"Ji eun kau dimana saat ini?"
Jungkook berlari mengelilingi sekolah tapi tetap tak berhasil menemukan Ji eun.
Jungkook tak tahu apa yang terjadi di lapangan sekolah saat ini. Ia masih sibuk mencari Ji eun seorang diri.
"Tuhan...izinkan aku bertemu dengannya kali ini saja. Aku ingin..." Jungkook terhenti dari ocehannya ketika melihat Ji eun di kantin seorang diri.
"Ji ternyata kau disini." Jungkook menggenggam tangan Ji eun erat dengan senyuman di wajahnya. Ia lega berhasil menemukan Ji eun.
"Kau kenapa?" Tanya Ji eun sambil mencoba melepaskan genggaman Jungkook di tangannya.
"Bisa ikut aku sebentar?" Ajak Jungkook.
"Tidak." Jawab Ji eun singkat.
"Baiklah aku akan bicara disini. Ji eun aku...." Jungkook memejam kan matanya. Rasa gugup nya saat ini bisa di bilang sudah level paling atas.
"Jadilah kekasih....." Jungkook terhenti ketika mendengar suara yang tak asing baginya menyapa di belakang.
"Jeon Jungkook, kebetulan sekali kau disini." Taehyung datang dengan membawa dua es coffe di tangannya.
"Ehem....bisa lepaskan tangan mu itu." Taehyung merasa aneh ketika melihat tangan jungkook menggenggam pergelangan tangan Ji eun.
"Waeee? Aku bebas ingin menyentuh siapapun." Balas Jungkook yang masih belum menyadari apa yang terjadi.
"Kalau begitu, perkenalkan. Dia kekasih ku." Jawab Taehyung dengan bangga.
Jungkook merasakan irisan demi irisan sedang menyayat hatinya saat ini. Jungkook melepaskan tangan Ji eun dan mundur beberapa langkah dari tempat Ji eun duduk. Ji eun masih penasaran apa sebenarnya yang ingin Jungkook kata kan padanya tadi. Tapi rasa sakit hatinya pada Jungkook lebih besar hingga ia berusaha untuk tidak peduli dengan apapun urusan pria itu.
"Begitu kah..." Jungkook tersenyum masam pada Taehyung.
"Ku harap kau menjaga gadis itu dengan baik." Jungkook menepuk dada Taehyung.
"Aku tak butuh harapanmu. Tentu saja itu akan ku lakukan." Jawab Taehyung seraya melihat Ji eun yang dari tadi menunduk kan wajahnya.
"Ah ya, coffe itu. Ji eun tak menyukainya. Belikan ia choco mint agar wanita mu itu senang." Perkataan Jungkook barusan membuat Taehyung heran.
"Benar ji? Tanya Taehyung.
"Oh...hm iya." Jawab Ji eun ragu.
"Bagaimana kau tahu?" Taehyung memberikan tatapan penuh selidik pada Jungkook.
"Hanya menebak." Jungkook tertawa kemudian pergi meninggalkan Taehyung dan Ji eun.
"Huh maafkan Jungkook memang seperti itu. Tampan, tapi sedikit aneh." Taehyung menjelaskan pada Ji eun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat tingkat sahabatnya itu.
"Tidak masalah." Jawab Ji eun dengan pandangan heran saat melihat langkah kaki Jungkook yang sangat berat.
"Ji eun kau tak usah lagi peduli padanya. Lupakan lah." Batin Ji eun. Ji eun mencoba mengabaikan Jungkook dan mulai mengajak Taehyung berbicara.
Sementara itu Jungkook....
"Aku tahu, seorang pria tidak seharusanya menangis. Tapi aku tak bisa menahan air mata ini." Cairan bening membasahi pipinya saat ia beranjak meninggalkan Ji eun dan Taehyung di kantin tadi.
"Ku rasa ini sudah berakhir." Jungkook menarik napas panjang dan menghembuskannya berlahan. Ia harus ikhlas. Ikhlas dengan apa yang sudah terjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/236916610-288-k958602.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not For Me [End]
أدب الهواة[PROSES REVISI]"Jika bicara tentang takdir. Sebenarnya semesta bisa saja merestui kita. Tapi diri ini lah yang telah membuat jarak di antara aku dan kau." Pada akhirnya semua akan kembali ke tempat di mana seharusnya mereka berada. Not for me and No...