Lima

326 40 131
                                    

Sedikit note, fyi : tahun kejadian di cerita ini sudah saya ubah, supaya tetap konsisten & gak bikin bingung. Ada sedikit edit di bab 1, yaitu tambahan keterangan current tahun cerita yaitu thn 2000, di paragraf awal. Dan harry ketemu zayn pertama kali tahun 1996 (sudah diedit). Demikian, mohon dimaklumi ye~

------------------------------------------

Sejak kecil, Harry tak suka hujan. Terutama petirnya. Sampai sekarang pun dia masih suka terkaget-kaget mendengar petir dan suara gemuruhnya. Dewa Zeus sedang berang, begitu yang dibilang Zayn tiga tahun lalu saat mereka menyaksikan turunnya hujan dari teras rumah.

Lalu, ada sesuatu yang membuatnya menyukai hujan.

Suatu pagi tiga tahun lalu, pada saat umurnya menginjak 14 tahun dan Zayn 22 tahun, Gemma menggerebek kamarnya, merusak suasana pagi yang biasanya tenang dan khidmat. Gemma melempar bantal ke kepalanya, "heh bangun! Ini sudah jam 8. Dasar tukang tidur!" katanya.

Harry menggeliat dan menatap Gemma dengan kesal. "Hari minggu jadwalku tidur, Gem. Biasanya aku bangun jam 11. Lagian, kenapa kamu main masuk aja ke kamar orang? Privasi dong, tolong"

"Oh ya ampun, Harry. Jangan lebay deh. Kamu baru 14 tahun!" Gemma meleletkan lidahnya.

"Lha memangnya kenapa? 14 tahun bagi cowok itu sudah hampir akil baligh" Harry membalas Gemma dengan melempar dua bantal sekaligus ke mukanya. Tapi Gemma menghindar dengan cepat dan bantal itu menabrak jam weker di atas dufet. "Waktu umurmu 14 tahun, kamu marah-marah kalau ada orang yang sembarangan masuk, padahal kamu pasti menyembunyikan cowok di bawah kasur kan"

"Kasusku beda" sahut Gemma dengan jumawa. Dia membuka jendela kamar adiknya lebar-lebar. Letak kamar Harry di lantai 2 membuatnya bisa melihat pemandangan langit yang biru cerah dan batang-batang pohon ek yang memanjang ke arah jendela dari halaman belakang. Matanya tertuju ke bawah, ke halaman belakang rumah mereka, dan tiba-tiba matanya terbelalak. Lalu dia bersiul pelan.

"Ada apa?" tanya Harry penasaran.

"Psst" Gemma menyimpan jari telunjuk di depan mulutnya. Lalu mengisyaratkan Harry untuk mendekat.

"Kenapa sih" Harry malas untuk bergerak sebenarnya, tapi demi melihat Gemma yang asyik memandangi sesuatu di bawah sana, dia jadi makin penasaran. Jika Gemma merasa tertarik pada sesuatu, sesuatu itu pasti memang betul-betul istimewa, karena biasanya Gemma jarang perhatian pada apapun selain dirinya sendiri.

Harry mendekat. Dia berdiri di samping Gemma dan melihat ke bawah. Rupanya di bawah sana ada Zayn bersama dengan seorang perempuan –entah siapa. Mereka tampak berciuman sekilas, lalu duduk di bangku kayu sambil mengobrol. Zayn mengenakan celana jeans hitam dan kemeja putih yang dimasukkan dengan rapi ke dalam celananya. Zayn berkunjung ke rumah mereka untuk merayakan kelulusannya dari Stanford di musim semi, sekaligus kuliah lanjutan di Oxford. Mereka merayakannya dengan penuh kebanggaan, lebih karena Zayn akhirnya kembali ke UK dan berdekatan kembali dengan keluarganya.

"Siapa cewek itu?" tanya Harry kemudian.

"Pacarnya mungkin"

"Kapan datang? Dia menginap di sini?"

"Tadi malam. Aku juga gak tahu pas dia datang. Tiba-tiba pagi ini dia sudah ada di sini. Dia tidur di kamar Zayn, ugh, bayangkan itu Harry? Aku cemburu!" Gemma memonyongkan bibirnya. Matanya tak berkedip memandang pasangan yang tengah bercengkrama di bawah pohon ek. Ketika Zayn mengesun sudut bibir wanita asing itu, Gemma membuat ekspresi seperti mau muntah. "Iuuh, menjijikkan" desisnya.

"Oi, kamu gak boleh begitu. Kamu naksir kakak tiri kita?" Harry bertopang dagu menyaksikan Zayn membelai rambut wanita itu.

"Siapa yang enggak? Siapa yang gak naksir cowok seseksi itu, Haz? Coba saja kalau dia bukan kakak tiriku, aku pasti memacarinya"

Dear Brother | ZarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang