(PINDAH DREAME 👉 diaryyysenja)
SEBAGIAN CHAPTER DIHAPUS
(DISARANKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA PART PRIVATE)
TIDAK DI REVISI KARENA MAGER, JADI HARAP MAKLUM JIKA PADA PART AWAL DIALOG MASIH BERANTAKAN
"Kamu tidak boleh keluar rumah, Dek!" -Rafa...
Hallo sahabat Raina Sebelum membaca sempatkan menekan ⭐️ lalu 💬 tiap inline guna meninggalkan saran agar saya lebih bersemangat membuat cerita .
.
Selamat membaca🌊
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak punya pilihan, selain mengiyakan demi kebaikan bersama. -Malsyeana Adriani-
_________________________
Hm ternyata kalau gak dikasih warning, kalian cuma mau baca doang tanpa menyumbangkan suara ya:) Next 40 Vote + 40 komen....
Seminggu setelah pertemuan dengan keluarga Marco, sekarang Roy mengerti alasan dibalik pria tersebut menitipkan putrinya padanya.
3 hari setelah Marco kerumah, dia mendapatkan kabar dari papanya bahwa Marco dan Indah meninggal dunia karena turut menjadi korban kecelakaan pesawat.
Roy sendiri menjadi tidak tega jika harus meninggalkan Malsy disaat sudah tak mempunyai siapapun. Ia hanya berharap jika kelak bertemu dengan gadisnya, wanita tersebut mengerti kondisi dirinya.
Pagi ini Roy berada di fakultas dengan laptop bertengger di pangkuannya. Tugas yang menggunung membuatnya frustasi.
"Kak," suara seorang gadis membuatnya menghentikan sejenak aktivitas mengerjakan tugasnya.
"Kenapa?" tanya Roy datar.
Terlihat gadis tersebut menggigiti bibir bawahnya membuat Roy jengah, "Kalau gak ada yang diomongin, lo boleh pergi. Gue masih ngerjain tugas," komentar Roy malas.
"N-nanti mau temenin gue ke Cafe gak? Gue mau minta tolong tugas," ucap Malsy ragu.
Hening
Hening
Keheningan yang tercipta membuat Malsy menunduk, sudah pasti ia akan ditolak, "Kalau gak mau yau-"