Pagi-pagi sekali Boruto mematut-matutkan dirinya di depan cermin. Ia mencoba memadukan beberapa atasan dan bawahan yang cocok untuk acara sore nanti. Siapa yang menduga bahwa janji yang tak sengaja dibuatnya akan segera ditepati.
"Oi Boruto, sampai kapan kau mau terus menatap cermin seperti itu?" omel Hanabi, "hmm, apa kau ingin terlihat tampan di depan Sarada-chan?"
"Chotto matte, ini tak seperti yang Nee-san kira" Boruto segera melepas kemeja putih keemasan yang ia pakai, "i-ini hanya hadiah yang Otou-san kirim kemarin"
"Dan kau buru-buru ingin memakainya agar terkesan mempesona, begitu?" ujar Hanabi dengan tatapan menelisik.
"Iie, sudahlah yang terpenting Nee-san keluarlah terlebih dahulu!" Boruto mendorong tubuh Hanabi keluar dari kamarnya, "lagipula apa yang Nee-san lakukan? Mau mengintipku ganti baju?"
Hanabi menjitak kepala Boruto, sementara Boruto hanya merintih kesakitan. Walau begitu ia senang akhirnya bibinya keluar dari kamar.
Boruto melepas hem pemberian ayahnya yang dikirim via pos di hari ulang tahunnya. Ia tak habis pikir, ayahnya perhatian juga. Empat hari lalu, Boruto mendapat paket setelan kemeja dengan jas berwarna senada.
"Tapi, ini kan hanya acara ulang tahun biasa. Justru akan terlihat tidak keren memakai pakaian resmi begitu" cuapnya menimbang kembali untuk mengenakan atasan kemeja, "mungkin kaos seperti biasa juga lebih cocok"
Tiba-tiba Boruto teringat kado dari Sumire yang diterima tepat di hari ulang tahunnya juga. Ia tak menduga kalau Sumire rupanya melanjutkan studi S2 di kampus yang sama dengannya. Gadis jangkung itu baru saja masuk tahun ini, tepat setelah Boruto menyelesaikan setahun masa studinya.
Boruto mencoba membuka kadonya, "wah, ini sangat pas denganku, dattebasa!"
Lagi-lagi Boruto memandangi dirinya di depan kaca. Ia mengagumi pantulan dirinya yang terlihat keren. Akhirnya dengan cepat Boruto memutuskan akan memakai kaos itu ke pesta kejutan Sarada.
"Ah benar juga, Sumire pernah bercerita ibunya bekerja di industri pakaian terkenal, tidak heran kainnya sangat bagus dan sejuk saat dipakai" Boruto mengelus-elus kaos yang baru ia lepas. Ia segera menggantung baju itu agar tak terlihat kusut.
Yo Sarada, aku sudah sampai sejauh ini demi bertemu denganmu nanti, batin Boruto. Ia mengingat kembali perjuangannya. Dirinya telah berusaha mencari topik tesis demi mendapat persetujuan pembimbingnya hingga keberhasilannya memenuhi capaian di pesantren. Tugas-tugas yang berhasil ia penuhi itu membuatnya boleh mengambil jatah libur sementara.
***
"Anata, tak kusangka kau pulang cepat" Sakura menyambut Sasuke penuh haru mendapati suaminya pulang dalam jangka waktu empat bulan.
"Ah ini" Sasuke menyerahkan sekotak kado berukuran mini pada Sakura. Ia lalu mengecup kening istri tercintanya, "otanjoubi omedetou. Maaf sedikit terlambat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Half of My Religion ✔
Fanfiction[COMPLETED 27/09/20] • [BORUSARA/MITSUSARA] Dalam hadits, menikah itu menyempurnakan separuh agama. Tapi jika pasangan hidup itu bukan orang baik bagaimana? Lalu teori tentang jodoh itu bagaimana, bahwa jodoh adalah cerminan diri? , Sarada Uchiha se...