Tigapuluh

221 24 35
                                    

Surat-surat Harry Edward Styles untuk putri angkatnya di masa depan, Marie-Elizabeth Styles yang tak pernah dikirimkan.

16 September 2001

Dear Lizzie,

Beberapa bulan pertama di uni, sejujurnya, bikin aku tidak kerasan! Yale tempat yang menyenangkan dan ini juga universitas impianku –sejauh ini sih begitu, tapi tetap saja. Aku pasti keliatan seperti seorang crybaby yang cengeng dan rindu rumah terus, tapi ya mau bagaimana lagi? UK terasa sangat jauh sekarang, seperti berada di ujung dunia. Yang paling parah adalah apartemen tempatku tinggal. Apartemennya lumayan, ya tidak bagus-bagus amat karena aku harus berhemat. Tapi mahasiswa lain yang tinggal di sini berisik sekali. Hobi mereka teriak-teriak dan bikin keributan. Mereka bukan hanya orang amerika, tapi banyak orang inggris juga dan beberapa negara lain. Kamu tahu, penghuni di sebelah kamarku namanya Ashton –hah, mengingatku pada si brengsek bapakmu yang tidak tahu diri itu.

Si Ashton ngoroknya keras sekali, dan kamarnya juga bau. Bayangkan, bagaimana perasaan teman sekamarnya? Uh, namanya –namanya Jordan kalau tidak salah. Baru saja tinggal beberapa minggu, si Jordan ini sudah sok asik berakrab-akrab main ke kamarku hanya untuk menghindari suara ngorok dan bau dari temannya, si Ashton itu. Mending kalau si Jordan ini juga lebih baik, tapi ternyata dia sama payahnya. Dia sering meledekku cengeng, dan selalu menghabiskan isi kulkasku. Tapi satu hal yang aku syukuri dari Jordan, dia bukan homophobic. Dia langsung tahu kalau aku biseks dan dia bilang itu tidak apa-apa. Dia tahu karena aku kadang tidak terlalu semangat kalau diajak ngecengin cewek-cewek di apartemen atau di kampus.

Dan tidak terasa, kamupun sudah besar, Liz. Sebenarnya aku ingin minta maaf karena belum bisa mengawasi tumbuh kembangmu seperti janjiku pada Gemma, Ibumu, tapi kalau liburan panjang aku pasti akan pulang ke UK. Kamu tunggu saja ya? Lagipula, urusan perwalianmu masih jadi sengketa dan kamu masih milik dinas sosial. Tapi aku akan terus berjuang semampuku agar kamu bisa tinggal bersamaku dan Sovia. Percayalah, aku pasti akan memenangkan perwalianmu di pengadilan. Bersabarlah sebentar lagi sayang.

17 Mei 2002

Selamat ulang tahun, dear Lizzie! Ya ya, aku tahu ini telat. Tapi aku sibuk sekali. Oya, apa kamu sudah menerima kartu pos spesial yang kukirimkan? Aku mendapatkannya susah payah, karena itu kartu pos langka dengan tanda tangan seleb hahaha.

Sovia sering mengirimkan foto-fotomu, tapi aku tetap saja kangen. Tapi aku senang sekali karena akhirnya sengketa di persidangan sudah selesai dan kamu milik kami seutuhnya sekarang. Aku tahu aku tidak menghakimi bapakmu atau berbahagia di atas penderitaan Ashton yang masih ada di penjara, tapi kamu pasti akan lebih baik jika tinggal bersama keluarga Styles. Kuharap kamu tidak keberatan, dan kelak kalau kamu sudah dewasa, aku janji akan menceritakan tentang kedua orang tuamu, dan kenapa kamu tidak tinggal bersama bapak biologismu, dan kamu tetap akan punya pilihan dimana pun dengan siapa kamu akan tinggal –jika kamu sudah cukup umur.

Aku tetap akan memberimu pilihan.

Oya, kamu tahu istilah dunia tak selebar daun kelor? Ternyata betul. Aku bertemu Michael lagi waktu kemarin jalan-jalan ke LA. Dia makin tua saja, ha! Ternyata sekarang dia tinggal di LA dan mengajar lembaga kursus. Kasihan juga, dia tak bisa lagi mengajar sebagai professor. Tapi dia kelihatan masih sehat walaupun aku tak tahu apa dia senang bertemu denganku atau bagaimana.

Kamu pasti belum tahu soal Michael kan? Terlalu panjang kalau kuceritakan semua, tapi dia itu salah satu pengajar sekaligus temanku waktu sekolah di Edinburgh. Teman spesial, yah bisa dibilang begitu. Sebenarnya dia cukup baik sih –teman dekat yang enak diajak ngobrol segala macam. Dia tinggi sekali, dan tampangnya memang sudah seperti bapak-bapak. Apalagi kalau di sekolah, dia memakai kacamata –persis seperti seorang professor muda pada umumnya. Tapi kalau di luar sekolah, dia keren juga. Dia seperti bentuk khayalan bapak-bapak yang bakal digandrungi abege-abege baru mekar yang mengidamkan orang yang jauh lebih dewasa. Sekarang dia sudah penuh uban, tapi gayanya masih tidak berubah. Nanti juga kamu bakal tahu. Tidak terlalu penting kalau kutulis di sini, karena terlalu banyak hal memalukan.

Dear Brother | ZarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang