"Eomma, Irene ingin sarapan di kampus saja" pinta sang putri pagi itu.
"Baiklah, jangan lupa nasi dan daging merah nya kamu berikan pada Rio ne" pesan Jessica
"Ne eomma, nasi goreng nya yang banyak eomma, karena aku akan memakan nya bersama Rose" pinta Irene.
"Dan ayam ini juga aku bawa eomma, untuk Jisoo oppa" ijin nya.
"Hanya tinggal 2 potong, memang cukup?" Cemas Jessica.
"Uhum, yang penting ada ayam untuk Jisoo oppa" kekeh Irene, Yoong menggeleng dengan ulah Irene yang merampok meja makan.
"Appa, Irene naik bus saja ne, biar lebih mudah membawa nya" ijin sang putri.
"Baik, tapi hati-hati ne" pesan Yoong
Sesampai di kampus, Irene nampak kepayahan, dengan paper bag ditangan kanan berisi makanan untuk teman-teman nya, dan tangan kiri menenteng maket nya, Rio, Jisoo dan Rose yang melihat nya kesusahan di depan pintu gerbang pun segera menghampiri nya, Rio meraih paper bag yang menurutnya lebih berat dari maket nya itu.
"Eh" kaget Irene, tapi dia kemudia tersenyum setelah tahu siapa yang membantu nya membawa barang nya itu.
Dan Jisoo mengambil maketnya dari tangan kiri Irene.
"Gumawo Rio oppa, Jisoo oppa" ucap nya sungkan.
"Kamu bawa apa Irene-ahh" tanya Rose heran.
"Itu makan siang kita nanti" jawab Irene.
"Kita?" Bingung Rose
"Uhum, buatan eomma, kita makan bersama nanti" balas Irene girang.
Dan siang nya, mereka ke kantin untuk menikmati bekal yang Irene bawa, mereka tinggal membeli minuman nya saja.
"Ini chikin untuk Jisoo oppa" Irene menyerahkan dua potong ayam pada Jisoo yang dengan girang nya menerima pemberian Irene
"Dan nasi goreng serta telur gulung ini, untuk ku dan Rose" Irene membagi nya menjadi dua.
"Serta nasi dan daging masak merah untuk Rio oppa, sebagai ucapan terima kasih dari eomma" jelas Irene menyodorkan kotak makan siang pada Rio.
"Terima kasih untuk apa?" Beo Jisoo dan Rose kompak, Irene terkekeh.
"Kemarin Rio oppa telah memperbaiki dan mengantar maket ku ke rumah" jawab Irene, Jisoo dan Rose menatap curiga pada Rio yang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Dan semenjak itu, Rio mulai tak canggung lagi di hadapan Irene karena mereka berempat menjadi teman bermain sekarang, mereka juga tak sungkan bertukar nomor ponsel, Irene melirik ponsel milik Rio yang tentu saja dia tahu itu bukan lah ponsel murah, curiga? Tentu saja, tapi Irene tak berani bertanya.
Rose, Rio dan Irene akan selalu pulang bersama jika ada kesempatan, Irene senang memiliki senior yang bisa menjadi sahabat nya, dan Amber, dia semakin cemburu melihat kedekatan sang dongsaeng dengan gadis pujaan hati nya itu.
"Hay" Irene datang menyapa Rio yang sedang membaca buku nya di kantin sendiri.
"Hey Irene-ahh" balas Rio, tersenyum tipis
"Yang lain kemana?" Tanya sang gadis menempatkan pantat nya di kursi yang tepat berhadapan dengan Rio.
"Jisoo membeli chikin, Rose membeli minuman" jawab Rio yang kemudian menutup buku nya.
"Apa aku mengganggumu oppa?" Tanya Irene tak enak karena Rio mengakhiri belajar nya.
"Tidak, bukan kah ini memang waktunya untuk beristirahat" tutur nya.
"Oppa tidak pesan makanan?" Irene menjadi begitu perhatian pada Rio.
"Aku sedang tidak lapar" kata Rio
"Aku bawa macaroon buatan eomma, oppa pasti suka, kita makan itu saja jika oppa masih kenyang" Irene mengeluarkan lunch box nya yang berisi macaroon bikinan Jessica
"Nah, ambilah oppa" Irene menyodorkan lunch box nya, Rio awal nya ragu, tapi mengingat Irene bukan baru pertama kali membawa makanan ke kampus, dia pun lantas mengambil, dan menggigit nya, ada remahan macaroon yang jatuh di dada Rio, pria itu spontan menunduk, dan tangan kirinya hendak mengambil remahan di baju nya.
"Eh" Tak sengaja tangan Rio menggenggam tangan kanan Irene yang reflek ingin mengambil remahan macaroon dibaju bagian dada milik Rio, kedua nya pun langsung saling bertatapan.
Blush
Wajah mereka nampak merona malu, keduanya salah tingkah, tapi tak ada yang berusaha melepas pegangan tangan mereka.
"Ehem" Rose yang baru datang dengan Jisoo sehabis membeli minuman pun dengan jail nya memecah kecanggungan antara Rio dan Irene.
"A-aku beli minuman dulu" gugup Rio yang langsung berdiri, saking malu nya, dia berusaha untuk menghindar, Jisoo terbahak mengejek.
"Rosie, oppa, aku membawa macaroon, makan lah" tutur Irene salah tingkah untuk menutupi rasa malu nya, dia menunduk untuk menyembunyikan wajah dan senyum yang tak bisa ditahan nya.
Rio ke toilet, menenggelamkan wajah nya di wastafel yang sudah ia isi air, untuk mengusir bayangan wajah Irene tadi, setelah beberapa detik, dia mengangkat kepalanya dan mengelap wajah basahnya itu dengan tisu yang tersedia disebelah wastafel, pemuda itu menatap pantulan wajahnya dari cermin dihadapan nya.
"Perasaan apa ini?" Gumam Rio dalam hati dengan wajah serius nya, dia kemudian menghela nafas, lalu kembali ke kantin dengan wajah yang lebih segar, tapi sebelum dia kembali ke meja nya, Rio membeli dua botol air mineral dingin terlebih dahulu untuknya dan untuk Irene.
"Yah, habis?" Tanya Rio tiba-tiba melihat lunch box berisi macaroon tadi telah kosong, Irene menoleh pada Rio.
"Untuk mu" Rio menyodorkan botol air mineral yang sudah dia buka tutup nya.
"Gumawo oppa" senyum Irene mengembang menerima air mineral pemberian Rio.
"Salah sendiri beli minuman saja lama, musti ke Jepang ne beli nya?" Cibir Rose mengejek.
"Ck, aku ke toilet dulu tadi" kesal Rio kembali duduk di depan Irene dan gadis itu terus memperhatikan pria dihadapan nya itu.
"Pantesan lebih fresh, habis disiram rupa nya" timpal Jisoo, membuat Rio semakin kesal, pecah sudah tawa Rose dengan candaan kekasih nya itu, Irene hanya berani terkekeh, takut tawanya akan semakin memancing amarah Rio, padahal pemuda itu hampir tak bisa marah jika menyangkut Jisoo, apalagi Rose.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Cinta
Fanfictioncinta segitiga antara Irene, gadis cantik yang begitu penyabar dan pendiam, dan dua pria kakak beradik Kim Limario dan hyung nya Kim Amber.