Part 8 (Pupus)

270 68 11
                                        


.
.
.

"Selamat ya." Ji eun menepuk pundak lisa.

"Terimakasih Ji eun."

Ji eun tak bergeming dari tempatnya berdiri saat ini. Rasanya begitu berat harus melangkah-kan kaki pergi. Jungkook melihat Ji eun merasa sangat risih.

"Ayo kita pergi." Jungkook menarik tangan Lisa menjauhi Ji eun.

"Tapi kook,,," Lisa menahan diri merasa tak tega meninggalkan Ji eun begitu saja.

Jungkook kembali membalik kan badannya menghadap Ji eun. Tatapan mengintimidasi di berikan Jungkook untuk Ji eun sekarang.

"Kau akan di situ sampai kapan?! Silahkan pergi dari sini dan menghilang lah dari pandanganku."

Hati Ji eun terasa dipenuhi ribuan duri saat ini. Segumpal daging dalam dadanya begitu nyeri. Ia tak habis pikir jungkook akan setega ini mengabaikannya.

"Kau!" Ji eun membentak Jungkook kesal.

"Apa?! Kau ingin marah sekarang. Hah! Lucu sekali. Dari awal aku sudah bisa menebaknya. kau itu hanya seorang gadis bodoh yang mengandalkan tampang mu untuk memikat pria."

Ji eun terdiam dengan dada yang semakin dan semakin sesak.

"Kau tau?! Itu secara tidak langsung menjelaskan bahwa kau ini gadis murahan!!! Kau harus tahu, Aku paling benci dengan gadis bodoh. Kau bahkan bukan apa-apa di bandingkan Lisa yang jauh lebih baik darimu!!!"

Jungkook kembali menarik tangan Lisa kemudian melangkah pergi tanpa mempedulikan Ji eun yang sudah di ambang amarah.

"kau benar Jungkook! Aku hanya seorang gadis murahan! Gadis bodoh yang rela melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ku mau. Tapi atas dasar apa kau merendahkan ku?!! Nilai ku bahkan tak jauh berbeda dari nilai yang Lisa dapatkan. Tak bisa kah kau menghargai usaha ku sedikit saja?"

Air mata Ji eun mengalir tanpa dirasa, begitu saja buliran bening itu terjatuh dengan mudahnya.

"Kau bahkan tidak tahu apa yang sudah ku korbankan sampai bisa berada disini sekarang. Dan, apa kau tahu? hal terbodoh yang pernah ku lakukan selama aku hidup? Membuang waktuku untuk mencintai orang seperti mu!!!"

Ji eun yang sudah tak sanggup lagi berlari meninggalkan ruangan. Joy dan Irene tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam. Mereka berdua menunggu Ji eun di depan ruangan sedari tadi.

Ketika melihat Ji eun keluar dan berlari dengan tangis yang begitu pecah. Joy dan Irene langsung menyusulnya.

"Ji... sudah ji." Joy berusaha menenangkan.

"Ji jangan-jangan kau......." Irene segera memeluk Ji eun.

Benar, Ji eun mencintai pria itu. perasaannya saat ini benar-benar sebuah rasa cinta yang tumbuh di hati Ji eun. Selama ini kedua sahabatnya bahkan mengira itu hanya sekedar obsesi Ji eun.

Joy dan irene ikut menangis bersama Ji eun. Mengerti apa yang di rasakan Ji eun saat ini. Mereka juga menyesal terlambat menyadari perasaan sahabatnya yang bukan sebuah perasaan sepele lagi. Ji eun benar-benae jatuh cinta.



******

[Jungkook pov]

"Kau keterlaluan kook!" Bentak Lisa.

"Lisa aku tidak bermaksud."

"Tidak bisa kah kau menerimanya saja. Aku yakin Ji eun itu tulus padamu!" Lisa terlihat sangat kesal saat ini.

"Tidak! Itu tidak akan terjadi. Kau yang paling tahu perasaan ku lis. Bagaimana bisa kau..." Jungkook terhenti.

Fakta yang tak banyak orang ketahui yaitu Jungkook mencintai Lisa. Jauh sebelum hari ini Jungkook sudah mencintai Lisa. Tapi Lisa tidak pernah bisa menerima Jungkook karena suatu alasan. Jungkook merasa serba salah. Ia pikir jika memperlakukan Ji eun seperti itu akan mempermudahnya membuat Ji eun pergi. Tapi yang terjadi sekarang hatinya malah ikut merasakan perih saat melihat Ji eun menangis dengan kedua mata indahnya.


******


Hari semakin gelap. Ji eun bahkan sengaja tidak menghubungi Soo hyun untuk menjemputnya. Ia memilih berjalan kaki dan membiarkan angin yang berhembus kencang membantu mengerikan air mata. Ji eun pulang ke rumah dengan berjalan gontai. Ia seperti tak memiliki semangat hidup saat ini.

"Ji eun ada apa. Mengapa tak menghubungiku?." Soo hyun memeluk tubuh mungil adiknya itu. Ji eun yang baru saja pulang kerumah terlihat sangat lemah.

"Menangis lah sepuas mu tidak apa. Menangis lah sampai perasaan mu membaik." Soo hyun mengerti  apa yang sedang di rasakan adiknya saat ini.

***********

"Kau sudah pulang hyung?" Tanya jungkook pada jin yang barusan memasukin rumah.

"Jungkook!" Tatapan Jin seperti menyimpan sebuah amarah.

"Wee?" Tanya jungkook.

"Apa aku pernah mengajarkan mu untuk merendahkan seorang wanita?!"

"Apa yang hyung maksud?" Jungkook masih tidak mengerti apa yang di maksud Jin.

"Aku sudah dengar semuanya tentang apa yang terjadi antara kau dan Ji eun. Aku benar-benar kecewa pada mu. Kau bahkan tidak bisa menghargai usaha seseorang. Apa kau tahu yang di korbankan gadis itu untuk mu?"

Jungkook terdiam.

"Hari ini seharusnya Ji eun pergi untuk mengikuti audisi yang sudah setahun penuh ini di persiapkan nya bersama ku. Dan demi membuktikan dirinya pada mu. Ia merelakan mimpi nya itu. Ia bahkan menyisihkan waktu di sela-sela latihan kami hanya untuk belajar!"

Jin menarik napas berat sebelum melanjutkan perkataannya. Sungguh ia juga merasakan sedih yang di rasakan Ji eun saat ini.

"Hari ini aku sudah coba untuk menahannya. Sekian lama Ji eun menunggu hari ini datang. Satu langkah untuk mencapai mimpinya kook. Tapi apa yang terjadi, demi dirimu dia bahkan tak mendengarkan ku. Apa sebenarnya yang di lakukan Ji eun sampai kau sebenci itu padanya. Kau hanya membodohi dirimu sendiri. Sekali lagi aku kecewa pada mu!"

Jin pergi meninggalkan jungkook. Jungkook yang mendengar itu merasakan ada sesuatu yang memenuhi dadanya dan begitu sesak. Ia tidak bermaksud sekejam itu kepada Ji eun.

"Arghhh apa aku terlalu berlebihan." Jungkook menarik rambutnya frustasi.




Hmmm gimana?:")
Serba salah kan ......
Tunggu next part nya ya🤍

Not For Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang