>_<
Happy reading
(Jangan lupa meninggalkan jejak ya!)
____________________________________Suara bel membuat seorang wanita paruh baya yang tengah menyiapkan sarapan itu menoleh kearah jam dinding. 05.40 wib siapa yang bertamu sepagi ini?
Ia berjalan membukakan pintu dan terlihat seorang pria yang berdiri memakai baju olahraga sekolah dan tas yang ia gendong tersenyum kearah wanita paruh baya itu.
"Assalamualaikum bunda. selamat pagi," ujar pria itu lalu mencium tangan wanita yang ia panggil bunda.
"Waalaikumussalam. Pagi juga, tumben banget gibran jam segini udah jemput?"
"Loh. Bukannya alisya ya bunda yang minta gibran jemput sepagi ini?"
"Oh gitu? Yaudah masuk dulu yuk," ajak bunda nesya.
"Gibran ikut sarapan bareng bunda aja."
"Gak usah bunda. gibran udah sarapan dirumah,"
"Yaudah. Duduk dulu ya, bunda panggilin alisya sebentar." yang diangguki oleh gibran lalu duduk di sofa ruang tengah.
Bunda nesya berjalan menuju kamar alisya yang masih tertutup. Mengetuk dua kali tapi tak ada jawaban, memutuskan untuk memasuki kamar sang anak.
Kosong. Tak ada alisya di atas kasur, lemari yang masih tertutup, meja belajar yang rapih, bahkan tas sekolahnya pun masih ada. Agak sedikit cemas namun ia tepis ia berjalan menuju kamar mandi yang tertutup, mengetuknya namun tak ada sahutan lalu membukanya dan hasilnya tetap sama. Kosong.
Dengan tergesa gesa keluar kamar dan menuruni anak tangga lalu menghampiri gibran.
"Ran. Alisya gak ada," ujar bunda nesya cemas.
"Ngga ada? Bunda yakin? Mungkin dia di kamar mandi belakang? Atau si halaman belakang?"
"Ngga ada ran. Dari jam lima shubuh bunda sudah bangun, tapi gak ada tanda tanda alisya dari tadi shubuh." ujarnya dengan nada panik seraya menggigit kukunya. Memang itu sudah menjadi kebiasaan bunda nesya yang bahkan turun ke anaknya alisya.
"Bunda tenang dulu. Mungkin dia sudah berangkat bareng damar sejak shubuh tapi dia gak pamitan sama bunda," saut gibran berusaha menenangkan.
"Sepagi itu berangkat ke sekolah? Yang benar saja gibran."
"Hari ini memang jadwalnya alisya dan damar yang tigas piket bunda. Hari ini juga ada pengambilan nilai olahraga yang seminggu lalu alisya gak bisa hadir karna urusan ekskulnya. Mungkin dia lagi di ajarin damar soal tugas praktek yang alisya gak ikutin pas minggu lalu bunda," ujar gibran
"Yasudah kamu berangkat sekarang ke sekolah lalu cari alisya. Dan kabarin bunda ya gibran,"
"Iya bunda. Kalo gitu gibran pamit," ujarnya seraya mencium tangan bunda nesya.
Saat akan keluar pagar rumah alisya ia melihat damar yang tengah memanaskan motornya. Gibran mengernyitkan alisnya bingung, ia melajukan motornya dan berhenti tepat di depan rumah damar.
"Bos," panggil gibran membuat damar yang tengah memakai sepatu mendongkak dan melihat kearah gibran.
"Wih! Masih pagi udah mau ngejemput aja nih," saut damar seraya menghampiri gibran.
"Alisya gak ada di rumahnya bos," ujar gibran
"Lah. Gimana maksudnya?"
"Barusan gue kerumah alisya buat jemput dia. Tapi, pas bunda ke kamar alisya bunda bilang kalo alisya gak ada di kamarnya, ya terus gue mikir kalo alisya pergi sekolah sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMAR ✔ [completed]
Novela Juvenil"ELANG!" teriak damar "Terbang tanpa batas!" jawab anak elang "Benturkan." ucap oji "Hantam." saut dhirga "Lalu hancurkan." timpal damar *** "Gue takut lo pergi saat kata itu gue ucapkan." batinnya ^^^ { FOLLOW DULU DONG SEBELUM BACA:) } Menceritak...