57

1.7K 175 39
                                    

Hallo sahabat Raina
Sebelum membaca sempatkan menekan ⭐️ lalu 💬 tiap inline guna meninggalkan saran agar saya lebih bersemangat membuat cerita
.

.

Selamat membaca🌊

Manusia terlalu suka menyimpulkan hanya berdasarkan dengan apa yang mereka lihat, tanpa mendengar kebenaran lebih dulu -Renlard Dimitri-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia terlalu suka menyimpulkan hanya berdasarkan dengan apa yang mereka lihat, tanpa mendengar kebenaran lebih dulu
-Renlard Dimitri-

_________________________

"Kak, anterin Shir dong," pinta Shirley kala melihat kakaknya sedang memangku laptopnya.

"Kemana?"

"Aku mau cari buku 'Kebijakan Dalam Pengelolaan Karya Interior'," jelas Shirley dengan penekanan.

"Gue ganti baju dulu." Roy menutup laptopnya dan melesat menuju kamar. Tak lama pemuda tersebut sudah rapi dengan baju yang lebih rapi.

Sekitar 20 menit perjalanan, mereka sampai di salah satu pusat perbelanjaan. Keduanya berjalan beriringan layaknya sepasang kekasih. Padahal hanya kakak dan adik.

"Nah itu toko buku nya ketemu kak," tunjuk Shirley ke sebuah toko buku ternama. Roy mengikuti langkah adiknya kemana pun.

Mata gadis tersebut menyisir kearah rak berisikan tumpukan buku dengan label 'Interior Design'. Matanya terpaku dengan sebuah buku berjudul 'Berbagai Kebijakan Dalam Kelola Karya Interior'.

"Ini kak bagus!!!" pekik Shirley girang.

Roy memutar matanya malas, "Yaudah ambil,"

Dari kejauhan matanya menatap dua onggok manusia yang membuatnya mengepalkan tangan hingga buku jarinya memutih.

-----

Di mansion keluarga William, mereka menikmati sarapan paginya. Kecuali Raina yang masih bersandar di alam mimpinya.

Seorang pemuda memasuki kamar dengan langkah pelan dan mendudukkan dirinya di samping ranjang. Perlahan tangannya menyibak helaian rambut yang menutupi wajah ayu adiknya itu. Ingatannya menarik ke masa 4 tahun lalu dan membuatnya tersenyum kecil.

"Hai nama aku Raina, siapa nama kamu?" tanya gadis berkulit putih susu dengan mata mengerjap polos.

"Gue Dimitri," balas pemuda tersebut singkat, datar, dan dingin.

"Kamu kok cuek banget sih? Maaf ya kalau Raina ganggu," ucap gadis tersebut dengan bibir mengerucut.

Dimitri, teman sekelas Raina juga teman sekelompok semasa ospek. Semuanya sudah diatur dengan apik. Saat itu Dimitri menduduki bangku kuliah semester 4. Pemuda tersebut menahan diri agar tidak mencubit pipi merah dan chubby milik Raina.

Raina StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang