Beberapa kali sudah rembulan tergantikan oleh mentari. Selama itu pula pesan-pesan Hyunjin tak terbalas. Puluhan panggilan yang terabaikan. Entah apa alasannya.
Otaknya buntu, sedikit berasap, saat harus memikirkan perubahan sikap Heejin padanya. Hal tersebut mengalihkan fokus latihannya. Padahal minggu depan adalah jadwal pertandingan semi final.
Pelatih yang mengetahui ketidakberadaan jiwa pemain utamanya merasa kesal. Tidak seperti itu cara bermain seorang profesional.
"Hyunjin!"
Yang dipanggil berlari mendekat. Berdiri tepat di hadapan pelatih yang menunjukkan ketegasannya.
"Apa yang kau lakukan di lapangan?"
"Berlatih?" jawab Hyunjin dengan sedikit ragu. Kepalanya menunduk menyadari kesalahannya.
Sang pelatih menghembuskan napasnya kasar, "Ragamu memang disini! Tapi aku tidak melihat kau berlatih dengan pikiranmu!"
"Maaf," Hyunjin hanya dapat menjawab lirih. Ini pertama kalinya dia mendapat teguran langsung secara pribadi.
"Ini bukan seperti kau! Pulanglah, yang lain akan berlatih tanpa kau!" tegas pria tersebut.
Perkataan sang pelatih membuat Hyunjin mendongakkan kepala terkejut. Bahkan beberapa pemain yang mendengar juga menatap tak percaya.
"Aku rasa kau sedang memiliki masalah, yang entah apa itu. Tapi aku ingin kau menyelesaikannya hari ini!"
Pelatih pergi dari hadapan Hyunjin menuju tepi lapangan. "Yang lain, lanjutkan latihan kalian!"
Gadis bertubuh tinggi tersebut menghela napas pasrah, mengemasi barang-barangnya. Mengumpulkan niat untuk menemui gadis yang sudah mengacaukan pikirannya.
****
Hyunjin tiba di halte bus dekat sekolah Heejin. Berharap bahwa gadis pendek tersebut masih belum pulang. Tangannya meraih ponsel di saku dan mulai menelpon Heejin.
Meski tahu bahwa panggilannya akan berakhir sia-sia, setidaknya dia masih ingin mencoba. Hingga sebuah mobil yang tak asing melintas melewatinya.
Saat mobil tersebut tepat berada di hadapannya, masih terus melaju, dia dapat melihat Heejin duduk menatap lurus jalanan di depan.
"Heejin!" panggil Hyunjin sambil berusaha mengejar mobil tersebut.
Gadis yang duduk di dalam mobil tersebut menoleh ke arah Hyunjin, yang samar terdengar berteriak memanggil namanya.
"Non-"
"Lanjutkan saja!" Heejin kembali melihat jalanan di depannya. Wajahnya datar memerintahkan Seungwoo agar tak memedulikan gadis tinggi yang berusaha mengejar mereka.
Mobil tersebut semakin menjauh, kaki panjang Hyunjin tak sanggup lagi berlari. Hidung serta mulutnya mengambil oksigen secara rakus.
'Kau kenapa, Heejin?'
****
Heejin duduk memeluk dirinya sendiri di atas sofa, dengan televisi yang menyala di hadapannya. Meski menampilkan animasi kesukaannya, pikirannya tetap saja kalut.
Ingin menangis mengingat kejadian yang dilihatnya beberapa hari lalu. Dirinya sendiri juga heran mengapa melakukan hal tak terduga seperti ini.
Pintu kamarnya terbuka, sebuah langkah kaki terdengar mendekat. Heejin mengambil napas agar suaranya terdengar tak bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You [2Jin/HyunHee] ✔️
Fiksi PenggemarAku tak tahu kapan akhir dari kata selamanya. Entah seratus tahun, sepuluh tahun, atau bahkan esok? Yang jelas, selagi waktu masih berjalan, aku akan selalu di sisimu. Sincerely, Kim Hyunjin. [Completed 04/06/21]