Part 23 (malaikat pelindung)

270 56 15
                                    



"Ji eun." Seorang pria memanggilnya.

"Oh hai Erick."

Pria itu bernama Erick, teman kampus Ji eun. Mereka tak terlalu dekat . Hanya saja pria itu selalu menghampirinya dan itu membuat Ji eun hapal mati dengan wajah Erick. Bahkan Ji eun tak mengingat wajah teman kampusnya yang lain selain Erick. Ia benar-benar menutup diri selama tinggal di kota ini.

"Kau akan pulang?Pulanglah bersamaku." Erick mengajak Ji eun.

"Aku bisa pulang sendiri." Jawab Ji eun.

"Ayolah kali ini saja." Pria bertubuh tinggi dan cukup tampan itu menarik tangannya.

"Baik aku ikut dengan mu. Tapi lepaskan tanganku." Ji eun sedikit risih.

"Ops sorry"

Sepanjang perjalanan Ji eun sangat tidak nyaman melihat gerak gerik Erick. Pria itu selalu melirik Ji eun dengan tatapan aneh. Bahkan ia memperhatikan tubuh Ji eun dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Fashionmu terlihat sedikit kampungan. Come on Ji eun. Kau sudah tinggal disini. Pakailah pakaian yang sedikit terbuka."

Apa maksud erick. Ia bahkan sangat nyaman dengan bajunya sekarang. Blush warna putih dan celana levis adalah yang terbaik.

"Aku nyaman dengan pakaian ku." Jawab Ji eun. Erick hanya tertawa remeh.

"Erick berhenti di depan sana. Itu apartemen ku." Kata Ji eun mengarahkan.

"Ikutlah aku sebentar. Sekali saja kau harus merasakan dunia malam di kota ini."

"Erick kau tadi berkata hanya akan mengantarku. Hentikan mobil ini sekarang!" Bentak Ji eun.

pria itu tetap melajukan mobilnya. Ia hanya sesekali menunjukkan senyum aneh dari wajahnya.

"Kita sudah sampai." Kata Erick.

Ji eun terkejut melihat Erick berhenti di sebuah klub malam yang ramai dengan wanita berbaju seksi dan pria yang berjalan kesana kemari seperti hilang keseimbangan.

"Aku tak mau masuk ketempat seperti itu." Ji eun keluar mobil dan berlari.

"Ji eun ayolah sekali saja. Kau tak akan menyesal." Erick berhasil mengejarnya dan menarik tangannya kuat. Pergelangan Ji eun sangat sakit sekarang.

"Erick lepaskan aku. Kau ini mau apa?!!" Teriak Ji eun.

"Mau bersenang-senang dengan mu."

Erick menarik kerah blush Ji eun dengan kasar dan merobeknya sehingga menampakkan sedikit sekitar dada dan lengan mulusnya. Ji eun segera menutup dadanya yang terbuka dengan kedua tangannya.

"Apa kau gila hah!" Bentak Ji eun.

"Kau harus berpakaian sedikit terbuka agar bisa masuk ketempat itu. Ayo cepat." Erik menarik Ji eun lagi.

"Yak!! Dasar pria gila!"

Ji eun menendang keras kaki Erick hingga pria itu  melepaskan tangan Ji eun dan memberikan kesempatan Ji eun untuk kabur.

Ji eun berlari dengan air mata yang memenuhi wajahnya. Baru kali ini ia menghadapi situasi seperti tadi.  Orang-orang sekitar yang melihatnya tak ada yang peduli. Hanya ketakutan yang Ji eun rasakan.

Ia sangat bersyukur karena sempat belajar bela diri bersama Soo hyun sebelum ke kota ini. Ternyata itu berguna juga. tak ada yang bisa Ji eun harapkan pertolongan selain dirinya sendiri.

Setelah cukup jauh berlari, Ji eun terduduk lemas dengan air mata yang masih mengalir.

"Ku pikir pindah ke sini adalah jalan terbaik. Nyatanya hal lebih buruk justru menimpaku."

Not For Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang