26: Kembali dan Pergi

133 14 6
                                    

Fugaku Uchiha, sang direktur utama Uchiha Foundation, terlihat mondar-mandir di sekitar meja kerjanya. Setelah membaca sepucuk surat dari salah seorang karyawannya, ia tak mampu berpikir jernih.

"Kau sungguh-sungguh yakin untuk berhenti?" pekik Fugaku begitu menerima surat pengunduran diri Mitsuki, "kau ini pegawai terbaik di perusahaan, Mitsuki"

"Hai, sumimasen. Ada perkara yang lebih penting dan tak bisa saya jelaskan"

Fugaku mengernyitkan dahinya. Pegawai terbaik di kantor itu akan segera hengkang dari perusahaannya. Setelah memberikan prestasi terbaik dalam dua tahun untuk mencapai pendapatan sampai 17%, Fugaku tak habis pikir Mitsuki malah mengundurkan diri.

"Apa ini ada kaitannya dengan Sasuke? Atau mungkin Sarada juga?" tebak Fugaku berusaha mengorek alasan terselubung Mitsuki.

Deg! Mitsuki terbelalak. Terkaan itu tak sepenuhnya salah, namun bukan berarti benar. Ia hanya ingin menjauh dari Sarada, akan tetapi Sarada tak terlibat dalam keputusan yang dibuatnya.

"Sumimasen, ini keinginan saya sendiri"

Fugaku mendengus. Ia hanya bisa pasrah walau masih berharap Mitsuki merubah keputusannya, "baiklah. Kalau begitu kau boleh mengemasi barang-barangmu. Pesangon akan kuberikan setelah kau membawa semua barangmu"

"Hai, arigatou. Permisi"

Mitsuki berlalu dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Napasnya tak beraturan. Degup jantungnya juga tak stabil. Ia tau Fugaku akan kecewa padanya. Tapi memang tak ada jalan lain. Terus berada di lingkungan Uchiha akan melukai hatinya lebih dalam, persis seperti dugaan Orochimaru yang pernah disampaikan padanya.

Sementara Mitsuki bersiap untuk pergi jauh dari kota tempat tinggalnya, Boruto justru tengah bersiap untuk kembali ke kota asalnya. Selepas prosesi wisuda tiga hari lalu, Boruto disibukkan dengan kegiatan berkemas. Ia begitu lega masa belajarnya di pesantren usai seiring dengan studi magisternya.

"Kau terlihat bersemangat sekali. Pasti kau tak sabar untuk menemui Sarada-chan, bukan?" goda Hanabi melihat keponakannya mengepak baju dan buku-buku materi kuliahnya, "apa kau sudah mengatakan bahwa kau baru saja wisuda?"

"Nee-san penasaran sekali" jawab Boruto seraya menjulurkan lidahnya pada Hanabi.

"Habisnya kau ini suka membuatnya khawatir kan? Gara-gara kau tak pernah memberi kabar, dia selalu terkejut dengan kedatanganmu!" seloroh Hanabi.

"Itu bagus kan? Berarti aku memang lelaki penuh kejutan, dattebasa!"

Hanabi menyeringai. Boruto memang pintar bicara. Sesaat ia membayangkan rumahnya akan sepi karena kedua ponakannya telah menyelesaikan masa studi. Himawari pun berencana untuk kembali karena mengkhawatirkan kondisi Hinata. Keponakan perempuannya itu pernah bercerita bahwa ia keberatan saat ibunya terus berkunjung tiap beberapa minggu sekali.

"Assalamu'alaikum, Onii-chan! Papa sudah menjemput" panggil Himawari pada Boruto di depan rumah Hanabi. Hari itu Naruto bahkan rela mengambil cuti hingga dua minggu demi lebih banyak melakukan quality time dengan keluarga. Ditambah Boruto dan Himawari yang sama-sama baru menyelesaikan kuliah, Naruto semakin bersemangat untuk mengapresiasi keduanya.

"Rupanya Otou-san menepati janji juga" kata Boruto sedikit memanyunkan bibirnya.

"Tentu, dattebayo! Ayah kan belajar darimu!"

"Otou-san!" Boruto menekuk wajahnya karena kesal digoda. Ia tau betul maksud ayahnya adalah menyinggung tentang bagaimana ia berjanji pada Sarada beberapa waktu lalu.

Half of My Religion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang