03

5.2K 688 129
                                    

Younghoon memamerkan senyum yang terpatri apik di wajah rupawannya begitu melihat sang istri tengah bermain dengan anak-anak yang ada di panti asuhan.

Mereka baru saja sampai beberapa menit yang lalu. Keduanya sempat singgah ke toko kue dan mainan sebelum datang ke tempat ini.

Salah seorang pengurus panti anak-anak lantas menghampiri Younghoon. Beliau menyapa dengan sangat lembut dan menggunakan kata-kata yang sopan kepada Younghoon yang padahal berusia jauh lebih muda dari wanita tersebut.

"Apa yang membawa kalian kesini, Tuan?" Tanya beliau ramah. Younghoon lantas membungkukkan badannya hormat, kemudian beralih memamerkan senyumannya kepada beliau.

"Saya Kim Younghoon, dan itu istri saya, Kim Juyeon. Kamu disini ingin mengadopsi salah seorang anak di panti ini." Sahut Younghoon tak kalah sopan.

"Oh, bagus! Silakan tuan, kami dengan senang hati akan mengurus surat perpindahan hak asuh kalian. Beritau saya jika kalian sudah menemukan bocah yang kalian pilih. Saya permisi sebentar." Pamit beliau. Younghoon mengangguk, lantas ikut membungkuk hormat kepada beliau begitu beliau juga melakukan hal yang sama kepadanya.

Dan sekarang, Younghoon kembali menatap Juyeon. Pria itu tidak lagi dikerumuni oleh bocah-bocah seperti tadi. Ia kini hanya berbicara dengan seorang bocah yang tengah berdiri dengan tangan yang memeluk boneka lusuhnya.

Younghoon bermaksud ingin menghampiri Juyeon. Pria itu ikut berjongkok disampingnya dan menatap langsung ke arah bocah yang tengah menundukkan kepalanya.

"Nama kamu siapa?" Tanya Juyeon dengan wajah tersenyumnya. "Kamu nggak usah takut, kami disini pengen ngasih hadiah ke kamu sama temen-temen kamu doang, kok. Kami nggak bermaksud jahat."

Hingga bocah itu mulai mengangkat kepalanya. Memberi tatapan polos khas bocah seperti dirinya. Entah mengapa Juyeon merasa jika bocah ini sedikit mengingatkannya kepada sosok suami yang berjongkok disebelahnya ini.

"H-Hyunjoon," Gumam bocah tersebut dengan nada gugupnya. Namun, sungguh Juyeon benar-benar merasa senang lantaran bocah itu sepertinya tidak takut lagi kepadanya.

"Kamu mau ikut kami ke rumah? Kakak bakal ngerawat kamu dan kakak janji nggak bakal sakitin kamu." Pinta Juyeon yang langsung dianggukan oleh si bocah tersebut.

Juyeon beralih menatap Younghoon, "Mas, aku pengen Hyunjoon!" Pekiknya sembari menggenggam erat lengan milik bocah tersebut.

Tidak mungkin Younghoon akan menolak permintaan istrinya. Terutama jika Juyeon memintanya dengan wajah memelas yang ia akui adalah kelemahan terbesarnya selama ini. Maka dari itu, Younghoon memutuskan untuk pamit dan mencari keberadaan si pemilik panti untuk meminta pengajuan hak asuh terhadap Hyunjoon.

.
[Moira]
.

Juyeon duduk di kursi sebelah kemudi sembari memangku Hyunjoon yang mereka ketahui baru berusia 3 tahun. Seperti biasa, Younghoon yang akan mengemudikan mobil. Sementara istrinya itu nampak ceria sekali dan mengobrol banyak hal dengan Hyunjoon.

"Kita mampir ke mall ya, sekalian beliin Hyunjoon baju sama beli pasokan makanan di kulkas." Ucap Younghoon seraya mengelus kepala Juyeon dan Hyunjoon secara bergiliran.

"Hyunjoon sekarang bisa panggil kakak, papah. Dan yang lagi mangku kamu itu panggil aja bunda." Usul Younghoon sembari terkekeh geli. Terutama saat Juyeon nampak sekali terkejut mendengar ucapannya tadi.

"A-apasih, mas!"

"Papah!" Hyunjoon yang tadinya menatap Younghoon berangsur menatap Juyeon dengan senyum manisnya. "Bunda!" Pekiknya antusias.

"Hyunjoon kalau ketawa mirip kamu, dek." Juyeon mengedipkan matanya. Younghoon ada benarnya, jika tertawa Hyunjoon juga akan membentuk lintasan bintang sabit di matanya. Sama sepertinya.

"Hyunjoon juga mirip kamu lho, mas. Putih pucet terus lucu aja aku liatnya." Juyeon lantas ikut tertawa melihat Hyunjoon yang sepertinya tidak mengerti akan obrolan kedua orang tua barunya.

Younghoon kembali mengalihkan fokusnya pada jalan didepannya. Setidaknya bebannya berkurang lantaran Juyeon mungkin sudah melupakan masalah anak untuk sementara waktu.

.
[Tbc]
.

[Tbc]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang