Me After You - 42

659 117 25
                                    

Bisnis di bidang properti yang dirintis Hanseul sejak lama, beberapa tahun lalu mulai meningkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisnis di bidang properti yang dirintis Hanseul sejak lama, beberapa tahun lalu mulai meningkat. Namun belakangan ini masalah mulai berdatangan.

Memang ya, semakin tinggi pohon. Semakin kuat hembusan angin yang ingin merobohkannya. Seribu satu cara akan dia pikirkan agar dia dapat tetap berdiri dengan kokohnya.

Hanya saja, Hanseul tak sadar bahwa dia terlalu memaksakan diri. Padahal dia tak perlu melakukannya sendiri. Masih ada Kahei yang bersedia menopangnya.

Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, namun Hanseul sama sekali belum memejamkan mata. Sembari otaknya kesana-kemari memikirkan perusahaannya.

"Sayang, kau belum tidur?" suara serak dari sang istri berhasil membuyarkan lamunan Hanseul.

Laki-laki tersebut memiringkan tubuhnya agar dapat berhadapan dengan cintanya. Bahkan dikondisi terburukpun, Hanseul akan tersenyum seketika melihat wajah sang istri.

"Belum," balasnya dengan pelan.

"Ck! Dasar! Kau ini harus istirahat! Pikirkan juga kesehatanmu sendiri, kalau kau sakit yang ada bisnismu semakin jatuh!" Kahei memarahi suaminya dengan suara yang serak serta mata yang masih menutup.

Bagi Hanseul, wanita di hadapannya terlihat sangat menggemaskan. Tak sanggup rasanya untuk tak mengecup bibir manis milik Kahei. Toh, mereka memang sudah legal untuk itu.

"Maaf," ucap Hanseul seraya mengusap pipi Kahei.

Yang diusap pun akhirnya membuka mata, "Kau bukan robot, Sayang."

****

Heejin duduk di tribun bersama teman-teman Hyunjin. Menunggu gadis tinggi tersebut selesai membersihkan diri.

Tak lama gadis yang mereka tunggu terlihat menaiki tribun yang sama, dengan beberapa anggota tim basket yang ingin menonton pertandingan selanjutnya.

"Kok cemberut sih?!" tanya Heejin seketika Hyunjin duduk di sampingnya dengan wajah yang ditekuk.

Hari ini adalah pertandingan semi final. Dan sekolah Hyunjin gagal untuk melangkah ke babak selanjutnya.

Padahal di pertengahan kuarter mereka masih unggul. Sayang, cedera yang di dapatkan ketua tim malah membuyarkan fokus para pemain lainnya.

"Aku kalah," jawab Hyunjin dengan sangat pelan.

"Kata siapa? Kamu menang kok," Heejin menunjuk dada kirinya, "disini."

Perasaan kecewa karena kekalahannya melayang begitu saja bersama jiwanya.

"Manis banget mulut kamu," Tangan Hyunjin terangkat untuk mencubit gemas pipi Heejin, "Belajar dari siapa?"

Heejin tersenyum tanpa memberikan jawaban. Membuat Hyunjin semakin menggila di dalam.

'Pengen gigit jadinya.'

"Ayo pulang!" tangan besar milik Hyunjin melakukan rutinitasnya pada milik Heejin.

Ketiga sahabat Hyunjin yang sedari tadi memerhatikan menatap tak percaya pada punggung kedua orang yang perlahan menjauh tersebut.

"Anjign!" umpat Yeji dan Ryujin bersamaan. Rendah, dengan penuh tekanan dan amarah.

"Sudah ditunggu juga!" lanjut Chaeryeong.

Ryujin menghela napasnya kasar, kemudian menarik tangan Chaeryeong untuk ikut berdiri. "Ayo, kita pulang juga!"

"Bangst! Sama saja!" Yeji hanya dapat menahan kesalnya karena ditinggalkan. Andai saja hari ini Jisu sedang tidak sakit.

****

Bus yang dinaiki dua sejoli yang sedang kasmaran dapat dikatakan cukup ramai. Mereka harus berdiri hingga satu atau dua halte selanjutnya.

Tanpa mereka sadari, dua orang siswi sedari tadi memerhatikan mereka. Lebih tepatnya pada Hyunjin.

Setelah dirasa keadaan cukup lenggang, salah satu diantara mereka memberanikan diri untuk angkat suara. "Kak Hyunjin?"

Yang dipanggil pun menoleh, tepat disaat Heejin sudah duduk di bangku dekat jendela. "Ya?"

"Boleh minta fotonya? Jarang sekali sekolah kita bertemu di pertandingan basket!" tanya siswi lainnya yang terlihat bersemangat.

Hyunjin gelagapan, dia melirik sekilas ke arah Heejin yang sedang menatapnya tajam dengan aura mencekam di sekitar gadis tersebut.

"Ehm, lain kali ya?"

Kedua siswi yang tak Hyunjin tahu berasal dari sekolah mana mendesah kecewa. "Ayolah, Kak!"

"Sekaliiii saja! Boleh ya?"

Bulu-bulu halus di belakang tengkuknya meremang. Hyunjin memberanikan diri untuk melirik Heejin sekali lagi. Namun tak karena tak kuat, dia segera mengalihkan pandangannya.

Telapak tangannya terangkat untuk melindungi mulut Hyunjin dari pengelihatan Heejin. "Maaf, calon pacarku galak!" bisik Hyunjin.

Tanpa memedulikan mereka lagi, Hyunjin segera duduk di samping Heejin. Sedang gadis pendek tersebut seketika memalingkan wajah. Memilih memerhatikan pepohonan di tepi jalan.

"Heekkie?" panggil Hyunjin seraya meletakkan dagunya di pundak gadis yang tengah merajuk. Tangannya dengan sangat mulus sudah membawa Heejin pada genggamannya.

"Apa? Bangga punya fan beda sekolah?"

"Bu—"

"Apalagi mereka cantik-cantik kan?"

"Cantikan ju—"

"Pasti senang banget tuh dalam hati!"

"Kata—"

"Kalau gak ada aku, pasti kamu sudah—"

Cup.

"Berisik! Besok kita kencan!"




























To Be Continued.

-

-

-

-

HAAAAIIIIII!!!!!

Akhirnya kambek juga. Ada yang nungguin gak?

Engga ya?

Sebenarnya gak banyak stok di crita ini. Tapi keburu kangen sama notif dari kalian :(

Untuk jadwal update masih belum bisa nentuin nih. Bisa seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali 😂

Intinya, next chapter kebanyakan glukosa!

Ehehehehe 💜

Me After You [2Jin/HyunHee] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang