Me After You - 13

938 152 4
                                    

Seorang laki-laki mengenakan topi yang sengaja dipakai untuk menutupi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang laki-laki mengenakan topi yang sengaja dipakai untuk menutupi wajahnya.  Ditambah tudung jaketnya yang berwarna hitam.

Dia terlihat bosan menunggu di dekat halte. Terkadang dia duduk, kemudian berdiri bersandar pada tiang, dan melangkah kesana kemari menghilangkan jenuh.

Lelaki tersebut akhirnya bernapas lega saat sebuah bus mendekati halte. Hampir tengah malam, dia yakin bahwa bus tersebut adalah yang terakhir.

Setelah bus sudah berhenti di depan halte, seorang gadis turun. Iya, dia sedang menunggu gadis tersebut, bukan kedatangan bus.

"Lama sekali?" protes sang laki-laki.

"Untung masih ada bus yang beroperasi," ucap sang gadis dengan nada sarkas.

"Ah, terserahlah!" Laki-laki tersebut melepas topinya dan mengenakannya di kepala sang gadis, "mana kemejamu?"

"Tertinggal di rumah teman," gadis tersebut memasukkan kedua tangannya ke saku celana. "Lagipula kau menyuruhku untuk cepat datang."

"Ck, ini!" tangan lelaki tersebut menyodorkan jaket yang untungnya ada dalam tas miliknya.

Gadi tersebut tersenyum, "Kau memang kakak terbaik, Tae."

Dengan cepat gadis tersebut mengenakan jaket hitam yang mirip dengan milik kakaknya. Tak ingin hawa dingin lancang menyentuh kulitnya.

"Ayo, cepat selesaikan misi hari ini, Hyunie!"

****

Dua orang mengenakan jaket hitam berada di depan sebuah rumah kecil. Dari luar saja sudah terlihat bahwa di dalam rumah tersebut pasti sangat berantakan.

Dengan hati-hati mereka masuk ke dalam rumah. Melompati pagar dan menyelinap melalui celah yang sudah mereka hapal letaknya.

Setelah berhasil masuk, terlihat seorang pria yang sedang mabuk. Tangannya memegang sebotol soju dan menegaknya. Di sekeliling pria tersebut juga tercecer beberapa botol soju yang kosong.

Seperti dugaan mereka, tiap harinya orang itu hanya akan mabuk dan berjudi. Pria menyedihkan yang tak berguna di dunia.

Sang gadis mengambil beberapa botol soju yang masih tersegel di meja dapur. Memasukkannya ke dalam tas ransel yang dibawa.

Sementara satu orang lainnya membuka laci yang berada di kamar. Mengambil beberapa uang, tak banyak, mungkin sekitar 5 lembar.

Lagi pula pria seperti itu mana mungkin sadar jika kehilangan sedikit dari uangnya. Atau bahkan botol soju favoritnya. Yang dia tahu hanya bagaimana dia menyianyiakan hidupnya dengan menuruti nafsu sematanya.

Merasa sudah cukup, mereka berdua memutuskan untuk pergi dari rumah itu. Meski sudah berulang kali mereka tetap saja harus berhati-hati.

"Kenapa mengambil uang?" tanya sang gadis melepas topi yang digunakannya.

"Apa salahnya?"

"Perjanjiannya hanya soju."

"Aku tak pernah berjanji," balas pria tersebut dengan tatapan polosnya. "Lagipula, dia itu ayahku. Harusnya sudah jadi kewajibannya memberiku uang saku."

"Terserahlah, Tae." Gadis tersebut tak lagi dapat membalas argumen pria yang lebih tua darinya.

Mereka berdua berjalan ditemani keheningan malam. Menuju atap sebuah bangunan yang terbengkalai. Tempat yang memang sering mereka datangi untuk meluapkan emosi atau sekedar melepas penat.

Dari atas sana, disuguhkan pemandangan kota yang mereka tinggali. Rumah-rumah kecil, gedung pencakar langit, hingga jalanan yang dilintasi mesin-mesin beroda empat.

Tak hanya itu, langitpun seakan turut serta memperindah pemandangan yang disuguhkan tiap malamnya disana. Dengan bulan dan bintang yang membentuk formasi apik.

Taehyung, pria tersebut, menemukan gambaranya pada dinding yang mulai pudar. Untung dibawanya cat pylox yang selalu berada di tasnya.

"Hyunjin, tadi kau tidak pulang. Kemana?" tanya Taehyung yang sudah sibuk dengan pylox dan dindingnya.

Hyunjin berjalan mendekati pembatas. Tangannya direntangkan, menikmati angin malam yang berhembus. Tak lupa dengan senyumannya.

"Coba tebak," tak sampai 10 detik gadis tersebut memberikan kesempatan Taehyung untuk berpikir, "Aku bertemu Heejin."

Matanya terpejam, mengingat kembali percakapan-percakapan mereka di balkon kamar Heejin. Senyum dan tawa yang kembali memenuhi indera pendengarannya. Serta bagaimana jarak mereka yang begitu dekat.

"Jadi luka di wajahmu itu karena dia menyerangmu setelah kau tiba-tiba memeluknya dari belakang?"

Hyunjin menjatuhkan tangannya, matanya terbuka melayangkan tatapan tajam pada sang kakak. Sedang yang ditatap hanya menunjukkan senyum tengilnya.

Namun senyumnya perlahan memudar saat dilihatnya Hyunjin mengambil langkah untuk mendekati. Taehyung mundur beberapa langkah ke belakang. Membuang kaleng pyloxnya dan berlari menyelamatkan diri.

Mereka berlarian kesana kemari di tengah sunyinya malam. Tentu saja suara langkah kaki yang bersautan memenuhi seisi gedung kosong.

Setelah kehabisan napas akhirnya Taehyung berlutut di tempat Hyunjin tadi berdiri. Menyatukan kedua tangannya di atas kepala meminta ampunan.

Hyunjin semakin mendekat, tak menunjukkan bahwa permintaannya tidak dikabulkan. Kemudian dia sadar bahwa posisinya kurang menguntungkan karena di belakangnya sudah ada pembatas atap gedung.

"Akan kubelikan semua roti yang kau mau, roti daging, keju, atau coklat. Semuanya. Janji!" ucap Taehyung cepat semakin mengeratkan kedua tangannya.

"Deal!" Hyunjin tersenyum puas di depan Taehyung.

Sadar bahwa dia telah ditipu, Taehyung menggerang kesal dan berbalik menghadap pemandangan kota. Menyusul Hyunjin yang sedang menertawakannya.

"Aku tarik ucapanku."

"Tidak, kau sudah berjanji!"

Taehyung semakin mengerucutkan bibirnya. Kemudian teringat bila Hyunjin sudah bertemu dengan adiknya yang pergi menemukan keluarga baru.

"Jadi, ceritakan bagaimana kalian bertemu."

Gadis tersebut akhirnya menceritakan kejadian hari ini. Mulai dari dia mendengar teriakan, hingga akhirnya mereka berdua duduk di balkon kamar Heejin dengan saling bertukar cerita.

Taehyung hanya mendengarkan dengan baik. Dia tahu bagaimana perasaan Hyunjin yang tersiksa selama beberapa tahun terakhir. Selepas kepergian sahabat seumurannya itu, dia jatuh sakit. Demam parah. Dan sembuh 3 hari setelahnya.

Usai cerita Hyunjin, mereka kembali menikmati pemandangan yang tersuguhkan. Percakapan ringan  dan ejekan terlontar dari mulut masing-masing.

Keduanya bersyukur, berkat kemalangan mereka di masa lalu, setidaknya mereka kini berbahagia karena dipertemukan dan seakan menjadi bagian dari keluarga.


















To Be Continued

-

-

-

-





Komen dong yang kira-kira cocok buat jadi pelakor 🌚

Me After You [2Jin/HyunHee] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang