29. Terungkap

2.2K 254 44
                                    

Rio memang belum tahu kapan akan membawa Irene dan Leo kabur, dia tinggal menunggu waktu untuk mengungkapkan nya pada Irene, tentang rencana nya.

Dan malam itu, Irene mengendap-endap masuk ke kamar Rio.

"Oppa"

"Hi"

Kedua nya saling menyapa dan melepas kerinduan dengan berciuman hangat, waktu mereka tak banyak karena Irene takut Leo akan terbangun nanti.

"Irene-ahh" panggil Rio menggenggam kedua tangan Irene sambil duduk di atas ranjang.

"Kamu mencintai oppa kan?" Tanya Rio.

"Oppa meragukan ku?" Irene malah balik bertanya dengan nada sedikit kesal.

"Tidak, aku hanya ingin kamu jawab pertanyaan oppa" balas Rio.

"Aku mencintai mu oppa, sangat mencintai mu" ucap Irene.

"Kalau begitu, mau kah kita kabur dari sini dan hidup bertiga sebagai keluarga yang sebenar nya bersama ku?" Lamar Rio, mata Irene berkaca-kaca, hanya ada keseriusan dan ketulusan yang terpancar dari kedua mata Rio, membuatnya mengangguk yakin menerima ajakan Rio.

"Aku belum tahu kapan bisa membawa mu keluar dari rumah ini, tapi jika saat itu tiba, Jisoo hyung memintaku untuk menghubungi nya" beritahu Rio panjang lebar, Irene mengangguk mengerti.

"Ne oppa, aku tak sabar untuk segera keluar dari rumah ini" ungkap Irene dengan air mata kebahagiaan membasahi pipi mulus nya, Rio pun menghapusnya, mereka lalu berciuman kembali, untuk menyampaikan perasaan masing-masing tanpa banyak berkata.


Brakk. . .

Amber menendang pintu kamar dongsaeng nya, dia yang sudah curiga akhirnya menangkap basah sang istri berciuman dengan pria yang bukan lah suami nya.

"Brengsek" Amber menyambar baju Rio dan langsung memukul nya.

Bugh

Rio terjatuh.

"Irene-ahh, lari" perintah Rio, tanpa pikir panjang, Irene berlari ke kamar nya untuk mengambil babby Leo, Amber mengejar nya.

Hap




Berhasil menarik rambut Irene, wanita itu menjerit sakit, tapi Rio berhasil berdiri.

Bugh

Rio menendang perut Amber, otomatis cengkeraman tangan nya di rambut Irene terlepas, wanita itu berdiri dengan susah payah, meraih tubuh Leo yang tertidur di box bayi nya, sang putra terjengkit kaget, tangis nya pecah saking kaget nya, Irene mendekap nya membawa turun ke bawah, Rio mengikuti nya dari belakang.

"Apa pun yang terjadi, jangan tengok ke belakang, segera hubungi Jisoo hyung secepat nya" ucap Rio di belakang Irene, sampai di tangga terakhir.

"Aaarrgghhh. . ." Amber mengangkat sebuah guci keramik berukuran besar

Prank

Dan melemparkan nya tepat mengenai punggung Rio, yang langsung jatuh tersungkur.


"Oppa" Jerit Irene histeris.

"Cepat lari, jangan pikirkan oppa" teriak Rio lagi.

Bugh

Amber memukul wajah Rio berkali-kali.

"Dongsaeng kurang ajar, brengsek kamu Rio" umpat nya, mendengar suara keributan, Tiffany keluar dari kamar nya.

"Amber, hentikan" pekik nya, dia berlari menghampiri Rio yang tak membalas sekalipun pukulan hyung nya, kecuali ketika Amber menjambak Irene tadi, Tiffany mendorong tubuh Amber yang menduduki Rio sambil memukuli nya.


"Ada apa ini?" Kini Taeyeon yang keluar dan menghampiri mereka bertiga.

"Si brengsek ini bermain curang dengan istri ku dadd, dan Irene kabur sekarang" adu Amber menunjuk Rio dengan wajah marah nya.

Diluar, Irene berlari tanpa berhenti, dia lalu teringat pesan Rio untuk menghubungi Jisoo, dengan bersembunyi dibalik pohon, dia pun menelpon Jisoo, mengabarkan jika dia kabur dari rumah Kim malam ini.

"Baik, nyalakan gps mu, aku akan menjemputmu sekarang" pesan Jisoo, sebelum menutup sambungan telpon nya

Irene menangis sambil memeluk Leo yang sesekali masih sesenggukan karena shock, wanita itu memikirkan nasib Rio yang tertinggal di rumah keluarga Kim.

"Papa pasti baik-baik saja, Leo temani mama sampai papa datang ne" hibur Irene pada sang putra, padahal dia sendiri juga sedang dilanda kekhawatiran dan kecemasan tentang keselamatan Rio.

Sebuah mobil berhenti di dekat pohon tempat Irene sembunyi, dia lah Jisoo, pria itu mendesah lega melihat Irene muncul dari balik pohon, keadaan nya tidak dalam kondisi baik-baik saja, wajah sembab, baju seada nya, dan rambut yang berantakan, Jisoo membuka kan pintu penumpang depan, lalu melajukan mobil nya.

"Babby Leo baik-baik saja kan?" Tanya Jisoo memastikan, Irene mengangguk, dan setelah itu tak ada lagi obrolan, Jisoo takut karena keadaan Irene yang masih sangat sensitif karena baru saja mengalami hal yang menakutkan.

"Ayo turun, mommy sudah menunggu di dalam" ajak Jisoo, membawa Irene masuk ke dalam rumah mewah nya yang hanya dia huni bersama sang mommy.

Ceklek

Irene memasang wajah ketakutan dan sungkan nya.

"Hey, Irene kan?" Sambut Sandara, mommy kandung Jisoo, wanita berusia hampir 40 tahun itu menyambut hangat kedatangan Irene, wanita yang menggendong babby Leo itu mengangguk.

"Jangan sungkan, Jisoo sudah menceritakan semua nya pada mommy, ayo duduk" ajak Dara, dia lalu memberikan secangkir teh hangat, dengan tangan gemetar hebat Irene hendak meraih cangkir teh di hadapan nya, Sandara menjadi iba, dia lalu berinisiatif untuk menggendong babby Leo, agar Irene bisa minum, sementara Jisoo terus mencoba menghubungi nomor Rio yang tak aktif.

Dirumah Kim.

Plak

"Anak tak tahu diri"

Plak

"Ini kah balasan mu untuk ku yang sudah menampung selama ini hah?"

Plak

"Anak haram" maki Taeyeon sambil terus menampari pipi Rio bergantian, padahal dia sudah babak belur oleh Amber.


"Cukup Tae!" Teriak Tiffany tak terima Rio disebut anak haram oleh Taeyeon.

Rio terbelalak tak percaya mendengar makian sang ayah.

"Apa sebutan yang pas untuk anak dari hasil perselingkuhan?" Hardik Taeyeon, air mata Rio menetes menatap kecewa sang mommy yang menangis hebat.

"Ja-jadi. . . " Rio terdiam merasakan sakitnya disebut sebagai anak haram, perihnya melebihi dari perihnya luka yang dia derita.

"Jadi ini, alasan kenapa Rio dibedakan dengan hyung? Jadi ini alasan daddy tak pernah mau mengajak ku bicara? Jadi ini juga kenapa daddy tak pernah mau mengungkapkan keberadaan ku di depan publik?" Tanya Rio kecewa, rasanya dia ingin berteriak sekarang untuk mengurangi sakit di hati nya.

Rio segera membalik kan badan nya,  dengan langkah gontai dia berjalan meninggalkan rumah keluarga Kim yang sudah dia tempati selama ini, tangis nya tak bisa berhenti dalam perjalanan nya.

"Pabo-yaa, aku mengkhawatirkan mu" sambut Jisoo ketika berpapasan dengan Rio, perasaan Jisoo tak enak, hingga ia memutuskan untuk kembali melewati depan rumah Kim, yang tak mengenali mobil nya, jadi tak menimbulkan kecurigaan.

"Rio-yaa" sentak Jisoo karena Rio hanya diam saja.

Bruk

"Aku bukan anak nya hyung, aku anak haram ternyata" adu Rio pilu, tangis nya pecah di pelukan Jisoo.


#TBC



besok tamat

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang