12

3K 484 99
                                    

Juyeon tau kebiasaan Younghoon yang jarang sekali ikut sarapan. Pria itu hanya sarapan dengan seiris roti tawar yang di oles dengan selai dan mengandalkan secangkir susu sebagai pendamping.

Terutama saat Hyunjoon hadir melengkapi keluarga kecilnya. Younghoon jadi punya alasan untuk menghindari makan sesuap nasi di pagi hari dengan memberi argumen jikalau ia lebih suka menyuapi Hyunjoon yang masih belepotan saat makan.

Seperti sekarang, pria itu sedang menyibukkan diri dengan menyuapi Hyunjoon, sementara Juyeon sesekali menyuapi suaminya yang duduk di tengah-tengah dirinya dan sang anak.

Bocah itu kembali menelan suapan sang Ayah dengan susah payah, meskipun yang tertelan hanya sedikit sementara mulutnya masih menggembung karena Younghoon terlalu banyak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Mau disuapin Bunda juga!" Pekik Hyunjoon dengan wajah marahnya. Sepertinya bocah itu cemburu melihat Bunda-nya lebih perhatian kepada Younghoon.

Lantas, ia pun turun dari kursi makan yang didesain khusus setinggi mungkin agar Hyunjoon bisa melihat apa yang tersedia di atas meja. Kemudian, duduk di atas paha Juyeon yang hanya tersenyum melihat tingkah manja Hyunjoon kepadanya.

"Bunda suapin!" Pintanya sedikit dengan nada merengek.

"Tapi, mulut kamu masih penuh, sayang," Gumam Juyeon pelan seraya menekan pipi chubby Hyunjoon yang menggembung karena terlalu banyak nasi di dalamnya.

Melihat wajah sebal anaknya, Younghoon malah terpikir untuk semakin mengerjai Hyunjoon. Mengambil kesempatan ketika Juyeon lengah dengan tangan yang sedari tadi memegang sendok berisi nasi goreng yang rencananya akan ia suapkan kepadanya, Younghoon langsung menarik tangan yang lebih muda sehingga kedua entitas imut itu langsung menoleh dengan wajah polos mereka ke arah Younghoon yang tengah mengunyah nasinya.

Alih-alih sebal, Hyunjoon justru langsung menangis karenanya. Entah sejak kapan Hyunjoon jadi seposesif ini terhadap perhatian Juyeon, namun melihat Younghoon menggodanya seperti tadi membuat bocah itu merasa jikalau Younghoon tengah mengambil semua perhatian Juyeon darinya.

"Mas-ya ampun, gara-gara kamu, nih!" Kesal Juyeon yang langsung menggendong Hyunjoon dan menaruh kepalanya tepat di atas bahu miliknya.

Younghoon hanya tertawa pelan, pria itu lantas mengambil Hyunjoon dari gendongan Juyeon dan mendudukkannya di atas pahanya sendiri. "Maafin Papah ya, Hyunjoon jangan nangis lagi. Aduh, dek, ini gimana ya? Malah tambah kejer Hyunjoon nangisnya." Dia sendiri tidak tau cara membuat Hyunjoon berhenti menangis akibat ulahnya sendiri.

Juyeon bangun dari tempat duduknya. Pria itu beralih mengambil piring kotor yang ada di atas meja dan membawanya ke wastafel.

"Ulah kamu itu, aku nggak tau apa-apa," Sahut Juyeon yang diam-diam tertawa melihat suaminya yang nampaknya bingung memikirkan cara agar si kecil berhenti menangis.

Sehingga tiba-tiba bel berbunyi dari luar. Membuat perhatian ketiganya sepenuhnya teralihkan ke arah pintu masuk rumah mereka.

"Kayaknya Kevin udah dateng," Tukas Younghoon yang kini tengah berjalan menuju pintu.

"Kevin?" Ulang Juyeon yang tidak yakin akan apa alasan suaminya memanggil sang bawahan di hari liburnya.

Younghoon menoleh sekilas, pria itu masih menggendong Hyunjoon yang sudah berhenti menangis meskipun sesekali masih sesegukan. "Iya, dek. Kemaren ada yang ketinggalan, jadi aku suruh Kevin buat bawa pulang dulu. Janjinya, dia bakal nganterin berkas itu ke rumah hari ini."

Juyeon hanya mengangguk. Pria itu kembali melanjutkan aktivitas mencuci piringnya yang tadi sempat tertunda.

Sementara itu, Younghoon kini tengah berada tepat di depan pintu dan bersiap untuk membukanya. Pria itu menemukan sosok Kevin berdiri dengan pakaian santainya sembari menyodorkannya sebuah map yang ia yakini adalah sebuah berkas yang dimaksud.

"Maaf ya, gue ganggu."

"Nggak, kok. Masuk dulu, Vin—eh, lo nggak sendiri, ya?" Tanya Younghoon begitu menyadari ada sosok lain berada di balik punggung sahabatnya itu.

"Oh, iya. Gue tadi ketemu Kak Gyuri di jalan, jadi dia pengen nemenin gue juga katanya, ke rumah lo."

Gadis itu tersenyum melihat Atasannya yang kini ikut menatap ke arahnya. Dia senang Kevin memberi tau jikalau lelaki itu ingin pergi ke rumah bos mereka.

Setidaknya untuk kali ini Gyuri tau rumah dari bos tampannya ini.

.
[Tbc]
.

Aku bener-bener kehabisan ide :')

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang