yang begitu penyabar dan pendiam, dan dua pria kakak beradik Kim Limario dan hyung nya Kim Amber.