[PROSES REVISI]"Jika bicara tentang takdir. Sebenarnya semesta bisa saja merestui kita. Tapi diri ini lah yang telah membuat jarak di antara aku dan kau."
Pada akhirnya semua akan kembali ke tempat di mana seharusnya mereka berada. Not for me and No...
Ji eun terbangun dari tidurnya ketika mendengar langkah kaki seseorang di kamarnya.
"Kau...mau apa kau!!!" Ji eun menutupi tubuhnya dengan kedua tangan. Terkejut melihat Chanyeol ada di kamarnya sekarang.
"Jangan berburuk sangka. Kau tak lihat aku sedang mengumpulkan baju-bajumu yang berserakan ini. Tidur saja kembali jika kau masih ingin tidur." Chanyeol kembali memungut baju-baju Ji eun yang berserakan.
Selama ini Chanyeol memang begitu peduli padanya. Apalagi Chanyeol itu orang yang sangat pembersih. Jadi bukan hal aneh jika Chanyeol lah yang membersihkan tempat tinggal Ji eun.
"Letakkan saja di atas mesin cuci. Kau jangan mencucinya. Aku tak nyaman." Ucap Ji eun.
"Baik nyonya." Ledek Chanyeol.
"Kau temani aku ke toko alat musik hari ini. Aku ingin membeli gitar baru." Ucap Ji eun sembari bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.
"Dengan senang hati nyonya." Chanyeol masih belum berhenti meledek Ji eun.
"Hentikan itu sebelum ku bunuh kau."
Jieun memberikan gerakan memotong leher sebagai isyarat bahwa ia akan menyembelih leher Chanyeol jika melakukan itu lagi. Chanyeol terkekeh geli melihat Ji eun.
Ding...Dong...
"Biar aku saja yang membuka nya. Kau bersiaplah." Ucap Chanyeol yang melihat Ji eun baru saja keluar dari kamar mandi.
"Hallo." Seorang Pria dengan tatapan dingin berada di depan Chanyeol sekarang.
"Siapa chan...." suara Ji eun terdengar dari dalam.
Pria di hadapan Chanyeol kini membulatkan matanya. Ia sibuk memperhatikan apartemen itu mencari sosok yang sedang ia cari.
"Bukan siapa-siapa. Aku kesebelah dulu." Ucap Chanyeol kemudian menutup pintu apartemen Ji eun.
"Apa-apaan ini. Benar bukan ini apartemen Lee ji eun." Ucap pria itu.
Chanyeol menarik tangan pria itu menuju lift dan membawa nya keluar segera dari gedung apartemen.
"Lepaskan. Apa kau gila!" Pria itu mulai sedikit tak nyaman dengan perlakuan Chanyeol.
"Maaf. Pergilah dari tempat ini." Ucap chanyeol kemudian berbalik kembali melangkah masuk.
"Aku tidak akan pergi. Kau bahkan tak mengenalku. Aku kesini ingin bertemu kekasihku." Teriak pria itu.
Chanyeol kembali membalikkan badan dan melangkah mendekati pria itu.
"Kau Jeon Jungkook bukan?" Chanyeol memberikan tatapan mengintimidasi untuk Jungkook.
"Ya kau benar. Aku Jungkook dan kau siapa berhak melarangku." Jungkook melangkah untuk kembali masuk kedalam apartemen.
Chanyeol mencekal tangan Jungkook dengan kuat.
"Kau bahkan bukan kekasihnya. Pergilah jika tak ingin membuat Ji eun menderita." Kali ini Nada suara Chanyeol meberat menandakan ia benar-benar sedang emosi.
"Lalu apa kau kekasihnya?" Tanya Jungkook dengan senyum remeh.
"Aku memang bukan kekasihnya. Tapi setidaknya aku tak pernah menyakiti Ji eun seperti apa yang kau lakukan padanya. Tahu dirilah dan jangan pernah kembali lagi pada Ji eun." Chanyeol melempar kasar tangan Jungkook dan pergi.
Jungkook membeku. Sejenak waktu seakan terhenti. Ucapan Chanyeol barusan seakan menghancurkan Hatinya. Amarahnya memuncak. Jungkook hanya bisa mengepal tangannya dengan erat.
"Kita lihat saja." Ucap Jungkook.
*******
"Kau darimana saja kenapa lama sekali." Ji eun terlihat kesal.
Chanyeol baru saja masuk kembali keapartemen Ji eun dengan wajah kusutnya.
"Chanyeol ada apa?" Tanya Ji eun heran.
"Bisa kau berjanji padaku untuk selalu bahagia ji?" Chanyeol memegag kedua pundak Ji eun dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apa kau mengkhawatirkan ku sekarang. Tenanglah. Aku akan bahagia asal kau berjanji untuk terus ada disisiku." Ji eun menyentuh hidung Chanyeol gemas.
"Tentu." Chanyeol mengangguk dan menarik sudut bibirnya mengikur senyuman. Ia bisa bernafas lega sekarang.
"Ayo pergi." Ji eun menarik tangan Chanyeol. Chanyeol hanya bisa ikut tersenyum melihat Ji eun. Ia sungguh takut. Takut Ji eun yang bersinar seperti saat ini akan kembali redup jika bertemu seseorang yang sangat menyakitkan bagi Ji eun. Jeon Jungkook. Chanyeol tahu persis bagaimana perasaan Ji eun dulu.
Ji eun selalu menangis setiap kali menceritakan pria itu. Dan sekarang saat Ji eun sudah berhasil keluar dari keterpurukannya. Tetapi, Pria itu muncul lagi. Bahkan ada di negara ini. Ji eun, wanita yang saat ini sangat Chanyeol sayanginya meskipun bukan kekasihnya. Chanyeol harap senyuman indah itu tak akan pudar dari wajah Ji eun. Hari ini, esok, dan seterusnya.
*******
"Hyung. Kau tak pernah mengatakan padaku jika Ji eun tinggal bersama seorang pria disini."
Jungkook terlihat sangat frustasi saat ini. Ia sudah berada di hotel yang tak jauh dari apartemen Ji eun.
"Apa itu penting? Ayolah kook, bukan kah Hyung sudah bilang. Jangan kembali pada Ji eun dan membuatnya mengingat dirimu." Ucap Jin.
"Tidak hyung. Aku akan memperbaiki ini semua. Aku akan memulai semuanya dari awal. Kali ini saja aku janji akan menebus kesalahanku. Aku mencintainya hyung." Ucap Jungkook lirih.
"Baiklah. Jika itu maumu, hyung hanya bisa mendoakan yang terbaik."
"Terimakasih hyung."
Jungkook menutup panggilan.
"Aku masih mencintai mu sejak hari itu bahkan sampai saat ini Ji eun-ah, aku juga merindukan mu dan ini adalah hal terburuk sejauh ini, Aku menginginkan mu kembali."
Jungkook menarik rambutnya. Andai ia bisa mengulang waktu di saat semuanya belum serumit ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti ini lah muka frustasi Juki sekarang Hehehe....
Happybirthday juki kesayangan Author💜🥺 Maaf ya author jadiin sad boy di Part ini.