"Ada kalanya hati lelah mencintai karena terlalu disia-siakan."○---------------○
Pelajaran kedua di Hari Selasa adalah olahraga untuk kelas sebelas Sosial dua. Para murid laki-laki sangat menyukai olahraga, tidak dengan perempuannya yang lebih suka rebahan di pinggir lapangan dan bermalas-malasan karena panas.
Seperti yang lainnya, Aluna lebih memilih duduk sendirian di tribun. Terdiam dengan pandangan kosong, itulah yang di lakukan Aluna beberapa hari terakhir. Hidupnya memang tidak pernah bahagia, namun Aluna tidak pernah terlihat sedih di sekolah. Kejadian beberapa hari lalu berhasil membuat Aluna semakin bingung.
Ternyata Berada di dekat Samudra sama saja seperti di dekat laki-laki lainnya. Aluna selalu takut untuk mencoba biasa saja di dekat Samudra. Dia selalu menjauhkan jarak untuk menghindari kemunculan masa kelam itu. Belum sempat merasakan apa yang akan terjadi, dia sudah lari begitu saja.
"Padahal belum gue coba, tapi selalu pengen lari aja. Penakut banget sih Lo." batinnya sambil mengadahkan kepala menatap awan.
"Woy Aluna!" Teriakan itu berhasil membuyarkan pikiran Aluna. Jessica selalu saja mengcut alur cerita bikinan Aluna yang masih berlangsung. Jessica menghampiri Aluna lalu duduk di sebelahnya.
"Lo kenapa sih? Kalau ada masalah cerita aja kali. Kalo lo masih inget, gue ini sahabat lo." Ujar Jessica yang mulai sedikit kesal karena tidak pernah dicurhati oleh Aluna. Memang Aluna sangat humoris dan manis tapi sebenarnya dia introvert.
"Eh Jubaedah! Jangan ngelamun sendirian, entar kesambet tau rasa loh!" Aluna terkesiap karena suara Jesaica benar-benar memekikkan telinganya.
"Hadehh lagi enak-enak haluin Samudra ganggu aja lo." Balas Aluna dengan malas membuat Jessica mengernyit jijik.
"Samudra Samudra Samudra.. Tuh diliatin terus tuh sama si Bagas. Kayaknya dia suka deh sama lo, udahlah sama dia aja, udah baik, ganteng, pinter, gak kalah keren sama Samudra, ketua OSIS."
"Apaan sih Jes, gue itu sukanya sama Samudra. Bagas emang baik banget tapi dia itu temen gue."
"Tapi Al-,"
"Ssttt...ck..ck..ck."Belum sempat melanjutkan perkataannya, Aluna sudah meletakkan jari teAljuknya didepan mulut lebar Jessica. "Gue udah bertekad untuk bisa taklukin hatinya Samudra, harusnya lo dukung gue dong."
"Males ahh gue sih kasih saran aja, jangan sia-siain apa yang udah ada demi ngedapetin sesuatu yang belum tentu bisa." Ujar Jessica lalu pergi membuat Aluna memandangi cowok yang sedang asyik bermain basket di tengah lapangan.
Dari dulu Bagas memang selalu baik sama Aluna. Bagas juga selalu ada di saat Aluna butuh, meski setiap ada Samudra Aluna selalu pergi begitu saja. Mungkin satu kelas juga tahu kalau Bagas itu suka sama Aluna. Tapi Aluna memang sama sekali tidak peka, karena yang ada di benaknya hanyalah Samudra.
Seperti ada yang memperhatikan, Bagas tergerak untuk menghampiri seseorang yang tidak lain adalah Aluna. Bagas menampilkan senyum lebarnya pada Aluna. Saat dia akan menyapanya, Aluna menoleh pada seseorang yang sedang berjalan di koridor. Dia pergi menghampiri Samudra yang sedang bersama teman-temannya.
Bagas yang melihatnya hanya bisa menghela napas lalu kembali ke tengah lapangan.
"Samudra!!!" Langkah Samudra terhenti saat merasa ada yang memanggilnya. Dia melihat cewek aneh itu berdiri agak jauh dan melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGGAPAI SAMUDRA [END]
Dla nastolatków"Jangan sentuh gue! radius lima meter!" Ucap Aluna kelabakan. Kakinya semakin melangkah mundur hingga punggungnya bertabrakan dengan pohon. Samudra mengangkat alis sambil menampakkan senyum misterius. "Dasar cewek gila!" Balasnya saat Aluna berlari...