25. Hadirmu

2.3K 247 28
                                    

Irene gelisah menunggu kepulangan Rio, dia sudah menunggu di kamar sang pria, karena seperti biasa, Amber pergi berpesta dengan teman-teman nya, kehamilan Irene ia jadikan alasan untuk bisa bertingkah seenak nya pada sang istri.






Ceklek






Rio membuka pintu kamar nya.







Bruk






Irene langsung memeluk erat tubuh pria tegap itu, tangis nya pecah.







"Aku hamil oppa" adu Irene







Deg






Rio linglung, otak nya tak bisa bekerja, diam mematung, membisu.






"Oppa, katakan sesuatu, aku takut" rancau Irene dalam pelukan Rio.




"Oppa" Irene mendongak sambil menggoyang-goyangkan tubuh Rio, yang terkejut dengan wajah lebam Irene.






"Apa ini?" Tanya nya tak percaya dengan apa yang di lihat nya, Irene lalu menceritakan apa yang menimpanya pagi tadi, Rio pun geram, dia hendak mengamuk, tapi Irene berhasil menahan nya.






"Oppa aku mohon jaga emosi mu, jangan sampai ada yang curiga dengan hubungan kita jika oppa bereaksi seperti ini" mohon Irene sambil memeluk tubuh Rio.






"Aku mohon oppa, aku mohon" isak nya, nafas Rio yang tadi nya sudah memburu marah pun kini mereda dan mulai beraturan.






"Baiklah, kita obati lukamu ne" Rio luluh oleh tangis Irene, dia lalu mengambil es di kulkas mini nya, lalu mengompres lebam di wajah Irene, hatinya ikut berdenyut nyeri setiap Irene meringis menahan perih nya luka yang terkena kompresan.






Cup






Rio mencium sudut bibir Irene yang lebam dengan lembut.





"Untuk mempercepat proses penyembuhan nya" ujar Rio tersenyum hangat pada Irene, mereka lalu berbaring berhadapan, tangan kanan Rio mengusap perut Irene yang masih rata.





"Jadi, semenjak kapan dia hadir disini?" Tanya Rio, Irene terkekeh.






"Aku belum tahu oppa, aku belum memeriksakan nya ke dokter" jawab Irene, Rio menatap kedua mata wanita di depan nya itu lekat-lekat.







"Jangan takut, selama masih ada aku di rumah ini, ne" ucap nya meyakinkan Irene, wanita itu mengangguk dalam senyum nya, tak lama wanita itu pun tertidur dipelukan Rio, Irene selalu merasa tenang, senang, dan nyaman ketika berada di sisi Rio.






Tiffany dan Taeyeon menyambut antusias kehadiran sang cucu begitu tahu jika Irene tengah berbadan dua, di depan orang tua nya, Amber bertingkah seolah dia tak masalah dengan kehamilan sang istri, karena pada kenyataan nya, dia tak pernah menemani Irene ke dokter kandungan, Rio lah yang justru lebih tahu perkembangan janin Irene, karena sang calon ibu selalu melaporkan apa pun pada Rio.






"Jadi, apa kata dokter hari ini?" Tanya Rio sambil mengusap-usap perut Irene yang semakin membuncit, wanita itu duduk bersandar di headbed ranjang.







"Dia baik-baik saja oppa, tak ada yang perlu di khawatirkan" jawab Irene.






"Dan sekarang dia kelaparan oppa" adu Irene manja.




Cup





Rio mencium kening Irene, lalu melompat dari atas ranjang nya.





"Tunggu sebentar ne" ucap nya, dia lalu keluar dari kamar nya, menuju dapur untuk membuatkan makanan untuk Irene.






Rio kembali masuk dengan sepiring penuh potongan aneka buah, Irene menyambutnya antusias.





"Malam-malam begini, tidak bagus makan makanan berat, jadi oppa bawakan ini saja" beritahu Rio.







"Ne, gumawo oppa" Irene dengan aegyo nya, Rio tersenyum malu dengan pipi merona, Irene gemas sendiri dengan tingkah Rio.






"Awww. . . Irene-ahh" rintih Rio yang tangan nya digigit Irene karena gemas, wanita itu malah terbahak dengan teriakan Rio.






"Ini makan lah" Rio dengan telaten nya menyuapi potongan buah sampai habis, sesekali dia juga ikut memakan nya, selesai makan buah dan gosok gigi di kamar Rio, Irene membaringkan kepalanya dipangkuan Rio.




"Tidurlah" bisik Rio mengusap-usap perut Irene.





Menjelang subuh, Rio mengecupi bibir Irene untuk membangunkan nya, agar pindah sebelum Amber pulang.



Selama Irene mengandung, Rio lah yang menjadi suami siaga utuk nya, menyiapkan susu untuk ibu hamil, menyiapkan makanan jika malam hari Irene tiba-tiba merasa lapar.






"Aku tak sabar menunggunya keluar" takjub Rio sambil menempelkan kuping kanan nya diatas perut Irene, yang terkekeh, membelai rambut pria yang bukan lah suami nya itu.





"Sabar ne" balas Irene, kadang Irene tidak tidur sama sekali hanya untuk mengobrol dengan Rio setiap malam, Amber sendiri juga semakin sibuk dan menghadapi banyak tekanan dalam pekerjaan nya, pagi ini dia berangkat ke China bersama Taeyeon, otomatis, sarapan hanya ada Rio, Tiffany dan Irene yang merasa bebas bisa menatap Rio yang sedang makan.






"Aww. . . Mommy" rintih Irene dengan wajah  memerah menatap Tiffany kesakitan.





"Rio, sepertinya Irene mengalami kontraksi" beritahu sang mommy, Rio memucat menghentikan acara makan nya.






"Cepat, angkat dia ke dalam mobil" perintah Tiffany, Rio lalu menggendong tubuh Irene memasuki mobil sang mommy dimana Seulgi dan Seo sudah menunggu di luar.




Irene menyandarkan tubuh nya pada Rio, tangan kirinya meremas tangan Rio sambil meringis menahan sakit karena kontraksi.







"Sakit oppa" teriak Irene sukses membuat Seo dan Seulgi saling bertatapan curiga, Tiffany pun terdiam melihat Rio menyeka peluh di kening Irene, dan menenangkan nya, interaksi kedua nya menunjukan ada sesuatu diantara Irene dan Rio.






"Tenang lah Irene-ahh, sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit" tutur Rio yang wajah nya tak kalah panik, tiba di rumah sakit, Irene enggan melepaskan tangan Rio dari genggaman nya, dia memaksa agar Rio menemani nya di ruang bersalin.










Jessica dan Yoong tiba dengan wajah cemas nya, mendengar kabar sang putri akan melahirkan.





"Nyonya" sapa Yoong pada Tiffany.







"Yoong, Jessica, sebentar lagi kita akan menjadi nenek" binar Tiffany melupakan rasa curiga nya, tak lama terdengar suara bayi menangis kencang, Jessica menangis haru mendengar suara tangis cucu nya, setengah jam kemudian.






Ceklek







Rio keluar menggendong bayi mungil di dekapan nya, Jessica dan Yoong menganga, terkejut dengan sosok yang menemani putri nya melahirkan, bukan lah Amber sang menantu, justru malah Rio dongsaeng nya Amber.






"Selamat, kalian resmi menjadi kakek dan nenek sekarang" senyum Rio begitu lebar





Irene telah di bawa ke kamar nya, dia sudah membicarakan perihal nama dengan Rio, yaa, Irene memang ingin Rio lah yang memberinya nama untuk putra tampan cucu Kim Taeyeon.







#TBC

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang