6 : Reuni Kecil

138 18 6
                                    

Berkali-kali kepulangan Naruto dan Sasuke berselingan. Saat Sasuke pulang ke rumah, ternyata Naruto baru saja kembali beberapa hari yang lalu. Begitu pula sebaliknya, ketika Naruto pulang ke rumah, Sasuke telah kembali bertugas selang beberapa minggu sebelumnya. Dua sahabat lama itu benar-benar tak pernah bertemu lagi sejak berkutat dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Minggu depan ya?" gumam Sakura melihat kalender. Pada salah satu tanggal di bulan itu, ia menandainya dengan bulatan merah tebal. Ulang tahun pernikahannya. Ia menghela napas panjang. Sudah lima tahun ia tak merayakan anniversary bersama suami yang sangat dicintainya.

"Ada apa, Mama?" tanya Sarada melihat wajah lesu mamanya di pagi hari, "padahal papa akan pulang minggu depan kan?"

Memang benar Sasuke-kun akan pulang minggu depan, tapi itu tak pasti, pikir Sakura. Terkadang yang dimaksud 'minggu depan' bisa saja delapan atau sepuluh hari lagi. Ia jadi ragu Sasuke datang tepat di hari ulang tahun pernikahan mereka.

Sarada sangat mudah menafsirkan perasaan gundah mamanya. Di sela waktu luang shiftnya, Sakura memilih untuk pulang lebih cepat. Akan tetapi bukan semata-mata antusias menunggu Sarada pulang kuliah. Ia lebih sering melamun memikirkan suaminya seraya menghitung hari, menerka-nerka hari dimana Sasuke datang.

Saat Sarada ingin mencoba menghibur mamanya, ia sadar tak akan semudah biasanya. Sebab, kali ini akan berkaitan dengan hari istimewa yang dinantikan mamanya. Sarada hanya mampu terduduk di ruang tamu bersiaga barang kali papanya tiba-tiba pulang, namun ekspektasinya tak jua terwujud. Bukan mobil papanya yang melintas, melainkan mobil oranye milik Naruto yang datang.

Bahkan Naruto-san telah pulang, gumam Sarada. Ia mendengus pasrah. Sejujurnya ia ingin menghampiri orang yang ia idolakan itu untuk belajar ilmu agama sebanyak-banyaknya seperti biasa. Tapi kali ini Sarada seolah tak semangat. Nampaknya harapan besar mamanya agar papanya cepat pulang telah menular pada dirinya.

Hari demi hari Sakura lewati dengan perasaan waswas. Entah mengapa semakin dekat kepulangan Sasuke semakin membuatnya rindu sosok laki-laki gagah berambut hitam raven tersebut. Ditambah kepulangan Naruto dua hari lalu membuat Sakura ingin Sasuke cepat datang. Sesekali ia merasa iri dengan Hinata karena Naruto sering pulang akhir-akhir ini dan sering mengajak keluarganya berlibur bersama di waktu luang. Sarada juga sering mengintip keluarga Uzumaki dari jendela rumahnya. Hampir setiap hari Naruto mengajak Boruto dan Hinata untuk menemui Himawari yang telah berkuliah di kota Hanabi tinggal.

Tak sampai satu menit mobil oranye keluarga Uzumaki berlalu, tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam yang berpapasan dengan mobil itu berhenti di depan rumahnya. Sarada berlari ke arah mamanya yang termenung di ruang makan yang terus memandang kalender meja. Ia menarik kedua tangan mamanya untuk bersiaga di depan pintu tanpa memberitahu alasannya.

"Assalamu'alaikum, tadai-" belum sempat Sasuke melanjutkan ucapannya, istri dan anaknya langsung memeluknya begitu masuk rumah, "-ma," lanjut Sasuke seraya membelai lembut kedua kepala perempuan hebatnya.

"Wa'alaikumsalam, okaerinasai!" sambut Sakura dan Sarada kompak. Hari Minggu itu adalah hari terindah yang Sakura dan Sarada rasakan saat Sasuke pulang lebih cepat. Sakura yang masih memeluk Sasuke menenggelamkan wajahnya di bahu bidang Sasuke. Baginya setiap kepergian Sasuke adalah kepergian yang begitu lama.

"Apa yang membuat kalian begitu manja seperti ini?"

"Aku senang Papa pulang dua hari lebih cepat dari hari yang dijanjikan"

"Kau ingat hari apa dua hari lagi?" balas Sakura balik bertanya. Sasuke tersenyum, ia tak menjawab karena sudah tau pasti itu hari istimewa mereka.

Half of My Religion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang