Zayn mengecek jam tangannya ketika dia mendengar seseorang memanggil dari lantai bawah, '"sayang'".
Jam 11.12pm.
Dia hampir tidak sadar kalau malam sudah mulai larut. Sejak pulang dari kantor, Zayn melanjutkan kerjanya di rumah, mengecek puluhan email dan membalas beberapa yang penting saja.
"Yah" sahut Zayn sambil membuka kacamatanya. Dia merentangkan tangan sambil merenggangkan otot-otot yang mulai kaku akibat terlalu lama duduk. Mengingatkannya kalau akhir-akhir ini dia tidak sempat olahraga walaupun di dalam kamarnya sudah tersedia peralatan gym.
Kemudian seorang perempuan muda muncul di pintu kamar sambil membawa dua gelas wine. Dia mengenakan gaun tidur satin berwarna merah. Rambutnya yang berwarna coklat tua berderai di atas punggung saat dia berjalan menghampiri Zayn. "Dasar pembohong" bisiknya.
"Pembohong? Kok bisa" Zayn menegakkan bahunya saat perempuan itu mengangsurkan satu gelas wine. Mereka menyesapnya dalam diam.
Tangan perempuan itu menutup notebook di atas meja di depan Zayn, lantas duduk di atas pangkuan lelaki itu. "Saat kubilang akan bermalam di sini, kamu janji gak akan pegang kerjaan lagi" jawabnya. Dia pura-pura cemberut. Tangan kirinya melingkar di leher Zayn. "Nyatanya malah sibuk terus sampai hampir tengah malam. Aku dicuekin" katanya lagi.
Zayn tertawa kecil. "Maaf, Cherry. Ada email penting banget yang mesti kubalas. Dan tahu-tahu sudah jam sebelas" Cherry adalah panggilan khusus Zayn untuk Charlotte, perempuan yang kini duduk di pangkuannya, yang dengan gigih merayunya. Dia meletakkan sebelah tangan di pinggang perempuan itu. Sebelah lagi memegang gelas wine. "Jangan ngambek dong" dikecupnya pipi perempuan itu.
Perempuan itu tertawa lebar. "Sekarang gimana? Sudah selesai?"
Zayn mengangguk. "Iya, barusan beres semua"
"Ah, baiklah" Charlotte menyimpan gelasnya di atas meja. Lalu kedua jemari tangannya menarik kerah kemeja Zayn, melepas kancing bagian atas. "kelihatannya kamu capek banget, mau kupijit gak?" dia turun dari pangkuan Zayn kemudian berdiri di belakangnya. Bagian belakang kepala Zayn bersandar di dada perempuan itu, dan Charlotte mencondongkan badannya, pipinya bersandar di samping kepala Zayn. Kedua telapak tangan Charlotte mulai bergerak memijat bahunya.
Zayn merasakan degup jantung perempuan itu di belakang kepalanya, dan kehangatan tubuh Charlotte menyebar menyelimuti dirinya. Dia memejamkan mata, merasakan celananya menjadi sesak. Ah, kapan terakhir dia tidur dengan Charlotte? Dia tak ingat.
Sampai beberapa bulan sebelum ini, Zayn tak pernah jatuh cinta pada Charlotte Huntington. Dia tak pernah merasakan sesuatu yang menggebu-gebu seperti dulu saat dia bersama Maura Swanson. Maura meninggal karena kanker darah di usianya yang masih sangat muda, dua tahun lalu, dan dia tak pernah menemukan seorangpun yang bisa menggantikan Maura.
Aku tak pernah mencari pengganti Maura, begitu Zayn meyakinkan dirinya sendiri. Karena kenyataannya, orang yang pernah hadir dalam hidup siapapun tak akan pernah bisa tergantikan. Namun kadang, Zayn masih berpikir, ketika dia bertemu dengan beberapa orang istimewa setelah Maura, dia berharap bisa mengisi kekosongan kepalanya dengan orang tersebut –hanya agar dia bisa sejenak berlepas diri dari kenangan masa lalu. Dan masih saja, dia membandingkannya dengan Maura.
Zayn masih ingat, sehari sebelum koma, Maura menangis sendiri di dalam kamarnya sambil berbaring lemah. Zayn melihatnya dari ambang pintu, lalu memeluknya sambil bertanya apakah ada yang sakit di dalam tubuhnya. Maura menggelengkan kepala, menatap Zayn dengan berurai air mata. "Maafkan aku, Zayn. Maafkan aku-" bisiknya.
"Maaf untuk apa? Kamu gak perlu minta maaf" Zayn membelai ujung rambutnya, berusaha menahan kesedihan. Kesedihan yang sudah terlalu lama dia pendam, tapi dia tak mau bersedih di depan Maura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Brother | Zarry
Fanfic(Completed)- ketika Ibunya menikah dengan laki-laki dari keluarga Malik, Harry tidak pernah menyukai siapapun dari keluarga barunya, terutama kakak laki-lakinya, Zayn. Keduanya mengalami perjalanan berliku sebagai Styles dan Malik demi mencapai keha...