KLING! Lonceng yang terpasang pada pintu toko bunga keluarga Yamanaka berbunyi. Ino Yamanaka, sang pemilik toko sengaja memasangnya untuk mengetahui pelanggan yang datang. Namun kali ini sang anak yang bertugas menjaga toko. Kebetulan hari itu ia juga sedang bersantai setelah menggarap project pembangunan apartemen tengah kota.
Sore itu Inojin menggantikan ibunya yang sedang mengurus toko bunga di cabang lain. Ia memasang wajah berseri pada pelanggan pertama yang akan dilayaninya, "irasseimase— wah, Sarada! Ada yang bisa kubantu?"
"Tolong sebuket bunga untuk ulang tahun pernikahan" jawab Sarada tanpa basa-basi. Dirinya memang sedang bergegas.
"Umm, biar kucari sebentar" Inojin segera melesap dalam kerumunan bunga yang terklasifikasi secara rapi berdasarkan jenisnya, "ini dia! Bunga anyelir cocok sekali untuk hadiah ulang tahun pernikahan"
"Benarkah? Kau tahu banyak ya, Inojin"
"Tidak juga, kebetulan aku baru melihat daftar di komputer. Itu bagus untuk hadiah anniversary pertama" cuap Inojin meringis, "ngomong-ngomong itu hadiah untuk— wah apakah untuk Boruto? Atau Mitsuki? Jadi pada akhirnya kau memilih siapa? Tau-tau sudah anniversary saja"
"Matte, sepertinya kau salah paham. Hadiah ini bukan untukku" sela Sarada yang dihujani pertanyaan, "ini untuk Naruto-san dan Hinata-san, orangtua Boruto"
"Eeh, sou desu ka? Kukira kau sudah menikah dan tak mengundangku" Inojin menggaruk-garuk kepalanya karena salah duga, "kalau begitu ini perayaan ulang tahun pernikahan ke berapa? Akan kucarikan bunga yang cocok"
"Etto.. karena usiaku dan Boruto sekarang 24, kemungkinan usia pernikahan mereka 25 atau 26 tahun"
"Baiklah, 25 tahun" Inojin mencari data bunga yang tepat untuk anniversary itu, "menarik. Bunga iris ungu sangat cocok untuk hadiah. Kau tau, bunga ini biasanya diberikan sebagai hadiah di era kerajaan. Itu yang kubaca hahaha"
Sarada tertawa kecil lalu sejenak terdiam. Melihat Inojin yang sedang mengoperasikan komputer untuk memuat data pemesanan, tiba-tiba terbersit pikiran untuk menanyakan pesanan bunga saat itu. Tentang buket bunga yang dipesan Mitsuki dan Boruto secara bersamaan.
"Kalau itu pasti sudah lama sekali. Tapi akan kucoba mencari datanya. Oh ya, Kaa-san selalu mencantumkan nama pembeli dalam daftar pembelian. Berdo'alah, semoga datanya masih ada"
Inojin mencari-cari daftar pembelian bunga mawar antara Boruto dan Mitsuki di tahun dan bulan yang dimaksud Sarada, "ini dia! Ternyata pesanan mereka hampir sama. Hanya warna bunga dan jenis bunga pelengkap saja yang beda"
"Boleh kulihat?"
Sarada mendelik mendapati nama pembeli buket yang diperuntukkan dirinya. Mawar merah yang penuh misteri itu, kini ia tau siapa identitas si pemberi. Dugaannya selama ini benar, padahal ia selalu dipenuhi keraguan.
"Oh aku lupa memberitau, waktu itu aku sempat lupa mencantumkan kartu ucapan yang kutulis untukmu. Sebenarnya itu untuk Sasuke-san, tapi aku salah menulisnya dan langsung mencampurnya begitu saja dengan kartu ucapan kosong lain. Saat aku menyadari, ternyata sudah kusisipkan di salah satu buket mereka" jelas Inojin sambil merangkai bunga pesanan Sarada, "gomen Sarada"
Sou ka? Sarada tertunduk lemas. Berarti bunga itu memang bukan untuknya.
"Hai, ini dia bunganya" kata Inojin setelah menyelesaikan buket Sarada, "kuberikan bonus kartu ucapan karena kau pelanggan baru kami"
"Arigatou" Sarada menerima dan membayar harga yang tertera di struk belanja. Ia segera berlalu dan memacu mobilnya dengan cepat. Dalam benaknya masih terpikir rupa seseorang yang memberikan bunga padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half of My Religion ✔
Fanfiction[COMPLETED 27/09/20] • [BORUSARA/MITSUSARA] Dalam hadits, menikah itu menyempurnakan separuh agama. Tapi jika pasangan hidup itu bukan orang baik bagaimana? Lalu teori tentang jodoh itu bagaimana, bahwa jodoh adalah cerminan diri? , Sarada Uchiha se...