2. Kampus

1.9K 229 92
                                    

Tak ada acara khusus di kampus SNU untuk menyambut mahasiswa baru, hanya ada pengenalan kampus di hari pertama, setelah itu hari berikutnya, perkuliahan dimulai, karena kampus memang lebih mengutamakan proses pelajaran dari pada kegiatan lain diluar kampus yang hanya membuang-buang waktu saja.


Irene berjalan menuju kelas nya sendirian, karena Joy ternyata sudah di masuk, dia berjalan sambil menunduk karena menjadi pusat perhatian para namja yang di lewati nya, meski dia berusaha menyembunyikan kan wajah nya, tapi nyata nya mata pria mana pun tetap mampu melihat sempurna nya pahatan wajah oleh Sang Pencipta.


Amber, mahasiswa senior itu berjalan berlawanan arah dengan Irene, bersama Henry dan Minho sahabat dekat nya, Amber memincingkan matanya untuk melihat lebih jelas wajah mahasiswi baru yang berjalan ke arah nya itu.



"Wow" gumam Minho dan Henry takjub, melihat kecantikan gadis yang baru saja melewati mereka itu, Amber memutar tubuhnya menatap Irene dari belakang dengan senyum nya.


"Aku harus mendapatkan gadis itu" gumam nya, fix, Amber jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Irene, mendengar gumaman Amber, Henry dan Minho saling bertatapan, kemudian tawa kedua nya pecah.



"Hey, ada yang salah?" Tanya Amber remeh



"Kalian tidak lupa kan siapa aku? Mahasiswa yang paling di gandrungi di kampus SNU" congkak nya.



"Bukan nya lupa, tapi predikat itu sudah diambil alih Rio, mahasiswa junior kita, sepertinya kamu yang jadi pelupa sekarang" ujar Henry mengingatkan, dia kembali terpingkal bersama Minho, Amber menggeleng, di lingkungan kampus, selain Rose memang tak ada yang mengetahui jika Rio dan Amber adalah saudara kandung, karena selain sifat dan sikap yang berbeda, Amber lebih terlihat sebagai seorang chaebol di banding Rio yang lebih sering kedapatan datang ke kampus dengan menumpang mobil Rose atau dengan bus.




"Tidak, aku tak mengakui nya, apa kalian tidak melihat, selama ini tak ada mahasiswi yang terlihat berusaha mendekati nya, sedangkan aku? Aku pernah dekat dengan Krystal yang terkenal dingin, Victoria si gadis mandiri" cerita Amber bangga.





"Yaa, dan itu karena nama margamu, sebenar nya mereka tak benar-benar membicarakan kamu di belakang, Rio lah yang mereka kagumi diam-diam, karena kemisteriusan nya dan sulit nya untuk di dekati" lanjut Minho.



"Aku setuju dengan Minho, sebagai laki-laki, kamu terlihat murahan, karena mudah nya di dekati perempuan mana pun" timpal Henry, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke kelas.




"Aku begitu karena tak ingin melukai perasaan gadis yang berusaha mendekati ku" alasan Amber



"Tapi bukan berarti semua gadis bisa kamu terima, kadang ada dari mereka yang hanya ingin menguji mu, bermain dengan mu, setelah itu mereka akan membongkar semua nya pada sahabatnya dengan ekspresi wajah seolah jijik, jadi lah pria yang memiliki harga diri Amb, kamu tampan, kamu kaya, tapi tingkah mu. . . " Henry tak berani melanjutkan kata-kata nya.



"Tingkahku kenapa?" Tanya Amber pura-pura polos




"Astaga, aku tak tahu harus menyebutnya dengan apa" keluh Henry.



"Sudah ada berapa mahasiswi yang drop out dari kampus ini karena hamil? Dan siapa pelaku nya, jelas kamu tahu Amb" geram Henry sedikit berbisik, spontan Amber langsung menutup mulut kawan nya itu dengan telapak tangan kanan nya.





"Diam kamu Henry" geram nya




"Aku janji akan berubah jika bisa mendapatkan gadis itu" ujar Amber yang menahan tubuh Henry pada dinding kelas yang mereka lewati, dia begitu kesal karena kedua sahabat nya itu memandang nya remeh, dia lantas melepas kuncian nya pada Henry, Minho pun membantu teman nya itu yang seperti nya kesulitan bernafas.





"Ayo, aku akan buktikan pada kalian" tantang Amber berjalan mendahui Henry dan Minho.



Masih di kampus

Rose dan Rio berjalan beriringan menuju ke kantin.


"Cepat Rio, Jisoo oppa nanti akan marah jika kita terlalu lama" omel Rose




"Iya iya" pasrah Rio berjalan cepat menyamakan langkah nya dengan Rose yang sedikit berlari.



"Aku kira kalian tersesat" sarkas Jisoo saat Rio dan Rose sudah menghampiri nya di kantin



"Maaf oppa, semua karena Rio" tuduh Rose, Jisoo memang menaruh sedikit rasa cemburu pada Rio, karena kedekatan nya dengan Rose sang kekasih.



"Maaf hyung, miss Sunmi yang mengacaukan semua nya" balas Rio.



"Itu karena dia menyukai mu, tapi kamu tak paham-paham dengan kode yang dia berikan" kesal Rose.




"Aku bukan nya tak peka Rosie, tapi karena aku memang tak menyukai nya" bela Rio, pria ini menjadi begitu cerewet jika bertengkar dengan Rose.



"Sudah sudah, kalian pesan lah makanan, biar meja nya aku yang jaga" lerai Jisoo.



"Ne, oppa mau apa?" Tanya Rose masih dengan wajah cemberutnya karena.



"Chikin" jawab nya tersenyum manis untuk menghibur sang kekasih, dan berhasil, senyum nya menular pada Rose, Rio yang memperhatikan itu pun ikut tersenyum.



Rio dan Rose mengantri di line yang berbeda, karena makanan yang mereka beli memanglah tidak sama, di depan Rio, seorang gadis pendek sedang menuggu giliran membayar dan mengambil makanan nya, dia lantas membawa nampan nya, karena terlalu dekat, saat memutar tubuh nya, dia hendak menubruk dada Rio.



"Opps, mianhae mianhae" ucap gadis yang tak lain adalah Irene itu, sambil membungkukan badan nya berkali-kali, merasa tak mendapat respon, dia lalu mendongak.


Deg


Irene mematung menatap wajah Rio, yang membuat nya terpesona.

Irene mematung menatap wajah Rio, yang membuat nya terpesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tampan" batin Irene, Rio hanya mengangguk, tanpa ekspresi.




"Permisi" ucap Irene tak enak, dia tersenyum sendiri dengan wajah merona mengingat pria yang nyaris di tubruknya tadi, dan ini membuat Irene jadi tak fokus pada jalan nya, dia tak sadar, ada tiga mahasiswa senior juga berjalan kearah nya, lalu. . .



Brak


Amber menampik keras nampan yang Irene bawa dengan tangan kanan nya dari bawah, gadis itu kembali dari lamunan nya, dia terjengkit, lalu mengerjapkan kedua matanya karena kaget.




"Perhatikan jalanmu nona, kau nyaris menabrak ku" dingin Amber, wajah Irene memucat, antara takut, juga malu menjadi pusat perhatian di kantin, dia nyaris menangis, Rio dan Rose pun ikut menoleh ke sumber suara keributan.




Dan Rose lah yang berinisiatif menghampiri Irene, Rio yang yang mencemaskan sang sahabat pun mengikuti nya.


Irene masih mematung, Rio mendahului langkah Rose, dia lalu meletak kan nampan nya diatas kedua tangan Irene yang masih belum merubah posisi nya.



"Ayo, ikut aku" ajak Rose, Rio tak mengatakan apa-apa, dia sibuk memunguti makanan Irene yang berantakan dan membuang nya ke tempat sampah, dan Amber masih berdiri memperhatikan pergerakan Rio dalam diam.







#TBC

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang