"Dah oppa." Ji eun melambaikan tangan kepada soo hyun."Dah sayang." Joy mengikuti Ji eun.
"Sayang? Aku tidak salah dengar kan." Ledek Irene.
"Ji eun oppa mu itu membuat ku sangat tergila-gila." Tambah Joy..
"Ya berusahalah mulai sekarang. Kejar apa yang kau mau seperti ku." Ji eun menepuk singkat pundaknya.
Tak terasa sudah seminggu berlalu sejak hari dimana Jungkook mengabaikan Ji eun. Selama seminggu penuh Ji eun merenungkan apa yang harus di lakukannya untuk mendapatkan pria itu sekarang. Ya benar. Ji eun akan terus berusaha. Ia tak boleh menyerah begitu saja. Ini baru dimulai.
Ji eun melangkahkan kaki menuju Kelas Jungkook. Disusul Joy dan Irene yang setia berjalan di belakang.
"Apa rencana mu ji?" Tanya Joy.
"Tidak ada. Hanya saja setelah ku pikir-pikir. Sebaiknya aku memberikannya nomor telpon ku. Mungkin selama ini ia malu jika berhadapan langsung dengan ku. Tidak ada salahnya memulai pendekatan lewat chat bukan?" Ucap Ji eun percaya diri.
Sosok yang baru saja memasuki kelas Jungkook itu kini membuat seluruh mata tertuju padanya.
"Serahkan ponsel mu." Ji eun mengarahkan tangannya ke hadapan Kungkook.
Jungkook tak merespon, hanya mengangkat kepala barang 2 detik, kemudian kembali fokus dengan buku digenggamannya.
"Aku tahu kau malu. Kau boleh menelpon ku jika kau mau." Ucap Ji eun sambil menuliskan nomornya di sebuah kertas kecil.
Jungkook yang mendengar itu merasa heran. Apa yang wanita ini maksud. Belum puas menggangu dirinya seminggu lalu. Sekarang berulah lagi.
"Ini." Ji eun memberikan kertas kecil tadi. "Simpan baik-baik."
"Kau ini tidak tahu malu?" Tanya Jungkook sontak membuat ji eun terkejut. Begitupun Irene dan Joy berserta seluruh siswa di kelas.
Jungkook berdiri dari tempat duduknya dan melemparkan buku di tangan dengan keras lalu melangkah pergi.
"Sebaiknya kau buang sampah itu ketempatnya." Ucap jungkook, melempar kertas pemberian Jieun, kemudian berlalu begitu saja.
Ji eun mematung sementara dan meremas kertas yang sempat ia pungut tadi. Tangannya bergetar hebat. Baru kali ini ada seseorang yang benar-benar mengabaikannya.
Skip di kelas~~~
"Ji..." Irene memanggilnya.
"Jiiii!" Irene meninggikan suaranya.
"Hah apa, apa." Ji eun tersadar.
"Kau ini kenapa? Masih memikirkan Jungkook." Tanya Irene.
"Hm begitulah." Ji eun meletakan kepala di atas meja.
"Kau tidak mau menyerah saja ji?" Tanya Joy.
"Apapun akan ku lakukan. Menyerah tidak ada dalam kamus kehidupan ku." Jawab Ji eun yakin.
"Aku takut hal itu hanya akan melukaimu ji ." Irene mengutarakan rasa takutnya. Sementara Ji eun, ia kembali mengangkat kepala kemudian tersenyum,
"Aku siap untuk itu."
******
"Oppa...." Ji eun berjalan gontai memasuki kamar Soo hyun.
![](https://img.wattpad.com/cover/236916610-288-k958602.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not For Me [End]
Fiksi Penggemar[PROSES REVISI]"Jika bicara tentang takdir. Sebenarnya semesta bisa saja merestui kita. Tapi diri ini lah yang telah membuat jarak di antara aku dan kau." Pada akhirnya semua akan kembali ke tempat di mana seharusnya mereka berada. Not for me and No...