Duapuluh lima

258 25 40
                                    

"Ini bagus banget, Zayn" Sovia memegang ujung gaun sutra berwarna wine itu, lembut dan mewah, "Cherry pasti suka" tambahnya.

Mereka sudah berputar-putar ke beberapa butik di pusat kota Edinburgh, mencari gaun paling indah untuk kado ulang tahun Charlotte. Zayn tidak peduli berapa uang yang mesti dia keluarkan, dan Sovia dengan senang hati memilihkan beberapa baju kandidat yang sekiranya pantas dikenakan gadis muda itu nanti.

"Ya, bener juga, Sov" Zayn mengangguk-angguk puas. Dia berdiri di samping Sovia, memperhatikan gaun itu. "Tadi aku juga sempet naksir baju ini. Untunglah ada kamu, jadinya aku gak terlalu bingung sama urusan beginian" katanya lagi.

"Percayakan padaku, Zayn, walaupun aku belum terlalu kenal sama Cherry tapi kayaknya aku tahu tipe-tipe baju apa yang dia suka. Dari cara berpakaiannya waktu dia kemari bulan kemarin, seleranya emang begini nih" Sovia mengacungkan jempolnya sambil tertawa kecil. "Dia pasti suka gaun yang simpel tapi tetep berkelas" Sovia mengedipkan sebelah matanya.

"Oke, aku serahkan padamu. Bungkus aja yang itu"

"Kamu akan suruh dia pakai baju ini pas kalian kencan di malam ultahnya? Pasti romantis sekali, Zayn. Kamu sungguh beruntung, Cherry juga beruntung. Kalian cocok –sangat cocok" Sovia tersenyum lagi. Tapi Zayn melihat kalau senyum perempuan itu mendadak memudar di akhir kalimatnya. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

Setelah selesai bertransaksi, pelayan butik membawakan barang belanjaan mereka ke dalam bagasi mobil, lalu membungkuk pelan sambil mengucapkan terima kasih. "Kita ke toko perhiasan" kata Zayn kemudian setelah pelayan itu pergi.

Sovia mengangguk.

Tak berapa lama kemudian, mereka berhenti di depan bangunan mewah nan megah bertuliskan ROX di atas pintu masuk. Terdiri dari 2 lantai, desain interior bangunan itu didominasi warna silver dan batu-batu kristal serupa berlian yang menempel di tiap sudut ruangan. Lampu-lampu kristal besar bergantungan di langit-langit. Sofa-sofa besar dan kecil tertata rapi di depan lemari kaca berisikan emas, berlian, safir, zamrud, dan batu berharga lainnya. Di atas box-box kaca yang berbaris di tengah ruangan, terdapat vas bunga yang juga terbuat dari kaca berisi buket mawar berwarna krem dan pink.

Begitu Sovia menginjakkan kaki di atas karpet dan permadani berwarna abu muda dan perak, tercium semerbak wangi bunga dan vanilla yang lembut, membuatnya merasa nyaman serta tenang. Dia belum pernah masuk ke toko perhiasan semewah dan seindah itu. Dan dia berusaha agar tidak terlihat norak dengan bersikap biasa saja padahal matanya sudah berbinar-binar takjub sejak pertama kali memasuki ruangan tersebut. Zayn memang luar biasa, pikirnya.

Seorang lelaki dan perempuan muda mengenakan setelan hitam menyapa mereka dengan senyuman sangat ramah. Mereka mempersilakan Zayn dan Sovia duduk di salah satu sofa paling besar.

Rupanya Zayn sudah pernah datang ke toko ini sebelumnya, karena kedua pelayan itu langsung tahu saat Zayn menyebutkan pesanan barangnya. Mereka berbicara sebentar, lalu salah satu pelayan meninggalkan mereka. Satu orang lagi duduk menunggu sambil sesekali menjawab beberapa pertanyaan Zayn.

"Jadi kamu khusus memesannya?" Sovia berbisik. Seperti cincin tunangan saja, pikirnya. Dan tiba-tiba Sovia merasa kaget sendiri, jangan-jangan Zayn memesan cincin tunangan? Zayn tidak pernah mengatakan apapun soal tunangan. Setahunya, dia dan Charlotte baru berpacaran sebentar walau sudah kenal sangat lama.

"Iya, aku memesannya minggu lalu lewat telpon. Desainnya khusus dibuat untukku. Mereka punya desainer perhiasan yang sangat profesional. Dan sekarang aku tinggal memastikan desainnya sudah sesuai keinginanku atau enggak. Nanti kamu liat sendiri deh. Aku butuh masukanmu –" Zayn menyahut.

Sovia jadi sedikit gugup. "Oh, kamu bikin aku kaget aja. Kamu pesan apa sih? Cincin?"

Zayn mengangguk. "Barangnya beres 1-2 bulan ke depan. Cukup lama karena emang eksklusif dan modelnya kan gak ada dimana-mana"

Dear Brother | ZarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang