>_<
Happy reading
(Jangan lupa meninggalkan jejak ya!)
______________________________Tiga hari alisya berdiam diri didalam rumah, tak keluar. Bahkan tiga hari ini juga ia tak menjenguk damar, hanya lewat telfon ia bisa melihat damar. Ia ingin menyendiri untuk saat ini, terus bertanya kepad hati, meyakinkan kepada diri sendiri soal keputusan apa yang harus ia ambil. Tiga hari ini juga ia selalu shalat istikharah. Meminta petunjuk kepada allah. Keputusan apa yang harus ia ambil, tapi sampai detik ini pun ia belum menemukan jawabannya. Hatinya masih selalu ragu.
Seperti saat ini, alisya tengah berdiri di balkon kamarnya. Memandang langit sore yang sebentar lagi senja akan datang. Memegangi secangkir coklat panas untuk merilexkan hati dan fikirannya agar bisa berfikir jernih.
"Damar. Aku harus membicarakan ini sama sinar, aku juga harus memantapkan hati aku atas keputusan yang nantinya aku ambil. Maaf ya untuk beberapa hari ini aku gak jenguk kamu dulu." ucap alisya
menatap langit yang awannya berubah menjadi hitam pekat. Sepertinya saat ini senja mengalah kepada hujan. Biarkan saat ini hujan menyejukan bumi dan besok saatnya senja yang menghangatkan bumi.
Alisya berjalan memasuki kamarnya dan duduk di kursi belajarnya menatap dokumen yang tiga hari ini juga tak ia sentuh. Menghela nafas ia betjalan menuju kamar mandi membersihkan diri.
19.00 wib
Alisya duduk di meja makan bersama sang bunda. Menyantap makanan malam ini.
"Bunda."
"Iya sayang."
"Damar. Baik baik aja kan?"
Bunda nesya diam tak menjawab. Namun ia langsung mengangguk dan tersenyum.
"Baik kok."
"Bunda yakin?"
"Yakin. Sayang,"
"Gak ada yang bunda sembunyiin kan?"
"Ngga ada alisya sayang."
Alisya mengangguk. Setelah menyelesaikan makannya ia izin ke kamar. Membaringkan tubuhnya di atas kasur, suara dering ponsel berbunyi. Nama venus tertera disana.
"Apa?"
"Alisya...."
Suara teriakan dari sana membuat alisya menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Gila lo! Bisa tuli telinga gue ve!"
"Ya maaf. Suruh siapa lo ngilang selama tiga hari ini!"
"Butuh waktu sendiri."
"Gaya bener!"
"Serius gue. Lo tau soal damar yang harus melepas alat alat medisnya gak?"
"Ngga. Loh kenapa harus di lepas?"
"Dokter udah nyerah ve, damar gak ngasih perkembangan apapun. Bahkan dia udah tiga kali kejang kejang."
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMAR ✔ [completed]
Teen Fiction"ELANG!" teriak damar "Terbang tanpa batas!" jawab anak elang "Benturkan." ucap oji "Hantam." saut dhirga "Lalu hancurkan." timpal damar *** "Gue takut lo pergi saat kata itu gue ucapkan." batinnya ^^^ { FOLLOW DULU DONG SEBELUM BACA:) } Menceritak...