"Apa maksud Ibu? Kenapa pernikahanku dibatalkan? Sebenarnya apa yang terjadi? Orang tua Nay kemarin juga tidak mengijinkan Wira untuk ketemu dengan Nay. Ada apa sebenarnya ini Bu?"
Bian, Alex dan Toni hanya terpaku melihat sahabat mereka, Wira yang sedang menerima telepon dengan emosi. Entah apa yang terjadi hingga pernikahan Wira yang tinggal beberapa minggu tiba-tiba saja dibatalkan seperti yang baru saja mereka dengar.
"......"
"APA??? Ibu yang batalkan? Tapi kenapa?" Wira tak percaya apa yang di dengarnya. Bagaimana bisa orang tuanya sendiri menghancurkan kebahagiaan putranya seperti ini? Ibundanya tahu, Nay bukan hanya tunangan bagi Wira, tapi hidupnya. Dia sudah jatuh hati pada Nay sejak ia remaja. Berjibaku untuk mendapatkan hati gadis pemalu itu sampai akhirnya setelah 6 tahun berjuang, Nay menggangguk di hadapan keluarga mereka dan menerima lamaran Wira. Jadi, Bagaimana bisa , ibu yang begitu menyukai calon menantunya membatalkan pertunangan mereka secara mendadak seperti ini?
"......."
"Wira pulang sekarang."
Bian, Alex dan Toni masih terpaku tanpa kata ketika Wira melangkah pergi dan meninggalkan mereka bertiga dalam kebingungan.
"Semoga saja tidak ada masalah. Wira sangat mencintai calon istrinya." Ungkap Toni yang memang lebih sering berbicara dengan Wira yang pendiam. Toni adalah pemilik hotel di mana Wira menjadi koki utama di restoran bintang lima di hotel milik keluarga Toni itu.
"Apa kalian mengenal calon istri Wira? Memang bagaimana orangnya? Cantikkah?" Tanya Bian penasaran karena dia memang paling sibuk di antara 4 sekawan. Tidak sekalipun Bian pernah melihat tunangan sahabatnya itu.
"Aku tak pernah lihat tapi Toni pernah. Iya kan bro?" Ungkap Alex sembari mengunyah serloin steak pesanannya.
Toni mengangguk. Sekali pernah Wira membawa tunangannya ke tempat kerjanya dan mereka sempat makan siang bersama saat itu. Hanya itu.
"Bagaimana cantik nggak, Ton?" Tanya Alex yang juga penasaran. Pasalnya, Wira selalu menolak mengenalkan tunangannya itu padanya. Katanya, dia tak mau membuat tunangannya itu ketakutan karena melihat tampang Alex yang beringas dan bertato.
"Apa kalian pernah membayangkan secantik apa bidadari di kayangan?" Tanya Toni pada dua sahabatnya yang terlihat serius itu.
Bian dan Alex hanya menjawab dengan kerutan dahi tak mengerti.
"Secantik itulah Nayla Ayunanda Putri. Jujur, aku bahkan menyukainya. Dan aku yakin, kalian juga akan tertarik padanya. Tapi, Nayla adalah tunangan Wira. Tidak ada satupun dari kita yang boleh mengkhianati Wira."
Bian dan Alex hanya menatap Toni yang terlihat patah hati. Tak percaya Toni mengakui perasaannya seperti ini. Pertanyaan mereka, apakah Wira tahu jika Toni menyukai tunangannya?
***
"Nayla? Ya Allah! Apa yang terjadi?"
Aini, seorang single parent dengan seorang putri terkejut melihat tamunya di malam yang mulai larut.
"Mbak, Apa aku boleh pinjam uang untuk bayar taksi?"
Aini melihat ke arah taksi yang terparkir di depan pagarnya yang berkarat.
"Adibah sayang, antar Aunty Nay ke kamar Ummi."
Gadis imut berusia 10 tahun yang mengekori ibunya menampakkan raut kebingungan. Dia tak mengatakan apapun dan hanya menggandeng tamu ibunya itu ke dalam. Sementara itu, Aini menghampiri supir taksi dan membayar sejumlah uang yang telah dilebihkan sedikit dari argo.
*
Menangis, menangis dan terus menangis. Hanya itu yang Nay lakukan di pelukan sahabat sekaligus kakak angkatnya itu. Nay bersyukur dia masih mengingat alamat rumah Aini yang sudah tidak pernah ia temui selama 6 bulan sejak ia berkunjung bersama Wira terakhir kalinya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku bahkan tak berani untuk pulang." Isak Nay yang tak kunjung reda. Bajunya terlihat lusuh dan ada sedikit robekan di bagian atasnya. Leher Nay juga tidak terlihat baik. Tidak usah ditanya pun, Aini tahu apa yang telah terjadi. Nay, sahabat baik sekaligus adik angkatnya, telah dinodai.
"Apa Wira yang melakukannya? Tunanganmu itu?" Cecar Aini langsung pada Nay yang gemetar.
Nay menggeleng. Wira bahkan tidak tahu jika ibunya menjemput Nay untuk masalah deco apartemen mereka.
"Lalu siapa dia yang sudah berlaku binatang padamu?" Tanya Aini sama emosionalnya seperti Nay. Aini paling tahu siapa Nay. Dia gadis baik-baik dari keluarga baik-baik. Siapa yang sudah sangat keji hingga melakukan hal 'itu' pada gadis sebaik Nayla?
"Aku nggak tahu. Aku tidak kenal siapa dia. Dia tiba-tiba saja masuk dan ... dan... ya Allah.... lebih baik aku mati daripada jadi wanita hina seperti ini..."
Aini mencengkram tangan Nay yang memukul-mukul dirinya sendiri. Ini bukan kesalahan Nay. Tidak sepantasnya dia menyalahkan dirinya sendiri seperti ini.
"Istigfar Nay. Istigfar. Laa haula walaa quwwata illaa billah.."
Dan Nay hanya menyahutnya dengan lebih banyak isakkan dan air mata. Nayla Ayunanda Putri. Calon pengantin yang ternodai.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH SEORANG PEMERKOSA
Romance"Setiap kesalahan bisa dimaafkan, tapi tidak semua kesalahan bebas dari tanggung jawab" -Fachir Bramantiyo-