"Sudah bel, nanti lagi ya.""Hm."
Dari seberang sana, Hyunjin dapat mendengar suara lirih Heejin. Hari ini, Heejin tidak masuk sekolah karena sakit. Mungkin tanpa sadar, Seungwoo menularkan virus flunya pada gadis tersebut.
"Jangan lupa makan lalu minum obatmu!"
"Iyaaa."
Tanpa Heejin ketahui, lawan bicaranya sedang tersenyum. "Cepat sembuh, Pacar Hyunjin!"
Setelah panggilan terputus, Hyunjin tak bisa berhenti tersenyum. Sedangkan keadaan Heejin tak berbeda jauh. Gadis tersebut menarik selimut hingga menutupi wajahnya.
Apa-apaan dengan panggilan yang Hyunjin tujukan untuknya? Dia masih belum terbiasa dengan sikap Hyunjin yang makin menjadi. Bisa gila jantungnya.
Hingga suara sebuah nampan yang diletakkan di meja nakas samping tempat tidurnya membuat Heejin menyingkap selimutnya. Berusaha untuk duduk, dibantu dengan Kahei.
Mendapat kabar dari Bibi Han bahwa putrinya sakit, Kahei langsung saja datang pagi ini.
Sang bunda ikut duduk di samping anaknya. Mengambil semangkuk bubur yang dibawanya. Senyum Heejin mengembang kala wanita tersebut menyodorkan sesendok demi sesendok bubur padanya.
Apalagi saat pikirannya malah membayangkan sang kekasihlah yang menyuapi. Dengan menampilkan senyum taring kesukaannya.
Tebak, siapa yang hatinya meleleh hanya dengan membayangkannya?
"Heejin?" panggilan dari Kahei seketika membuyarkan lamunannya, "Ada apa, Sayang?"
Rona merah yang samar di pipi menemani gelengan kepala Heejin. "Kangen," ucapnya seraya memeluk sang bunda. Agar terhindar dari pertanyaan lain yang bisa-bisa semakin membuatnya salah tingkah.
****
Hanseul kini berdiri di depan pintu rumahnya, tepat ketika waktu makan malam. Kemudian terlihatlah sang istri yang menyambut kepulangannya.
"Kenapa pulang hari ini? Besok 'kan juga tak apa."
Hanseul tertawa pelan, merapikan sepatunya lalu dibantu Kahei melepaskan jas yang dikenakan. "Mana sanggup aku jauh darimu."
Kahei mendengus geli karena rayuan yang diucapkan oleh suaminya. Tangannya menggantung jas hitam milik Hanseul.
"Ingat umur!"
"Mianhe, Noona!" ucap Hanseul, mengingat memang dia satu tahun di bawah Kahei.
Merasa tersindir, Kahei memukul punggung Hanseul berkali-kali. Cukup keras hingga rumah tetangga bisa saja mendengar. Yah, itulah perbedaan antara remaja kasmaran yang baru menjalin kasih kurang dari seminggu dengan pasangan suami istri yang berpuluh tahun tinggal seatap.
Sedang Heejin hanya diam dan duduk manis di meja makan. Menunggu kedua orang tuanya selesai dengan urusan mereka sembari berbalas pesan dengan Hyunjin.
'Aku cantik, aku diam.'
Setelah Hanseul selesai membersihkan diri, ketiganya duduk di meja makan sembari menikmati hidangan yang sudah disiapkan sedari tadi.
"Bagaimana sekolahmu? Apa kau sudah mulai akrab dengan temanmu?"
Heejin menggangguk, "Bahkan diawal pertemuan kami." Otaknya memutar pada awal perkenalannya dengan Chaewon. Uluran tangan yang tak terjabat, juga pertanyaan searah yang tak terjawab. Tetapi, yang penting 'kan sekarang mereka sudah akrab.
Lalu pada Seoyeon yang selalu tak memperhatikan keberadaannya. Tapikan, gadis tersebut memang bersikap seperti itu pada semua orang. Kecuali Chaewon.
"Kalau pacar?" pertanyaan santai yang Kahei ucapkan malah disambut dengan tidak tenang dari Hanseul.
"Tidak! Belajar saja yang sungguh-sungguh!"
"Hei, biarkan saja! Bukankah wajar diusianya yang sekarang dia merasakan jatuh cinta?"
"Tetap, pendidikan paling utama!"
"Terserah!"
Kahei tidak sepenuhnya mengalah, dia mencondongkan tubuhnya ke Heejin. Sebelah tangan menutupi mulutnya dari penglihatan Hanseul. "Kalau sudah ada, kasih tahu Bunda ya!"
Heejin yang sedari tadi bungkam menanggapi ucapan Kahei dengan anggukan. Melihat hal tersebut, entah kenapa Hanseul menjadi kesal. Padahal hanya memperdebatkan hal sepele.
Tanpa kata, pria tersebut bangkit meninggalkan ruang makan. Tak peduli panggilan dari istrinya. Kakinya tetap melangkah menuju kamar.
Helaan napas berat keluar dari mulutnya seraya pintu kayu yang tertutup. Tangannya meraih map cokelat yang ada di dalam tasnya.
Terdapat beberapa lembar foto dengan dua orang gadis yang sama. Salah satu diantaranya adalah Heejin, sedang Hanseul tak mengetahui siapa gadis yang bersama anaknya.
Mungkin di awal foto itu terlihat biasa saja. Keduanya terlihat begitu dekat dan akrab. Ketika Hanseul beralih dari satu foto ke foto selanjutnya, kontak fisik mereka semakin menjadi. Hingga satu lembar terakhir, dapat dia lihat bahwa bibir putrinya menempel pada milik gadis tersebut.
Di balik foto terakhir tersebut terdapat sebuah pesan yang ditujukan padanya.
'Mundur dari perusahaanmu jika kau menyayangi putrimu!'
To be Continued.
-
-
-
-
Hidupku mengabdi pada tugas sekarang....
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You [2Jin/HyunHee] ✔️
FanfictionAku tak tahu kapan akhir dari kata selamanya. Entah seratus tahun, sepuluh tahun, atau bahkan esok? Yang jelas, selagi waktu masih berjalan, aku akan selalu di sisimu. Sincerely, Kim Hyunjin. [Completed 04/06/21]