"kamu itu baik, aku yang gak baik"
○---------------○Kring...
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas menuju tempat parkiran.
"Gue pulang dulu."
Samudra, Juna, Bima dan juga Dewa sudah menaiki motor masing-masing. Biasanya setelah bel pulang sekolah mereka nongkrong di warung milik Mbak Jumi yang ada di ujung jalan sebelah Sma Angkasa.
"Gak ngumpul dulu Jun?" Tanya Dewa.
"Gue ada urusan." Balas Juna.
Dia mulai memasang helmnya kemudian pergi membawa vespa matic hitam miliknya.
"Gue duluan."
"Hati-hati." Ujar Samudra.
"Gue juga duluan deh, disuruh nyokap nganter kue." Pamit Bima.
"Mau dong kue buatan nyokap lo. Enak tuh." Sahut Dewa.
"Iya, kemaren nyokap juga pesen buat." Ujar Samudra.
"Yee beli dong!" Balas Bima.
"Pelit amat lu, entar gue bilangin bunda kalo anaknya pelit gamau bagi-bagi kuenya."
"Yaudah kapan-kapan gue bawain bittersweet by bunda gue."
"Yeayy dapet bittersweet gratis by bundanya Bima."
"Kalo kalian balik gue juga mau balik." Ujar Samudra.
"Hati-hati lo pada. Pulang Dew, jangan nyari cewek."
Dewa mencebik. "Enggaklah Sam, emang gue Bima."
"Mulut lo ya!" Bima melotot.
"Bener kan?" Tanya Dewa.
"Bener." Balas Bima kemudian mereka tertawa sambil bertos ria.
"Duluan Sam."
Samudra menggeleng-gelengkan kepala menatap kedua temannya yang sudah beranjak pergi.
"Permisi." Samudra menoleh ke belakang.
"Pak Samudra ya?" Tanyanya membuat Samudra memutar bola matanya malas.
"Saya Aluna, yang order ojek onlinenya bapak."
Aluna menunjukkan roomchatnya ke Samudra. Aluna mengirimkan pesan meminta diantar pulang, bukan memesan ojek online.
Aluna menyengir lebar dengan tanpa dosanya. "Bareng ya!"
"Beda arah, bukan bareng namanya."
"Nebeng deh... nebeng."
"Gak, gue bukan tempat tumpangan."
"Yaudah Pak Samudra, order ojeknya dong!"
"Gak, gue bukan tukang ojek."
Aluna mengehela nafas. Tangannya menggenggam kuat tali ranselnya. Harus bagaimana supaya Samudra mau. Aluna sudah kehabisan ide.
"Yaudah gue jalan kaki aja!"
"Oke." Samudra memakai helmnya lalu pergi meninggalkan Aluna.
Aluna terkejut melihat tingkah Samudra.
"Kok jadi dingin lagi? Kemaren-kemaren udah perhatian kenapa sekarang jadi dingin sih?"
"Samudra kok gitu sih." Aluna kembali kecewa.
"Awalnya gue yakin, rasa itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi sekarang?" Aluna berjalan sambil menatap jalanan yang habis dilewati Samudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGGAPAI SAMUDRA [END]
Teen Fiction"Jangan sentuh gue! radius lima meter!" Ucap Aluna kelabakan. Kakinya semakin melangkah mundur hingga punggungnya bertabrakan dengan pohon. Samudra mengangkat alis sambil menampakkan senyum misterius. "Dasar cewek gila!" Balasnya saat Aluna berlari...