Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu mengusik pagi Heejin yang masih berbaring di atas ranjang. Dengan penutup mata, yang tak membantu membuatnya tidur nyenyak, Heejin menjawab ketukan tersebut. "Siapa?" suaranya sedikit parau.
"Chaewon!"
Meski tidak terlihat, Heejin menyatukan alisnya di balik penutup mata. "Masuk saja!" Heejin mengucapkannya tanpa ada niat sama sekali untuk bangkit.
Dapat dia dengar suara pintu yang terbuka lalu tertutup kembali. Tak lama, terasa sebuah beban di sisi ranjangnya. Chaewon ikut berbaring di Heejin yang masih setia mengenakan penutup matanya.
"Ada apa?" tanya Heejin menolehkan kepalanya, seakan dia menatap Chaewon di balik benda hitam di sekitar matanya.
"Ini."
"Hm?"
"Ish, buka dulu penutup matamu, Jo Heejin!" Chaewon menarik benda yang menghalanginya bertatapan dengan Heejin.
Mata merah dan sembab, serta lingkar hitam di bawah menunjukkan persentase lama tidur nyenyak gadis tersebut. Nol persen.
"Astaga! Kau-"
"Ini apa?" Tangannya meraih sepucuk surat yang disodorkan Chaewon.
"Dari Hyunjin, baca saja," ucap Chaewon sambil merapatkan tubuhnya pada Heejin. Ada yang aneh saat Heejin melihat segel dari surat tersebut. "Segelnya..." baru saja Heejin membuka segel tersebut, ternyata tidak menempel dengan kuat.
"Kau sudah membacanya?!" tanya Heejin tidak terima kala tahu bahwa dia bukan orang pertama yang membaca surat kekasihnya.
Sedangkan Chaewon menunjukkan senyum tanpa dosanya, "Aku hanya penasaran."
"Chae-ah, apa kau tak penasaran apa yang Hyunjin tulis?"
"Kak, Hyejoo, Kak!"
"Iyaa, maksudku KAK Hyunjin tulis, dia sangat melankolis belakangan ini."
"Emm, sedikit?"
"Aku sudah tak tahan dari tadi, ayo kita baca!"
"Sebagai adik ipar yang baik-" kalimat Chaewon dipotong secara paksa melalui tatapan garang Heejin.
Heejin melanjutkan membaca kata demi kata yang tersusun rapi dalam lembaran kertas di genggamannya. Kalimat manis yang Hyunjin tulis, mampu membuatnya senang sekaligus merasa bersalah atas perbuatannya kemarin.
Sejak semalam perasaan bersalah sudah menghinggapi dadanya. Dengan surat tersebut, semakin menjadi saja rasa bersalahnya.
Seharusnya dia juga mengerti kalau akar masalah mereka bukan kesalahan Hyunjin. Memang takdir saja yang sering mempermainkan mereka.
Tak ingin larut dalam rasa bersalahnya, Heejin segera bangkit dari kasur dan berniat menemui Hyunjin.
"Kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You [2Jin/HyunHee] ✔️
Fiksi PenggemarAku tak tahu kapan akhir dari kata selamanya. Entah seratus tahun, sepuluh tahun, atau bahkan esok? Yang jelas, selagi waktu masih berjalan, aku akan selalu di sisimu. Sincerely, Kim Hyunjin. [Completed 04/06/21]