27. He's Your Son

2.3K 263 96
                                    

Irene-ahh!" Teriak Amber menggelegar, Irene yang baru saja selesai memandikan babby Leo di kamar bermain sang anak pun segera menghampiri sang suami dengan meninggalkan anak nya bermain sendirian.




"Apa pekerjaanmu selama ini, huh? Sampai Leo mengacaukan proposalku seperti ini?" Amuk Amber membanting tumpukan kertas yang sudah tak beraturan bentuknya karena ulah babby Leo, tas kerja sang ayah bahkan sudah basah oleh air seni milik Leo yang pampers nya penuh dan belum sempat di ganti semalam, bukan salah Irene, Amber yang terlalu manja, sampai tak mau mengalah dengan anak nya, dia selalu berteriak memanggil sang istri untuk lebih mengutamakan dia dahulu.



Rio melewati kamar bermain babby Leo, mengambil dompet nya yang tertinggal di kamar, melihat sekelebat bayangan Rio, sang  bayi pun merangkak keluar, mengikut uncle nya dari belakang, Rio meraih dompet nya diatas meja belajar, lalu berbalik hendak keluar, tapi yang dia dapati justru adalah, babby Leo duduk dilantai hanya dengan memakai popok nya, dia tersenyum memamerkan gigi nya yang baru tumbuh dua itu, Rio pun ikut tersenyum.

Rio melewati kamar bermain babby Leo, mengambil dompet nya yang tertinggal di kamar, melihat sekelebat bayangan Rio, sang  bayi pun merangkak keluar, mengikut uncle nya dari belakang, Rio meraih dompet nya diatas meja belajar, lalu berbalik hendak...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hi, kemana baju mu?" Tanya Rio, dia lalu meraih tubuh sang keponakan dan menggendong nya keluar kamar, kembali menuju kamar milik Leo, bocah itu hanya diam, menatap Rio yang sibuk mencarikan nya baju ganti sambil menggendong nya, lalu membawa nya duduk, sambil memakaikan baju dan celana nya, babby Leo begitu tenang, dia jadi penurut dan hanya menatap Rio dalam senyum.




"Leo sudah makan belum? Hum?" Tanya Rio menggendong sang bayi turun ke lantai bawah, tentu saja bocah mungil itu belum bisa menjawab.



"Morning grandpa, grandma" sapa Rio menirukan suara Leo, menyapa kakek neneknya yang sedang bersiap untuk sarapan.



"Morning too uri babby Leo" balas Tiffany, Rio duduk sambil memangku Leo, yang mulut nya bergumam ingin merasakan makanan yang Rio makan.




"Sebentar ne, grandma sedang menyiapkan bubur milik Leo" hibur Rio, Amber turun bersama sang istri, yang langsung menghampiri Leo dan mengambil alih dari pangkuan Rio.




"Ku pikir dia lebih cocok jadi anak mu" sindir Amber tak senang Rio menggendong Leo, Taeyeon melirik tajam pada Rio.



"Irene-ahh, ini bubur milik Leo" Tiffany menyodorkan mangkuk milik Leo, untuk memecah keheningan yang tercipta karena sindiran Amber.




"Ne momm" Irene menerima uluran tangan Tiffany, lalu membawa nya pergi dari ruang makan.



"Lanjutkan makan mu boy" perintah Tiffany pada Rio, si bungsu langsung melahap cepat menu sarapan nya, dan berangkat ke kampus segera.




Minggu ini, Amber pergi ke China selama seminggu bersama Taeyeon, dan Irene hanya bersama si kecil di kamar nya, bayi itu tampak gelisah dalam tidur nya, terus merengek dan tak bisa diam, merubah posisi nya kesana kemari, padahal Irene sudah menyalakan ac nya, sang ibu mulai ikutan tak tenang, dia menggendong babby Leo dan menimang nya, tapi tak juga berhasil menenangkan sang bayi, Irene membawa nya keluar ke kamar bermain yang lebih terang lampu nya, tapi Leo malah menangis kencang, Rio yang baru pulang kuliah pun menghampiri nya.




"Irene-ahh, ada apa?" Tanya nya ikut cemas.




"Aku tak tahu oppa, dari tadi dia rewel seperti ini" adu Irene, Rio meletak kan tas nya diatas lantai.




"Biar aku yang menggendong nya" ujar Rio mengambil alih Leo dari timangan sang ibu, dan benar, sang bayi tertidur pulas dengan posisi kepalanya bersandar dibahu kiri Rio, padahal belum lima menit dalam gendongan.




"Ayo, kita tidurkan di kamar ku ne" ajak nya, Irene tersenyum lebar menerima uluran tangan kanan Rio dan berjalan menuju kamar nya.




Rio menidurkan babby Leo diatas kasur nya, dan Irene pun ikut duduk ditepi ranjang.



"Aku mandi dulu ne" pamit Rio, Irene mengangguk, tanpa di minta, dia menyiapkan baju ganti untuk dongsaeng ipar nya, mereka sudah seperti pasangan suami istri saat ini, Rio dan Irene berbaring menyamping menghadap Leo yang tertidur pulas ditengah.



Rio menatap kagum pada wajah babby Leo yang sudah menunjuk kan ketampanan nya sedari lahir itu.





"Hyung benar, dia memang lebih cocok jadi anak ku" gumam Rio sambil mengusap-usap pipi Leo dengan punggung jari telunjuk nya itu.




"Dia memang putra mu oppa" balas Irene





"Tidak" tolak Rio tersenyum pahit sambil menggeleng tak percaya.





"But its true, he's your son oppa" Irene berusaha meyakinkan Rio.





"Kamu bohong" suara Rio berubah getir






"Dengarkan penjelasanku oppa" ucap Irene meraih tangan kanan Rio agar mau mendengar penjelasan nya.




Flasback on

"Irene-ahh" panggil Amber dengan suara seduktiv nya memasuki kamar hotel dengan kondisi mabuk berat, setelah berpesta merayakan hari pernikahan nya, wajah Irene memucat, bergidik ngeri membayangkan harus bercinta dengan Amber, suami yang tak di cintai nya.




"Berpikir cepat Irene, berpikir cepat" batin nya.





"Got it" batin nya, tangan Irene membuka ikat pinggang Amber, yang sedang sibuk mencumbu payudara Irene, wanita itu mengernyit aneh, merasa jijik memegang kemaluan suami nya sendiri, dan terpaksa Irene mengocok penis Amber dengan kedua tangan nya sampai sang suami menyemburkan sperma nya.

Flashback off




"Semenjak itu, aku tak pernah benar-benar bercinta dengan Amber, dia selalu meminta nya dalam kondisi mabuk berat, jadi dia tak pernah tahu jika kami selama ini tak pernah bercinta" beber Irene panjang lebar, air mata Rio menetes mendenger penuturan Irene.




"Aku bersumpah oppa, Leo adalah darah daging mu, orang yang aku cintai hanya lah oppa, dan aku menyerahkan segala nya, untuk mu, aku mengambil resiko, demi kamu" sumpah Irene meletak kan tangan kanan nya di atas kepala babby Leo.





Set




Rio langsung memeluk tubuh Irene erat.



"Aku percaya aku percaya Leo adalah anak ku" ucap nya.



Setelah tangis nya mereda, Rio lalu menciumi wajah putra nya, tak peduli andai dia terbangun nanti, saking bahagia nya, Irene menatap Rio, dia tersenyum gemas dengan tingkah Rio yang geregetan sendiri pada anak nya.





"Apa oppa tidak menyadari, jika Leo selalu memandangmu dengan tatapan memuja khas seorang anak yang tengah mengagumi ayah nya?" Tanya Irene.




"Benarkah?" Tanya Rio terkejut.






"Uhum, selalu ada binar yang berbeda dari mata Leo setiap dia melihat oppa" balas Irene.




#TBC

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang