25

2.2K 229 16
                                    

Hallo sahabat Raina
Sebelum membaca sempatkan menekan ⭐️ lalu 💬 tiap inline guna meninggalkan saran agar saya lebih bersemangat membuat cerita
.

.

Selamat membaca🌊

Satu yang dapat aku simpulkan mengenai dirimu adalah, kau perempuan dengan sejuta rahasia-Rafael Erlangga-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu yang dapat aku simpulkan mengenai dirimu adalah, kau perempuan dengan sejuta rahasia
-Rafael Erlangga-

___________________________

"Abang diundur dong."

Sejak dari rumah, Raina terus saja merengek dengan bergelayut pada lengan Erlang.

Tentu saja dia merengek

Bayangkan saja jika kau memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat memanjakan mu lalu tiba-tiba saja dia berkata bahwa akan menetap di sebuah kota dalam kurun waktu satu tahun.

Apa yang akan kalian lakukan?

Erlang sendiri sebenarnya tidak tega meninggalkan adik kecilnya yang sangat manja ini. Tetapi ia bisa apa selain menjalankan amanat?

"Maaf sayang, kalau abang nggak kesana siapa yang bertanggung jawab dengan nyawa karyawan di kantor?" Erlang mencoba memberikan pengertian kepada adik kesayangannya itu.

Raina sudah melengkungkan bibirnya kebawah dengan mata bulatnya nampak berkaca-kaca.

"Hei dengerin abang." Erlang menangkup kedua pipi chubby adiknya. "Kalau weekend Raina boleh kok ke tempat abang. Nanti abang suruh Galen anter kamu." ucap Erlang dengan menatap dalam mata Raina.

"Kan bisanya cuma sehari aja bang. 6 harinya Rain bakal kesepian." kekeh Raina tak mau kalah.

"Abang janji kabulin semua permintaan Princess. Asalkan Rain ikhlas abang pergi buat kerja dan kita LDR sementara." jawab Erlang memohon.

Raina tak menjawab, dia malah memeluk Erlang dengan sangat erat. "Abang hiks."

Kedua orangtua nya sebenarnya juga tak tega. Namun kerjaan kali ini tanggung jawab putra sulung nya untuk menyelesaikan. Jadi mereka berusaha tegar melihat putri bungsu nya menangis.

"Adek, biarin Bang Erlang berangkat ya. Pesawatnya kurang 10 menit tuh." pinta Rafel dengan mencoba melepaskan pelukan Raina di leher abangnya.

"Gak mau hiks..Rain mau ikut.." ucap Raina dengan suara seraknya karena terlalu banyak menangis.

"Adek jangan nangis terus nanti tenggorokannya sakit." kini Edgar ikut membujuk adik kecilnya itu.

Raina StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang