"life is full of expectations, but whatever happens keep going and enjoy every step you feel."
————————
Suasana kantin sangat ricuh. Semua sibuk berebut kursi dan mengantre makanan. Jessica sangat jenuh melihatnya, apalagi Aluna belum juga datang. Guru seni meminta Aluna untuk membantu mengoreksi tugas praktek bernyanyi, karena kebetulan Aluna juga pandai bernyanyi, jadi dia bisa membantu mengoreksi kesalahan nada di masing-masing video.
"Hwaa Aluna lama banget sihh, mulut gue udah gatel mau gibahin meja sebelah ih." Gerutu Jessica sambil melirik ke arah meja sebelah, di sana ada adik kelas yang sangat heboh sedang memuji Samudra dan kawan-kawannya.
Jessica masih bisa memaklumi jika mereka sedang memuji Samudra ataupun Juna. Tetapi, ada yang sangat mengganggu telinganya. Salah satu adik kelas itu memuji ketampanan Bima. Jessica sangat muak mendengar nama tersebut. Pujian yang dilontarkan adik kelas itu teralalu berlebihan bahkan semua yang disebutkan adalah kebalikan dari sifat asli Bima yang menyebalkan. Mulutnya sudah sangat gatal, ingin menyanggah setiap pujian itu.
Tatapan Jessica meremahkan perkataan adik kelas itu. Dia kembali menenangkan diri dengan menyeruput es jeruk di depannya sembari menunggu Aluna datang. Tak berlangsung lama, ketenangan itu kembali hancur setelah mendengar suara-suara aneh yang Jessica sudsh bisa menebak siapa itu.
"Anak kecil belum boleh pacaran yaa!!" Teriak seseorang dari balik pintu kantin.
Dia mengambil asal botol saus di sampingnya untuk dijadikannya microfon palsu, mendekat ke arah Jessica dan melanjutkan nyanyinya.
"Cantiknya! Jessica, aku tergila gila~~~."
"Unyunya! Jessica kau buattt aku gila~~~"
"Oh mama oh papa~~ aku harus apaa? Sembuhkanlah aku dari demam unyu unyu."
Ya, itu suara Bima. Seperti biasa, salah satu rutinitas Bima di sekolah adalah mengganggu Jessica. Kini dia dengan tidak punya malu bernyanyi di depan kantin, menggoda Jessica. Lihatlah mimik muka Jessica sekarang, sangat kaget dan malu. Bahkan es jeruk yang baru saja dia seruput tidak sengaja menyembur keluar.
Bima duduk didepannya dengan tatapan puppy eyes. Jessica semakin mau muntah melihatnya. Samudra, Juna, dan Dewa menggelengkan kepala dan memilih mencari tempat duduk lain. Tidak ambil pusing melihat kelakuan Bima setiap harinya.
"Ayang lagi makan apa?" Tanyanya.
Jessica mengambil nafas dalam sambil berusaha tersenyum manis di depan Bima.
"Lagi makan rayuan busukmu nih, busuk banget loh sampe mau muntah!" Balasnya, setelah itu dia langsung beranjak pergi meninggalkan kantin.
"Eh ayang mau kemanaa?!?!?!?"
Bima berlari terbirit-birit menyusul Jessica. Sadar bila Bima mengikutinya, Jessica menambah kecepatan larinya. Alhasil mereka berakhir kejar-kejaran keliling sekolah.
"Bisa gila gue lama-lama."
"Dasar orang gila."
"Aduh dosa apa sih gue selama hidup, gini amat cobaanya."
"Woyy Jess, jangan kenceng-kenceng atuh larinya!" Teriak Bima, "busett lemes banget gua, ditinggal lari sama ayang."
"Jessica! Berhenti gak lo?! Kalo gak gue umumin ke satu sekolah nih kalo lo pacar gue!"
"Gila lo!"
"Emang! hehehe."
Bima terus berlari mengabaikan Murid lain yang hampir dia tabrak. Jessica melihatnya sambil tersenyum, kali ini dia berhasil kabur. Saat menileh ke belakang, dia melihat Bima tidak lagi mengejatnya. Bima tiba-tiba saja belok ke arah lorong menuju kamar mandi. Jessica tidak peduli, mungkin Bima sedang ada panggilan alam.
![](https://img.wattpad.com/cover/202756071-288-k224464.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGGAPAI SAMUDRA [END]
Ficção Adolescente"Jangan sentuh gue! radius lima meter!" Ucap Aluna kelabakan. Kakinya semakin melangkah mundur hingga punggungnya bertabrakan dengan pohon. Samudra mengangkat alis sambil menampakkan senyum misterius. "Dasar cewek gila!" Balasnya saat Aluna berlari...