Me After You - 59

514 70 24
                                    

Dua orang berbadan tegap menuntun jalan Hanseul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua orang berbadan tegap menuntun jalan Hanseul. Menyusuri lorong dengan tembok beton yang tak berlapis. Tangannya menggenggam erat tas hitam yang dibawanya. Tak dapat dipungkiri bahwa dia hampir kalah dengan rasa gelisahnya. Tapi untuk Heejin, dia harus berhasil menjalankan rencana sesuai perkataan Namjoon dan Yoongi.

Dua orang di depannya menghentikan langkah pada sebuah pintu besar. Salah satu dari mereka mengetuk pintu tersebut dua kali. Tak terjadi apapun selama beberapa detik. Keringat Hanseul mengalir melalui pelipisnya.

Dia tak boleh terlihat lemah, dengan cepat dia mengelap keringat yang bercucuran dari pelipis dan dahinya. Sesaat kemudian, pintu terbuka membawa masuk cahaya dari luar ruangan beserta bayangan ketiga orang tersebut.

Lima langkah Hanseul memasuki ruangan. Pintu di belakangnya ditutup rapat oleh dua orang yang mengantarnya. Dan seketika pula, lampu di ruangan tersebut menyala. Memperlihatkan seorang pria yang beberapa tahun lebih muda darinya.

"Ka-kau!?"

"Ah, selamat malam Tuan Jo. Bagaimana kabar Anda, saya rasa sedikit tidak baik-baik saja," pria tersebut dengan santainya memainkan pematik logam di tangan kanannya.

"Brengsek!" umpat Hanseul. Ingin rasanya Hanseul menghajar habis-habisan pria yang berlagak itu. Tapi dia sadar, jika dia menuruti amarahnya maka 'game over'. Keselamatan Heejin saat ini lebih prioritas. "Jung Yunho Bajingan!"

Hanseul benar-benar tak menyangka bahwa dalang di balik penculikan ini adalah seseorang yang dia angkat menjadi direktur utama di perusahaannya. Orang yang dia beri kepercayaan, ternyata berniat menjatuhkan dirinya melalui putri yang dia sayangi.

Yunho memasuki ruangan Hanseul setelah mendapatkan izin. Kemudian meletakkan beberapa berkas di atas meja kerja Hanseul. Matanya menangkap sebuah pigura foto dengan tiga orang di dalam foto tersebut.

"Apakah itu istri dan putri Anda?"

"Ya, gadis manis yang berada di tengah adalah putri kesayangan kami."

Hanseul benar-benar dibuat geram oleh pria itu. Mulut dan sikap manis yang ditunjukkan selama ini hanya tipuan semata.

"Terima kasih, Tuan Jo, sudah memberikan kepercayaan Anda pada saya untuk mengurus kantor cabang disana. Saya tidak akan mengecewakan Anda!"






"Jadi, apa bisa kita mulai pengalihan kepemilikan perusahaanmu, Jo Hanseul?"

****

Setelah berhasil melewati penjagaan pintu masuk di lantai 3, Yoongi bersama Hyunjin dan Taehyung menyusuri tiap ruangan dengan perlahan. Berusaha untuk meminimalisir suara yang ditimbulkan.

"Apa kalian sudah di lantai 3?" tanya Jungkook yang terdengar pada earphone ketiga orang tersebut.

Mereka berlima, bersama Hoseok dan Namjoon, mengenakan earphone untuk mengetahui keadaan yang dipantau oleh Jungkook melalui CCTV.

"Sudah," jawab Yoongi.

Di pertigaan lorong, tiba-tiba saja muncul seorang pria yang status saat ini adalah musuh mereka. Yoongi yang memimpin di depan terkejut, begitupun musuh mereka.

"YA! SIAPA KALIAN?!" teriak pria itu.

Tentu saja teriakannya mencuri perhatian dari rekan-rekannya yang berada satu lantai dengannya.

"Ah, sialan!" Yoongi memukul telak pria itu sebelum rekannya datang dan menangkap mereka.

Beberapa pukulan Yoongi layangkan sebelum pria itu mampu untuk membalas dan sesegera mungkin membuatnya pingsan. Ketiganya kemudian berlari untuk menghindari kerumunan pria berwajah sangar yang mulai mengejar mereka.

Taehyung yang berada di barisan paling belakang sesekali harus berhenti dan menghadapi mereka untuk menahan mereka, memberikan sedikit waktu untuk Hyunjin dan Yoongi memeriksa ruang demi ruang. Hingga akhirnya mereka menemukan satu pintu di ujung lorong dengan empat orang yang menjaga di depan pintu tersebut.

"Kak, bantu saja Taehyung. Mereka kuurus sendiri," ucap Hyunjin tanpa memedulikan Yoongi yang ingin protes.

"Maaf saja, Kak Yoongi, tapi jumlah mereka terlalu banyak untuk kuhadapi sendirian. Aku tak pernah bergabung dalam tawuran semasa sekolah," ucap Taehyung dengan sedikit berteriak karena adanya jarak diantara mereka.

"Hati-hati...




...jangan bunuh mereka! Aku malas mengunjungimu di penjara." Hyunjin hanya mengangguk.

Feeling Hyunjin berkata, disitulah Heejinnya disekap. Mengingat akan Heejinnya yang mereka sakiti, amarah Hyunjin mulai meletup-letup. Gadis itu berlari sekuat tenaga, melompat dan menghantamkan satu pukulan sangat kuat pada salah satu diantara empat penjaga. Saking kuatnya, hanya dengan sekali pukul, pria tersebut sudah terkapar tak sadarkan diri.

Hyunjin melayangkan tatapan tajam pada tiga orang yang menatapnya ragu. Antara serang atau tidak. Sepertinya mereka sedikit ketakutan. Tapi Hyunjin tak peduli, sungguh. Hanya Heejinnya saja yang dia pedulikan.

Satu diantara pria tersebut akhirnya mengumpulkan keberanian untuk memukul Hyunjin lebih dulu. Tapi kepalan tangannya dengan mudah Hyunjin tangkap, kesempatan itu Hyunjin manfaatkan untuk menyerang balik. Memukul tepat di ulu hatinya.

Tak terima dua orang rekannya tumbang, dua orang yang tersisa menyerang Hyunjin bersamaan. Karena serangan yang tiba-tiba, Hyunjin hanya dapat menangkis satu serangan. Sedangkan dia harus merelakan pipi kirinya terkena pukulan hingga badannya mundur beberapa langkah.

Pria satu kembali melayangkan tinjunya, tapi Hyunjin lebih dulu menangkap kepalan tangan pria itu. Menariknya ke belakang punggung pria tersebut dan menjadikannya tameng disaat pria kedua hendak menendang Hyunjin. Tanpa melepaskan tangan pria satu, Hyunjin balas menendang pria kedua tepat di pelipis kiri.

Hyunjin menghantamkan pria satu dengan cukup keras kearah dinding terdekat. Lengan kanannya menekan kuat bagian tengkuk pria satu, membuat wajah pria tersebut semakin menempel pada dinding. Pria dua bangkit sembari memegang pelipisnya yang mengeluarkan darah.

Melalui sudut mata Hyunjin, gadis itu dapat melihat pergerakan pria dua yang hendak memukulnya. Sebelum tangan kotor itu menyentuh Hyunjin, dia kembali menjadikan pria satu sebagai tamengnya. Pria satu pun seketika itu terkapar tak berdaya.

"Ku kira kalian satu tim," ucap Hyunjin dengan raut wajah meremehkan.

Pria dua geram, dia kembali melayangkan kepalan tangannya ke arah Hyunjin.

BRAK!



















To be Continued.

-

-

-

-





minal aidzin walfaidzin gaess, maafkan saya yang suka ngilang berbulan-bulan





maafin gak? maafin gak? maafin lah, masa enggak.









eh, gaboleh marah-marah karena endingnya gantung. harusnya kalian bangga saya sebulan ini udah update 2 chapter 😏

























anw, one chapter left...



Me After You [2Jin/HyunHee] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang