35

2.2K 254 58
                                    

Hallo sahabat Raina
Sebelum membaca sempatkan menekan ⭐️ lalu 💬 tiap inline guna meninggalkan saran agar saya lebih bersemangat membuat cerita
.

.

Selamat membaca🌊

Ikatan batin kita sangatlah kuat, sekalipun jarak kita jauh hati ini akan selalu menyebutkan namamu-Roysert Edgalen-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ikatan batin kita sangatlah kuat, sekalipun jarak kita jauh hati ini akan selalu menyebutkan namamu
-Roysert Edgalen-

_________________________

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, namun kedua orang berbeda gender itu masih terus bergelung di balik selimutnya. Bahkan matahari saja sudah bersinar terang.

Seorang pemuda mengerjapkan matanya. Yang ia rasakan pertama adalah, pusing.

Ia mencoba menggerakkan badannya namun terasa kaku. Gadis yang berada disebelahnya terbangun karena merasa terganggu dengan pergerakan berlebihan.

Gadis tersebut mulai mengerjapkan matanya. Setelah terbuka sempurna, ia melihat kearah kirinya. Matanya menyipit setelah merasakan sesuatu yang ganjil.

Tangan gadis itu diarahkan ke dahi pemuda itu.

Panas

Gadis itu segera mengambil air dan kain lap.

"Kakak bangun." panggil gadis tersebut dengan menepuk pelan pipi kakaknya.

Sang kakak hanya membuka sedikit matanya karena terasa berat.

"Pusing." lirih kakaknya dengan mata terpejam.

Gadis yang tak lain Raina itu mulai membasahi kain dan menempelkan di kening Edgar.

"Aku buat bubur dulu ya."

Setelah berpesan dengan kakaknya, Raina segera menuju dapur guna membuatkan teh hangat dan bubur.

Sekitar 30 menit semuanya selesai, Raina kembali ke kamar dan kembali membangunkan kakaknya.

"Duduk dulu." titah Raina membantu Edgar duduk bersandar di tembok.

Raina menyuapi Edgar yang masih setia memejamkan mata namun tidak tertidur. Edgar menelan bubur itu dengan susah payah karena tenggorokannya sakit.

"Cepet sembuh, Raina gak mau kakak sakit." lirih Raina sambil menyeka bubur yang tertinggal di sudut bibir kakaknya.

Sementara Edgar terus melirih dengan menggumamkan kata 'Sakit' yang membuat Raina semakin sedih. Setelah habis, Raina memberikan obat yang langsung ditenggak oleh kakaknya.

Raina StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang