12

3.5K 295 43
                                    

Hallo sahabat Raina
Sebelum membaca sempatkan menekan ⭐️ lalu 💬 tiap inline guna meninggalkan saran agar saya lebih bersemangat membuat cerita
.

.

Selamat membaca🌊

Tuhan, beri aku kesempatan agar dapat bertemu ayah dan bunda lagi -Raina Edeline-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuhan, beri aku kesempatan agar dapat bertemu ayah dan bunda lagi
-Raina Edeline-

_________________________

Seorang pemuda menatap bingung sekelilingnya. Hari sudah gelap karena waktu menunjukkan pukul 2 dinihari. Tapi orang yang berada disekitarnya justru santai tertidur.

"Ken bangun." suaranya yang cukup keras tak hanya membangunkan Ken, bahkan yang berada disana ikut terbangun.

"Lah, kita ada dimana?" Cheil yang sudah bangun menyadari sesuatu. "Kok kita pake baju ini? Siapa yang gantiin?" lanjutnya bertanya saat melihat baju yang ia dan temannya kenakan.

"Woi, kenapa gue pake pakaian gini njir. Kek mau ke sawah aja." sambar Hans saat menatap bajunya. Celana kain komprang dengan kaos lusuh dan kepala diikat menggunakan kain. Memang terlihat tampan, namun mengerikan karena mereka tak merasa berganti baju.

Raina menundukkan kepalanya dan terkejut saat melihat penampilannya. Dia menggunakan jarik khas seperti gadis desa.

"Oix, kok Rain pake gini." panggil Raina dengan menunduk.

Shirley terbahak-bahak melihat penampilan dirinya serta teman-temannya. "Astaga kita gak lagi kartinian ini, kenapa pada pake baju gini."

"Guys, jam 2.30 pagi. Kenapa bisa kita ada disini?" Geva yang menyadari sesuatu langsung bersuara.

"Tunggu, apa yang terjadi terakhir kali?" Oix mulai berbicara serius kepada semuanya.

Mereka nampak berpikir

Beberapa jam sebelumnya

"Ayo dilanjut lagi." Geva melanjutkan jalannya diikuti seluruh kelompok 3.

Oskar menatap sebuah papan di pohon bertuliskan 'Memoriam' dan dahinya mengernyit bingung. Namun ia memilih acuh dan melanjutkan jalannya.

"Tuh pohon kenapa dah pake ada tulisan memoriam segala, udah kayak lagi pelajaran Sejarah aja." gerutu Nando menatap aneh pohon tersebut.

"Mana Nan?" tanya Dimitri.

"Noh pohon depan." Nando menunjuk sebuah pohon besar di depannya.

Raina StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang