DAMAR •29

225 20 0
                                    


>_<

Happy reading

(Jangan lupa meninggalkan jejak ya!)
______________________________

Bogor-jakarta selatan.

20.30 wib

Menempuh perjalanan dari bogor ke jakarta selatan, akhirnya semua anak elang sampai di depan gedung tua berlantai empat seperti bekas pabrik yang jauh dari permukiman warga setempat. Mereka memarkirkan motor di samping gedung tua tersebut ada lahan kosong. Setelah memarkirkan motor semuanya melangkah menuju gedung itu dengan memakai hoodie kebanggaan elang.

Sampai di halaman depan, banyak motor yang berjajar dan satu mobil yang terparkir. Damar sempat memperhatikan mobil itu, seperti dia pernah melihatnya tapi dimana? Ah! Dia ingat! Saat akan mengantarkan sinar pulang di belokan kompleks dan saat ia pulang di depan rumah kosong. Itu adalah mobil kevin! Sial! Dia kecolongan. Sepertinya kevin beraksi malam hari menculik alisya, lagi pula mobil itu beda dengan mobil yang dulu kevin pernah menculik sinar. Mulai sekarang ia harus lebih berjaga jaga lagi.

Mereka mulai memasuki gedung. Di lantai satu kosong, hanya ada rerumputan liar, kayu kayu, dan puing puing. Berjalan menaiki anak tangga. Sudah terdengar kebisingan-kebisingan dari anak buah kevin.

Sampai di lantai dua, anak buah kevin tak terkejut tapi malah terkekeh.

"Katanya tamengnya udah hilang. Tapi kok masih nyariin?" ujar seseorang menatap damar.

"Gak usah banyak bacot! Mana kevin?"

"Susah mau ngajak basa basi sama orang yang to the point. Mereka lagi seneng seneng di atas," saut orang itu.

"Sial!" damar tak bisa lagi menahan emoisnya. Ia meninju muka orang tersebut membuatnya tersungkur dan tanpa basa basi damar langsung mendudukinya dan mulai membabi buta.

Saat ada seseorang yang akan memukul punggung damar dengan kayu. Dengan sigap dhirga menendang orang itu hingga kayunya terlempar jauh, dan memukul perut dhirga.

Kembali ke damar, saat akan meninju lagi wajah lawannya oji datang dan menarik damar.

"Cari alisya. Biar ini urusan mereka, ayo!" ajak oji, damar menatap anak elang yang tengah melawan anak buah kevin.

"Mereka pasti bisa dam. Lo gak usah khawatir," ujar oji lagi

"Ayo ji!" ajak damar dan mulai menaiki anak tangga di susul pasukan tilang. Soal lantai dua biarlah urusan anak elang. Mereka pasti bisa mengatasinya.

Sesampainya di lantai tiga. Lampu yang lumayan terang di sana jauh beda dengan lantai dua yang minim pencahayaan. Di pojok sudut ruangan ada alisya yang duduk di kursi kayu dengan mulut yang di lakban, kaki dan tangannya yang diikat, rambut yang acak acakan. Dengan piyama tidur yang masih melekat di badan alisya, di sampingnya ada kevin yang menatap damar.

"Wah wah wah!" ujar kevin berjalan baju seraya menepuk tangannya.

"Lihat alisya! Tameng lo datang!" ujarnya lagi dengan mendekatnya wajahnya ke muka alisya dengan nada bicara membentak.

"Lepasin dia kevin!" pinta damar menatap kevin tajam.

"Gue gak mau!" saut kevin dan menatap alisya lalu menarik dagu alisya agar menatapnya.

"Kayanya kegiatan yang dulu sempat tertunda. Boleh kita lanjutkan, sekarang?" tanya kevin memaksa alisya agar menatapnya.

Air mata alisya terus mengalir deras, dia menggelengkan kepala. Ingatan dulu kembali hadir di otaknya, kevin yang menculiknya, kevin yang menyiksanya dan kevin yang hampir akan memperkosanya jika damar tak cepat datang.

DAMAR ✔ [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang