40

2.2K 244 62
                                    

Hallo sahabat Raina
Sebelum membaca sempatkan menekan ⭐️ lalu 💬 tiap inline guna meninggalkan saran agar saya lebih bersemangat membuat cerita
.

.

Selamat membaca🌊

Sekalipun banyak rintangan yang harus dilewati, langkah ini tak akan berhenti jika tujuan utama belum ditemukan -Irenia Kaelar-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekalipun banyak rintangan yang harus dilewati, langkah ini tak akan berhenti jika tujuan utama belum ditemukan
-Irenia Kaelar-

__________________________

Raina meremas dadanya yang terasa sakit. Bahkan tanpa terasa sedikit demi sedikit penglihatannya mulai kabur. Ia takut karena sedang tak bersama kakaknya. Ketakutannya saat tak dapat melihat wajah kakaknya lagi membuat ia harus menguatkan diri.

"To-long," lirihnya sebelum semuanya gelap dan semua dagangannya jatuh berserakan di tanah.

Tuhan
Jika ini akhirku
Biarkan aku dapat melihat dahulu wajah orang yang aku sayangi

-----

Edgar baru saja selesai dengan kegiatannya menjadi seorang kuli angkat di pasar Sukaraya. Kegiatan ini sudah sangat lama ia lakoni. Mungkin terhitung 10 bulan sejak ia dan Raina meninggalkan ibukota karena sudah tak memiliki siapapun disana.

Jatuh bangun sudah mereka berdua rasakan. Cuaca panas, dingin, dan hujan tak membuat mereka berdua menyerah. Bahkan ia tak menyangka adiknya sudah bisa mandiri. Ia bangga sebagai kakak.

Tanpa sadar Edgar memegang dadanya yang terasa sakit dan keringat yang tiba-tiba meluncur, "Ssshhhhh,"

"Kamu kenapa Edgar?" tanya Raden berlari menghampiri Edgar yang terlihat kesakitan.

Tadi Raden sedang meninjau persawahan milik keluarganya. Saat ditengah jalan ia bertemu dengan seseorang yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri hanya berdiam kaku. Dengan langkah yakin akhirnya Raden menghampiri Edgar di tepi sawah.

"Gak tau mas. Tiba-tiba sakit," keluh Edgar memegang dadanya.

Raden memapah Edgar ke saung untuk beristirahat sementara.

"Kamu minum dulu ini." titah Raden memberi sebotol air mineral.

"Makasih mas," ucap Edgar tulus.

Raden mengangguk seraya tersenyum

"Iyo, tadi anak Desa Sukaraya,"

"Udah dibawa ke balai desa,"

"Untung Bu Ayu lagi ditempat,"

Raina StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang