20. Mengunjungi Rumah Mertua

1.8K 230 47
                                    

Rio turun dari lantai atas kamar nya, dia melewatkan sarapan nya.

"Momm, aku langsung berangkat ne" pamit nya tanpa menoleh sang mommy karena disana Amber dan sang istri sudah duduk bersiap untuk memulai menyantap menu nya.

"Rio-yaa" Tiffany mengejar nya sampai ke depan pintu utama.


"Kamu belum sarapan boy" ucap Tiffany menahan langkah sang putra, Rio menoleh.


"Rio sarapan di kampus momm" jawabnya tersenyum manis untuk meyakinkan sang ibu, Tiffany pun membalas nya.

Tiffany kembali masuk ke dalam rumah, dengan perasaan campur aduk nya, dalam hati dia merasa kasihan dan tak tega dengan Rio, tapi nasi sudah menjadi bubur, andai  dari awal dia tahu jika yang akan di jodohkan dengan Amber adalah Irene, Tiffany te...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiffany kembali masuk ke dalam rumah, dengan perasaan campur aduk nya, dalam hati dia merasa kasihan dan tak tega dengan Rio, tapi nasi sudah menjadi bubur, andai  dari awal dia tahu jika yang akan di jodohkan dengan Amber adalah Irene, Tiffany tentu akan menentang nya.

"Unnie, sebentar lagi kita harus sudah sampai di tempat seminar" Seo tiba-tiba muncul dibalik punggung Tiffany yang sedang melamun menuju ke meja makan.

"Oh, ne Seohyunie, tunggu sebentar ne" ucap Tiffany, dia pun juga urung sarapan di rumah.



Di kampus, Rio semakin sibuk keluar masuk perpustakaan untuk mengumpulkan tugas--tugas nya lebih cepat, dia ingin segera menyelesaikan kuliah nya, dan pergi dari rumah keluarga Kim, karena sudah tak ada tanggung jawab apa-apa lagi, perusahaan Kim juga sudah di pegang oleh Amber.


Plak


"Pabo-ya" Rose tiba-tiba memukul kepala belakang Rio dari belakang kala pemuda itu baru keluar dari perpustakaan sambil membaca buku nya, Rio langsung menoleh.

"Aww. . . Rosie" erang nya mengusap-usap  bekas pukulan sang gadis.


"Kamu boleh mengejar impianmu untuk menyelesaikan kuliah lebih cepat, tapi jangan lupakan makan mu" omel Rose, dia lalu menyodorkan papper bag ke arah perut Rio dengan kasar.


"Tiffany aunty mengkhawatirkan mu, dia tadi yang mengantar ini ke sini" lanjut Rose langsung pergi meninggalkan Rio dengan kesal, Jisoo menggeleng dengan tingkah kekasih nya itu, dia lalu menyusul Rio yang kedua tangan nya berusaha menangkap papper bag yang hampir jatuh dari dekapan nya karena ulah Rose.

"Apa yang di katakan Rose itu benar Rio, banyak yang mencemaskan mu, mengkhawatirkan mu, juga peduli dengan mu, jadi ku minta dewasa lah, dan hargai mereka" nasehat Jisoo menepuk bahu kanan Rio.


"Yang mereka inginkan itu sederhana, yaitu agar kamu juga menjaga kesehatanmu" pungkas Jisoo.

"Mianhae hyung" lirih nya.

"Jangan meminta maaf pada ku, cukup jangan buat mereka khawatir lagi" kata Jisoo.

Irene menyiapkan baju ganti untuk Amber, sang suami sedang membersihkan diri, dan selesai mandi, pria itu berganti baju tanpa bantuan sang istri, karena Irene sibuk membereskan ranjang mereka, dan membersihkan kamar.


"Nanti siang kita ke rumah appa ne?" Ajak Amber sambil memakai dasi nya, dia sudah bekerja sekarang, dan tak mengikuti wisuda, meski sudah lulus.


"Ne" jawab Irene dingin, tanpa bertanya.



"Kita akan berikan kejutan untuk appa" beritahu Amber meski sang istri seolah tak ingin tahu.

Siang nya Amber menelpon Irene jika dia mengubah jadwal ke rumah orang tua nya menjadi sore, Irene hanya mengiyakan saja.

Dan setelah dari showroom mobil, Amber bergegas menjemput sang istri, untuk mengantar mobil yang akan ia hadiahkan pada Yoong, mertua nya yang selama ini kemana-mana menaiki motor.

Dalam perjalanan ke rumah orang tua nya, Irene terus melamun menatap keluar jendela mobil yang di kemudikan oleh suami nya, Amber nampak malu-malu karena hanya berdua dengan Irene di dalam mobil, dia gelisah menggaruk tengkuk nya yang tak gatal sambil tersenyum sendiri, dengan gerakan berlahan, tangan Amber mulai berani untuk menggenggam tangan kanan Irene, sang istri tak menolak karena pikiran sibuk memikirkan Rio.

Begitu sampai dihalaman rumah keluarga Im, Irene langsung menarik kasar tangan nya dari genggaman Amber, tentu sang suami kecewa, karena Irene yang mendiamkan nya, dan memilih masuk ke dalam rumah duluan, meninggalkan suami nya.

"Sayang, kamu datang?" Sambut Jessica dari dapur karena mendengar suara pintu rumahnya yang terbuka.

"Ne eomma" jawab Irene lirih, ia segera memasuki kamar nya.


"Selamat sore eomma" sapa Amber yang baru masuk ke dalam rumah mertua nya itu.


"Selamat sore tuan muda, silakan masuk" sambut Jessica tersenyum kaget, tak menyangka, jika ternyata sang putri datang dengan suami nya.


"Tunggu lah, appa sebentar lagi pulang" ujar Jessica, dia lalu ke dapur untuk mengambilkan air minum bagi Amber, jika Rio yang datang, tanpa di minta Irene lah yang akan menyiapkan minum nya, tapi Amber, Irene enggan melakukan nya.

"Yeobo" panggil Yoong yang baru datang dari kantor dengan motor nya itu.

"Ne oppa" Jessica yang tadi menemani Amber mengobrol pun akhirnya menghampiri sang suami.


"Mobil siapa di luar?" Tanya Yoong melepas mantel nya dengan bantuan sang istri.

"Menantu mu" jawab Jessica singkat, Yoong mengerutkan kening nya, dia lantas berjalan menuju ruang tamu, melihat Amber sedang memainkan ponsel nya.

"Ehem" batuk Yoong.


"Oh appa, sudah pulang rupa nya" sambut Amber berdiri menyalami tangan Yoong.

"Ne tuan muda, ku pikir tadi nya anda tidak akan pernah membawa putri ku pulang kesini" sindir Yoong.


"Disini kan juga rumah orang tua Irene appa, kapan pun dia ingin mengunjungi orang tua nya, aku pasti akan mengijinkan nya" balas Amber.


"Aku dan Irene kesini untuk memberi kejutan pada appa" ungkap Amber



"Irene? Dimana dia? Aku belum melihatnya" Tanya Yoong bingung karena tak melihat sang putri.

"Dia di kamar nya oppa" potong Jessica yang baru datang membawakan minuman untuk sang suami, Amber jadi kikuk sendiri, merasa aneh dengan keluarga Irene yang begitu dingin pada nya dan kaku.

"Appa, aku kesini untuk mengantar mobil, yang nanti nya bisa appa gunakan untuk ke kantor atau bepergian dengan eomma" beritahu Amber memotong pembicaraan Yoong dengan sang istri, karena tak kunjung menanyakan keperluan Amber, Yoong dan Jessica menoleh ke arah Amber.



"Maaf tuan muda. . . " tolak Yoong



"Aku memaksa appa" tegas Amber

"Irene-ahh!" Teriak Amber pada sang istri, meski berada di rumah mertuanya, dia kesal karena penolakan Yoong.

Ceklek

Irene keluar dari kamar dengan wajah sembab nya, Yoong dan Jessica terkejut, melihat wajah sang putri.

"Ayo kita pulang" ajak Amber dingin, tanpa berpamitan, Jessica menangis dengan pemandangan dihadapan nya, sementara Yoong, dia mengepalkan kedua tangan nya geram.




#TBC

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang