21

2.8K 439 49
                                    

Semenjak Juyeon dinyatakan hamil, Younghoon semakin overprotektif kepadanya. Apapun yang Juyeon lakukan tidak boleh terlalu berat, bahkan untuk mengangkat galon sekalipun.

Semuanya punya alasan, karena Juyeon itu memang tidak seharusnya punya rahim, lelaki itu tidak boleh terlalu lelah atau mengalami guncangan baik secara fisik maupun mental. Sedikit saja ia merasa stress, maka akan berdampak buruk bagi kehamilannya.

Belum lagi hobi Younghoon yang suka sekali mengelus perut datarnya tanpa alasan. Walaupun memang Juyeon tidak keberatan, namun ia hanya merasa bingung dengan alasan apa Younghoon melakukan hal itu sementara janinnya baru berusia dua mingguan lebih.

Seperti sekarang contohnya. Dimana lelaki itu membolos kerja untuk satu hari hanya untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya demi merayakan kehamilan Juyeon. Ia benar-benar sangat bahagia mendapatkan kabar menggembirakan itu. Hal ini membuat Younghoon tidak lagi khawatir pasal Juyeon yang sering berkeluh kesah tentang dirinya yang tidak spesial.

Saat ini mereka sedang duduk di sofa ruang tamu. Sementara Hyunjoon sedang sibuk menonton Pororo dengan botol dot yang berada di dalam mulutnya, Younghoon saat ini tengah memeluk tubuh istrinya yang duduk di antara pahanya sembari mengelus perut datar istrinya dibalik sweater kebesaran miliknya.

Sesekali Juyeon tertawa lantaran merasa geli, meskipun fokusnya tetap ada pada Hyunjoon yang sepertinya hampir tertidur di atas karpet tebal. Terbukti dengan matanya yang kadang tertutup dan terbuka serta botol dot yang sudah jatuh dari mulutnya yang terbuka.

"Mas, minggir dulu," Suruh Juyeon sembari berupaya beranjak dari posisinya. Namun, alih-alih menurutinya, Younghoon malah mengeratkan pegangannya pada perut Juyeon. "Mau kemana emang?" Tanyanya penasaran.

"Mau mindahin Hyunjoon ke kamarnya." Younghoon membulatkan mulutnya. Kemudian melepaskan pelukannya pada perut Juyeon, namun setelah itu kembali menarik tangan Juyeon untuk duduk kembali. "Kamu diem aja di sini, biar Mas yang pindahin Hyunjoon."

Bahkan tanpa menunggu anggukan setuju dari Juyeon, Younghoon langsung beranjak dari tempatnya. Lantas mengangkat tubuh Hyunjoon dengan sangat pelan dan mulai membawanya pergi ke kamar bocah itu dengan menaiki tangga.

Juyeon mengehela nafas, bosan. Tangannya terulur untuk meraih remote tv yang berada tidak jauh dari tempatnya duduk. Akan tetapi, niatnya urung dilakukan ketika mendengar suara bel berbunyi dari arah luar rumahnya.

Rasa penasaran membuatnya bergerak mengampiri pintu. Tanpa berkata apa-apa ia langsung membuka pintu rumahnya dengan perlahan. Mata kucingnya berulang kali melirik ke arah tangga dan pintu secara berurutan. Sedikit bertanya-tanya akan siapa orang yang menemui keluarganya ketika hari sudah hampir menjelang siang seperti ini.

Begitu pintu terbuka, kedua bahunya mendadak turun, sosok yang berada didepannya ini sedang tersenyum ke arahnya. Namun, Juyeon justru menampakkan raut terkejutnya ke arah orang itu. Dia hanya tidak percaya akan apa yang sekarang ia lihat.

.
[Moira]
.

Younghoon meletakkan tubuh Hyunjoon dengan sangat pelan ke atas kasurnya. Kemudian, menarik selimut ke atas sehingga hampir menutupi keseluruhan tubuh si bayi kucing. Setelah dirasa sudah selesai, Younghoon lantas memberi kecupan singkat di dahi milik si kecil yang tengah tertidur.

Pria itu berjalan dengan sangat pelan menuju pintu, lalu menutup pintu tersebut. Begitu ia telah benar-benar keluar dari kamar Hyunjoon, Younghoon langsung berjalan turun dari tangga dengan sangat tidak sabaran.

Namun yang ia lihat di ruang tamu hanyalah layar tv yang menyala, namun yang menonton sama sekali tidak ada. Kedua matanya menyusuri sekitar, sehingga menemukan pintu yang terbuka membuatnya langsung berlari ke sana, akan tetapi Juyeon sama sekali tidak ada.

"Dek, kamu dimana?" Panggilnya setengah berteriak di area halamannya. Namun, nihil. Juyeon tidak ada disekitar sini.

Kemana sebenarnya istrinya itu pergi? Kira-kira begitulah yang saat ini Younghoon khawatirkan.

.
[Tbc]
.

The Stealer adalah era dimana momen BbangJu bertebaran (padahal dulu momennya seret aja udah bahagia bukan main). Makin sayang sama kapel ini, hsjsjs ಡ ͜ ʖ ಡ

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang