Me After You - 49

612 106 15
                                    

Hampir dua jam Hyunjin hanya duduk terdiam di mobil dengan mata yang setia memandangi bangunan tingkat rumah Heejin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir dua jam Hyunjin hanya duduk terdiam di mobil dengan mata yang setia memandangi bangunan tingkat rumah Heejin.

Saat dia tiba di sana, sudah enam jam dia terlambat dari waktu yang dijanjikan untuk makan malam. Kedatangannya saja mungkin tak akan disambut baik oleh ayah Heejin.

Tapi kepalang tanggung jika dia pulang begitu saja. Mungkin disaat seperti inilah kebiasaannya dengan Taehyung sedikit berguna. Setidaknya hanya untuk memastikan apakah Heejin sudah tidur atau belum.

Dalam satu tarikan napas, Hyunjin bergegas keluar dari mobilnya. Sedikit memutari rumah Heejin untuk mencari celah dan memanjatnya.

Bukan sebuah halangan jika hanya melompati pembatas rumah. Yang menjadi masalah adalah kamar Heejin yang berada di lantai dua.

Gadis tersebut berusaha memanjat apa adanya. Hingga dia bejarak sekitar satu meter dari tanah kakinya tergelincir. Mengakibatkan tubuhnya rela berhantaman dengan bumi.

Pada saat terjatuh itulah, sudut mata Hyunjin menangkap sebuah benda panjang yang kokoh untuk dipijaki. Tangga.

'Benar kata Hyejoo, sepintar apapun orang, pasti akan lupa fungsi otak jika berurusan dengan cinta.'

Hyunjin membersihkan tanah yang menempel di baju dan tangannya. Kemudian mengambil tangga besi tersebut dan memosisikannya agar dia dapat naik ke kamar Heejin.

Satu demi satu anak tangga dia lewati. Setelah itu melompati besi dingin yang membatasi balkon. Dan seketika itu pula, hati Hyunjin mencelos melihat pemandangan dalam kamar Heejin yang masih terang.

Gadisnya duduk di bawah dengan punggung yang menyandar pada pada ranjang. Tak dapat Hyunjim temukan kerlap mata Heejin, karena suryanya yang tenggelam diantara kedua lengannya.

Entah bagaimana cara Hyunjin menggunakan jepit rambut yang dia temukan di luar balkon untuk membuka pintu kaca tersebut. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, diangkatnya tubuh Heejin dalam satu gerakan dan mendudukkan badan yang lebih mungil darinya di tepi ranjang. Membuat gadis tersebut terkejut seketika tubuhnya serasa melayang.

Meski dengan mata merah dan pandangan yang sedikit memburam, Heejin tahu bahwa seseorang yang tengah duduk berjongkok dihadapannya adalah Hyunjin. Sahabat kecil yang kini berstatus menjadi kekasihnya.

Sang gadis kucing menatap kelincinya dengan perasaan bersalah. Tangannya menggenggam kedua tangan sang kekasih dan menyatukannya. Mengecupnya dengan penuh kasih sayang seraya membisikkan satu kata, "Maaf."

Tangisnya yang sempat mereda beberapa detik, kini kembali terisak. Heejin menghempaskan tangan besar Hyunjin dan memukuli gadis tinggi tersebut.

Tak pernah Hyunjin merasa segagal ini untuk menjadi tameng Heejin, bahwa Heejin akan menangis sesenggukan karena kesalahannya sendiri. Bahkan sekadar melintas di benaknya saja tidak.

Hyunjin hanya pasrah menerima amarah dari kekasihnya. Hingga Heejin kelelahan dan memilih menjatuhkan kepalanya di pundak Hyunjin. "Kemana saja? Apa gadis itu tiba-tiba mengajakmu pergi?!"

Perlahan tangan Hyunjin bergerak untuk mendekap tubuh lemah sang kekasih. Takut-takut malah menambah tingkat amarahnya.

"Maaf," Hyunjin memberi jeda cukup panjang. Membiarkan Heejin tenang terlebih dahulu, lalu melanjutkan ucapannya, "Kak Hoseok kecelakaan."

Merasakan pergerakan Heejin yang membalas pelukannya, Hyunjin tanpa ragu mengusap lembut tengkuk gadisnya.

"Maaf," kali ini, kata tersebut terlontar dari bibir Heejin yang bergetar.

Hyunjin memaklumi. Malahan, Heejin tak perlu meminta maaf. Baginya, wajar bila Heejin berburuk sangka karena dia memang tak memberi kabar sama sekali. Dan secara sepihak mengacaukan janji temu dengan kedua orang tua angkat Heejin.

"Apa kau tak lelah?"

Napas yang masih belum sepenuhnya teratur mengiringi anggukan lemah kepala Heejin.

"Tidurlah," ucap Hyunjin dengan lembut. Bahkan, Heejin tak yakin jika kekasihnya sedang berbicara atau bersenandung.

"Hanya dalam pelukanmu," bisik Heejin membuat napas Hyunjin tiba-tiba menjadi berat. Bahkan bulu halus di tangannya berdiri tanpa disadari.

Setelah berhasil bernapas dengan normal kembali. Hyunjin mengangkat kaki Heejin dan menidurkan gadis tersebut perlahan-lahan.

Hyunjin berada tepat di atas Heejin. Memandang lekat mata sembab Heejin. Hembusan napas keduanya semakin melebur kala jarak yang semakin menipis.

Heejin menutup matanya saat wajah Hyunjin benar-benar berjarak beberapa senti. Otaknya mengira bahwa akan ada benda kenyal yang melumat bibirnya dengan sayang.

Tapi malah dua kecupan singkat di kelopak mata yang dia dapatkan. Juga senyum taring menawan ketika dia membuka mata.

"Apa yang kau pikirkan, Sayang?"

Ah, Heejin lupa fakta bahwa kekasihnya sangat-sangat menyebalkan. "HYUN-"

Hampir saja Heejin meneriakkan namanya jika dia tidak dengan cepat membungkan mulut Heejin, "Ssttt!!" dengan tangan besarnya. Sungguh romantis.

"Kalau ayahmu melihatku, bisa hilang nyawaku."

"Siapa peduli!"

Heejin mendorong bahu gadis yang di atasnya. Membalikkan badan dari gadis yang terkekeh pelan melihat reaksinya.

Hyunjin membaringkan diri di hadapan Heejin. Tangannya merentang dengan tatapan mata yang aneh.

"You said that you only could sleep on my arms. Pelukan malam ini eksklusif, lho!"

Meski dengan berdecak kesal, Heejin bergerak menelesik ke ruang tangan yang Hyunjin sediakan khusus untuknya.

Rasa lelah membawa keheningan diantara dua orang tersebut. Heejin membenamkan wajahnya di ceruk leher Hyunjin menikmati usapan lembut di kepalanya.

"Hyunie," panggi Heejin setelah berjam-jam mereka larut dalam sunyi.

"Hm?" gumam Hyunjin menundukkan kepala agar dapat melihat wajah Heejin yang juga ikut memundurkan wajahnya.

"Jangan pikirkan ayahku, ya? Setidaknya untuk saat ini sampai kondisinya membaik."

Mendengar hal itu, sebuah lengkungan tipis hadir di bibir Hyunjin. "Aku malah sedang berpikir, tempat mana yang akan kita datangi untuk kencan besok."

Menatap Heejin dari jarak dekat seperti ini membuat dada Hyunjin bergejolak tak karuan. 'Ah, masih semendebarkan ini rasanya.'

Karena gemas, Hyunjin menggesekkan hidung mereka. "Tidurlah! Kau butuh banyak tenaga untuk besok!"



































To be Continued.

-

-

-

-

Kok gak kerasa ya udah 3 minggu aja...

Me After You [2Jin/HyunHee] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang